KRONOLOGI PENGHUNIAN SITUS CERUK UATTAMDI

C. KRONOLOGI PENGHUNIAN SITUS CERUK UATTAMDI

Berdasarkan pada pengamatan distribusi data arkeologi secara vertikal pada Situs Uattamdi, terdapat dua karakter tinggalan data arkeologi yang berkaitan dengan jenis-jenis aktivitas manusia yang berbeda, sehingga mengindikasikan dua masa penghunian yang berbeda. Oleh karena itu, harus diperhatikan pula keterkaitan antara berbagai jenis data arkeologi dengan pertanggalannya. Berdasarkan pada hal tersebut, maka dapat diintepretasikan bahwa pada situs tersebut terdapat dua fase budaya, yaitu:

1. Fase I dengan data arkeologi berupa: Beliung, pahat, serpih dan tatal, alat tulang, berbagai jenis alat kerang, aksesoris

kerang, batu masak vulkanik, gerabah slip merah dengan temper koral, cangkang kerang dan tulang binatang (babi, anjing dan kuskus). Pertanggalan 30 - 2300 BP.

2. Fase II dengan data arkeologi berupa: Manik-manik kaca, gerabah hias gores dengan temper kuarsa (non koral), fragmen

tembaga/perunggu, mata uang Cina, fragmen besi, fragmen tempayan kubur, dan fragmen tulang manusia. Pertanggalan 2000 BP - 1000 BP.

Layer dan Beliung persegi

Pertanggalan C14 spit

Alat kerang

Besi Fraghmen Tulang

dan Tatal

A 0-5 2 A 5-10

1 1 3 A 10-15

A 15-20

9 Mata uang Cina

A 20-25

928-695 B 0-5

7 Mata uang Cina

1175-988 B 5-10

1879-1715 B 10-15

B 15-20

550-0 (?) C 0-5

1 beliung, 1 tatal 1 1 15 C 5-10

13 C 10-15

2 1 Serut, pisau

2 3 2860-2378 C 15-20

1 tatal

2 Pisau

3 C 20-25

6 2 Kail, 2 cowry 2

3 1 Pisau, cowry 5

3 C 30-35

C 25-30 1 tatal

4 Serut

2 tatal 2 3 D 0-5

2973-2798 D 5-10

1 beliung

3 cowry

1 beliung, 1 tatal 1 2 D 10-15

725-512 (?) D 15-20

1 beliung, 1 tatal

2 2 cowry

3342-2971 E pre-hunian

1 tatal

1 1 Beliung kerang

3364-3179

Tabel 3.3: Distribusi Deposit Budaya Secara Vertikal Di Situs Ceruk Uattamdi, Pulau Kayoa

Sumber: Peter Bellwood, Goenadi Nitihaminoto, Gunadi, Agus Waluyo, Geoffrey Irwin, (2000), dengan perubahan bahasa

Fase Pertanggalan Jenis Temuan

(BP)

a bcdefghi jklmn

Tabel 3.4. Kronologi budaya Situs Ceruk Uattamdi

Keterangan: a : beliung yang diupam b : serpih dan tatal c : lancipan tulang d : gelang dan manik-manik kerang e : alat kerang f : batu masak vulkanik g : tulang binatang dan cangkang kerang h : gerabah slip merah, temper koral

i : gerabah gores, temper non koral j

: manik-manik kaca k

: fragmen perunggu/tembaga dan dua koin Cina l

: fragmen besi m

: fragmen tempayan kubur n

: fragmen tulang manusia

Berdasarkan pada konteks dan data arkeologi yang dihasilkan pada lapisan

C dan D, maka dapat diperkirakan bahwa pada masa penghunian fase I, situs Uattamdi dipergunakan sebagai tempat hunian. Istilah hunian ini mengacu pada arti tempat tinggal, dengan berbagai aktivitasnya yang bersifat profan, seperti berlindung, mengolah makanan dan bukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sakral. Hal tersebut terlihat dari jenis-jenis artefaknya yang lebih mencerminkan sebagai peralatan hidup sehari-hari. Di lain pihak pada masa penghunian fase II, diperkirakan Situs Uattamdi mengalami peralihan fungsi sebagai tempat penguburan dan tidak dipergunakan sebagai tempat hunian. Intepretasi ini didasarkan pada konteks data arkeologi yang dihasilkan dari fase C dan D, maka dapat diperkirakan bahwa pada masa penghunian fase I, situs Uattamdi dipergunakan sebagai tempat hunian. Istilah hunian ini mengacu pada arti tempat tinggal, dengan berbagai aktivitasnya yang bersifat profan, seperti berlindung, mengolah makanan dan bukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sakral. Hal tersebut terlihat dari jenis-jenis artefaknya yang lebih mencerminkan sebagai peralatan hidup sehari-hari. Di lain pihak pada masa penghunian fase II, diperkirakan Situs Uattamdi mengalami peralihan fungsi sebagai tempat penguburan dan tidak dipergunakan sebagai tempat hunian. Intepretasi ini didasarkan pada konteks data arkeologi yang dihasilkan dari fase

Berdasarkan data lapisan stratigrafi, dapat diketahui bahwa Fase I (lapisan

C dan D) berada di bawah lapisan B yang merupakan pasir pantai koral. Kelihatannya pasir pantai tersebut tertimbun di dalam ceruk karena ombak pasang atau faktor lainnya. Berdasarkan sebarannya secara vertikal, pada lapisan B fragmen gerabah yang ditemukan sangat banyak pada bagian atas dan dasar lapisan tersebut (lapisan B spit 1 dan 4). Gerabah pada lapisan B4 diindikasikan bagian dari lapisan C, sedangkan gerabah pada lapisan B1 diperkirakan memiliki

hubungan dengan aktivitas penguburan tempayan dari lapisan A. 46 Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa antara Fase I dan II terdapat sebuah

lapisan perantara ketika situs tersebut ditinggalkan, yaitu lapisan B dengan komposisi pasir koral dan pumis. 47 Perbedaan fungsi situs dan data arkeologi

yang dihasilkan pada kedua fase tersebut memunculkan hipotesis bahwa, situs tersebut dimanfaatkan oleh dua komunitas budaya yang berbeda pada tiap masa penghuniannya.

Berdasarkan distribusi data arkeologi secara vertikal, dapat diketahui bahwa penghunian Fase I situs Uattamdi dilakukan oleh manusia pendukungnya secara berkesinambungan, walaupun pada masa penghuniannya pernah terjadi peristiwa runtuhnya atap ceruk tersebut. Pada Fase II, situs tersebut pernah terjadi

46 Peter Bellwood, The Earthenware pottery from the North Moluccan Excavation, (tidak dipublikasikan, b), hlm. 7.

47 Lihat pembahasan stratigrafi lapisan B.

aktivitas penguburan tempayan, walaupun demikian tidak pernah terjadi penggalian lubang yang besar dan dalam, sehingga tidak terjadi kerusakan yang

berarti pada situs tersebut. 48 Kemungkinan besar tempayan kubur diletakkan dalam lubang dangkal yang digali pada bagian atas lapisan B. Kemudian setelah

tempayan kubur tersebut rusak atau pecah, fragmen-fragmennya ditemukan dari mulai bagian atas lapisan B dan di seluruh lapisan A. Munculnya beberapa manik- manik monokrom pada lapisan C kemungkinan besar disebabkan oleh proses intrusi ke bawah dari lapisan di atasnya. Selain itu, sebuah lancipan tulang yang ikut ditemukan pada lapisan B kemungkinan disebabkan oleh keteradukan pada saat aktivitas penguburan tempayan dari Fase II.

Data arkeologi yang paling signifikan untuk mengetahui manusia pendukung suatu budaya adalah tulang manusia. Pada Situs ceruk Uattamdi data tersebut hanya ditemukan pada Fase II, sedangkan pada Fase I tidak ditemukan tulang manusia. Fragmen tulang yang ditemukan tersebut adalah beberapa potongan tulang ditemukan pada lapisan B dan sebuah tempurung kepala yang terkubur terbalik pada sebuah lubang yang dangkal. Walaupun tulang manusia ditemukan pada Fase II, karena sifat datanya yang sangat fragmentaris, sampai saat ini belum dapat diketahui jenis ras manusia pendukung budaya pada Fase II. Pada Fase I, karakteristik tinggalan Situs Uattamdi yang bercampur antara unsur budaya Austronesia dan Non-Austronesia pada satu lapisan budaya, menimbulkan permasalahan yang kompleks bagi rekonstruksi kronologi situs tersebut. Pada Fase I data arkeologi yang mengindikasikan unsur budaya Non-Austronesia

48 Peter Bellwood, op.cit., (tidak dipublikasikan, a), hlm. 4.

adalah artefak tulang, sisa cangkang kerang, translokasi hewan, cara pengolahan makanan, dan pola pemukiman. Di lain pihak, data arkeologi yang mengindikasikan unsur budaya Austronesia adalah beliung, gerabah dan domestikasi anjing dan babi.