Sebab Hak Milik

2. Sebab Hak Milik

lain. Prinsip rasional ini yang menjadi sumber hukum. 3). Ko-eksistensi etis berdasakan kewajiban.

Selanjutnya dapat dikemukakan sebab-sebab seseorang mempu- Dalam keadaan ini manusia lain dipandang lebih tinggi daripada

nyai hak milik menurut Hukum Islam, dapat diperoleh dengan cara: aku. Prinsip rasional ini yang menjadi sumber moral hidup

1) . Disebabkan Ihra zul mubaltat (memiliki benda yang boleh manusia.

dimiliki) Baranglbenda yang dapat dijadikan sebagai objek kepemilikan

adalah bukan benda yang menjadi hak orang lain dan bukan pula benda dimana ada larangan hukum agama untuk diambil

sebagai hak milik. Diantaranya dengan: berburu, membuka ta- 4). Attawalludu minal mamluk (beranak pinak) nah baru yang belum ada pemiliknya, air di sungai, pengusa-

Segala yang lahir/terjadi dari benda yang dimi liki merupakan haan barang tambang (rikaz) dan hart a rampasan perang .

hak bagi pemilik barang atau benda tersebut , m isal: a nak bina- 2). Disebabkan al -Uqud (akad)

tang - yang lah ir dari induknya, susu lembu y ang k eluar dari Pengertian akad atau perikatan dalam lapangan hukum harta

seekor lembu .

kekayaan adalah suatu hubungan hukum (mengenai kekayaan harta benda) antara dua orang yang memberi hak pada yang satu untuk menuntut sarang sesuatu dari yang lainnya, sedangkan

3. Prinsip Kepemilikan

orang yang lainnya ini diwajibkan memenuhi tuntutan itu (Soe- Pemilikan pribadi dalam pandangan Islam tidak bersi fat m utlak bekti, 1996: 122-123) . Adapun klasifikasi perbuatan hukum

(absolute). Dalam berbagai ketentuan , Islam m elakukan pembat asan tersebut adalah:

terhadap pengelolaan dan pemanfaatan ha rta benda mil ikny a. Ada

a . Perbuatan sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan beberapa prinsip dasar mengenai kepemilikan t erhadap h arta be nda , oleh satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban

seperti dikemukakan oleh Sayyid Quthb be rikut i ni : pada pihak yang lainnya, misal: pembuatan surat wasiat, dan

1). Pada hakikatnya ind ividu hanyalah wakil masyar akat pemberian hadiah (hibah).

Prinsip i ni menekankan bahwa s esungguhnya individu (p ribadi)

b. Perbuatan hukum dua pihak, yaitu perbuatan hukum yang hanya merupakan wakil masyarakat yan g dis erahi aman ah , dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak-hak dan

yaitu mengurus dan memegang harta benda . Sesun gguhnya kewajiban-kewajiban bagi kedua belah pihak secara timbal

keseluruhan harta benda tersebut secara umum ad alah h ak milik balik , misal: jual beli, sewa menyewa , perjanjian kerja dan

ma syarakat. Sedangk an y ang menjadi pemil ik mutlak d ari harta lain sebagainya.

benda terse but adalah Allah. Hal ini didasa rkan p ada finnan 3). Disebabkan al-Khalafiyah (pewarisan)

Allah:

Yaitu seseorang memperoleh hak milik disebabkan karena "Beritnanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkah- menempati temp at orang lain (Suhrawardi, 2004: 11). Lahimya

kanlah s ebagian dari hartamu yang Allah t elah m enjadikan hak milik ini dapat dikelompokkan menjadi dua:

kamu m enguasainya ". (QS. AI-Hadid :7).

a. Khalafiyah syakhsyan syakhsy, sering juga diistilahkan Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilikan pribadi atas dengan irts, yaitu ahli waris menempati tempat si pewaris

sesuatu harta benda dalam pandangan Islam sebenamya hanya meliputi kepemilikan segala harta yang ditinggalkan oleh

bersifat "pemilikan hak pembelanjaan dan pemanfaatan b elaka. pewaris terse but.

Dengan demiki an , apapun bentuk k epemilikan pribadi (yang

b. khalafiyah syai'an syaiin, sering dinamakan juga dengan diperoleh berdasarkan usaha-usaha yang tidak menyimpang dari tadlmin atau ta'wild atau menjamin kerugian . Maksudnya

syariat Islam) akan didapati hak masyarakat. Dalam bahasa apabila seseorang melakukan sesuatu perbuatan yang meru-

sederhana dapat dikemukak an b ahwa hak kepemilikan pribadi gikan orang lain, maka orang tersebut diwajibkan untuk

dalam Islam mempunyai dimensi fungsi sosial. mengganti kerugian tersebut. Barang ganti kerugian (diyatl

2). Harta benda tidak boleh hany a b erada di tangan pribadi (seke- iwald, dan arsyul jinayat) menjadi sepenuhnya milik dari

lompok) anggota masyarakat.

yang menenma . Prinsip ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan dan ke-

stabilan dalam masyarakat. Karena seperti kita keta hui bahwa

b ahayakan keutuhan dan per satu an masy arakat. kepemilikan hanya pada satu orang atau kelompok anggota ma -

c. L arangan pemb eku an ha rta

syarakat (monopoli) memberikan dampak yang dapa t merugi- P emb ekuan hart a di s ini ma ksudnya a dalah mem bia rkan harta kan masyarakat. Ketidakbolehan penumpukan harta ini didasar-

a tau bend a m iliknya terla ntar, tidak b erman faat, dan t idak p ro- kan pada finnan Allah: duktif. P adahal di sisi lain j ika baran g t ersebut d ikuasai oleh ... supaya

itu jangan hanya beredar di antara orang-

o rang la in, maka sangat mungkin u ntuk di manfaatkan bagi orang yang kaya saja d iantara kamu ... " (QS . AI-Hasyr: 7).

u saha-usaha produktif y ang berman faat bagi o ran g te rse but Oa lam konteks kekinian, hal tersebut yang diambi l ilustrasi

m aupun masyarak at secara lu as.

bahwa sikap mental oligopoli, monopoli, kartel dan yang sejenis dengannnya merupakan s ikap mental pengingkaran nura ni

kemanusiaan dan jelas-jelas menyimpang dari atura n Is lam (Suhrawardi, 2000: 7) .

Walaupun di dalam syariat Islam diakui adanya hak -hak yang bersifat perorangan terhadap suatu benda, bukan berarti atas sesuatu benda yang dimilikinya tersebut sesorang dapat berbuat sewenang- wenang . Adanya hak masyarakat yang me lekat terhadap hak mi lik yang diperoleh seseorang, dibuktikan dengan kctentuan sebagai berikut (Suhrawardi, 2004: 12-14):

a . Larangan menimbun barang Dalam ketentuan syariat Islam seseorang pemilik harta tidak diperbolehkan unt uk menimbun barang dengan maksud agar harga barang tcrsebut naik, kemudian penirnbun a kan menj ual barang pad a harga yang tinggi tersebut. Larangan tersebut

tercermin dari hadis yang d iriwayatkan oleh Ab u Oaud, At- Tirmidzi dan Muslim d ari Mu'ammar bahwa N ab i SAW

bersabda, "siapa yang tne lak ukan penitnbunan, ia dianggap

b ersalah. "

b . Larangan memanfaatka nh arta untuk hal-hal yang m ernbahaya- kan masyarakat Pengertian membahayaka n di sini adalah hal-hal yang yang

dapat mengakibatka n ba haya atau kerusakan bagi masyarakat,

baik fisik maupun non-fisik seperti membahayakan k eh idupan beragama, membahayakan akal pikiran manusia ma upun mem-

Filsafat politik mencari pilihan berdasarkan rasio, disini terdapat hubungan antara sifat dan hakikat dari kehidupan politik di dunia fana.

b. Teori politik sistematis (syst ematic BABIX political theory)

Teori ini menjelaskan realisasi dari

dan nilai-nilai ke

POLITIK HUKUM

dalam suatu program politik.

c . Idiologi politik (political ideology)

Merupakan himpunan nilai-nilai , ide , norma-norma , keper - Kegiatan politik adalah k egiatan yang bertujuan untuk merebut

cayaan, keyakinan yang dimiliki orang atau sekelompok dan memperoleh kekuasaan , karena dengan kekuasaan dianggap

orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya atas sua tu seseorang atau kelompok masyarakat akan mempunyai akses yang

problema politik. Contoh beberapa ideologi seperti Marxis- besar untuk ikut merumuskan dan menetapkan kebijakan publik yang

me-Leninisme, Liberalisme.

menguntungkan dirinya atau kelompoknya . Bahkan kekuasaan politik

2. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan dianggap sebagai kekuatan nyata untuk mengatur kehidupan masyara-

fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma atau kat dalam berbagai aspeknya , karena tanpa kekuasaan politik, penga -

nilai (noli valutionali, bersifat deskriptif dan komparatif . ruh seseorang atau kelornpok tidak akan efektif dalam kehidupan masyarakat (Asy'arie , 1999 : 107).

Al-Farabi menyatakan bahwa ilmu politik dan etika merupakan Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena

pcrluasaan atau perkembangan metafisika atau sebagai manifestasinya yang bersifat politik , yang baha sannya meliputi : (a) tujuan dari kegiat-

yang tertinggi yaitu teologi, politik pemerintahan merupakan jelmaan an politik, (b) cara-cara mencapai tujuan itu, (c) kemungkinan -

dari gambaran nyata kondisi ideal. la menyebut tatanan itu sebagai al- kemungkinan dan kebutuhan- kebutuhan yang ditimbulkan oleh situa-

Madinah al-Fadilali, suatu kondisi masyarakat ideal yang bersumber si politik tertentu, dan (d) kewajiban yang ditimbulkan oleh tujuan

dari ide-ide Yang Sempuma atau Wujud Azali (AI-Farabi, 1959: 109- politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik mencakup

a ntara lain masyarakat, kelas sosial, negara , kekuasaan, kedaulatan,

hak dan kewajiban, kemerdekaan, lernbaga-lernba ga negara, perubah-

an sosial, p embangunan politik, modemisasi dan sebagainya.

A. NEGARA SEBAGAI SUMBER HUKUM

Menurut Thomas P. Jenkin dalam

Study ofPolitical Th eory

dibedakan dua macam teori politik yaitu: Hukum berkaitan dengan manusia sebagai manusia. Manusia

1. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang menentukan memenuhi tugasnya di dunia ini dengan menciptakan suatu aturan norma-norma politik. Karena adanya unsur norma-norma dan

hidup bersama yang baik, yaitu secara rasional dan moral, dengan nilai maka teori-teori ini dinamakan volutional (mengandung

bcrtumpu pada hak-hak manusia. Namun pada kenyataannya hukum nilai). Yang termasuk golongan ini antara lain filsafat politik ,

diciptakan oleh negara. Hal ini sekurang-kurangnya berlaku bagi teori politik sistematis idiologi dan sebagainya. Teori-teori yang

hukum sebagaimana dibentuk pada zaman modem ini. Hukum diang- valuational dapat dibagi dalam tiga golongan:

gap sungguh-sungguh hukum, bila sah, yaitu bila dikukuhkan oleh

a. Filsafat politik (political philosophy)

negara .

Ke ny ataan ini men imbulkan keyakinan bahwa terdapat dua

2 . Ter bentuknya Nega ra

ti ngkat bag i berlakunya hukum . Pada tingkat pertama, hukum berad a sebagai t untutan ras ional d an m oral. S elanjutnya pada tingkatan kedua

Terbentuknya negara dapat terjadi karena proklamasi kemerde- huk um berl aku se cara yuridis bila disahkan oleh Lembaga ya ng

kaan negara, perjanjian intemasional, atau karena adanya pl ebisit

b erwenang/ma syarakat, dimana hukum berlaku secara yuridis . (1stanto,1994: 22). Proklamasi kemerdekaan berarti pemyataan sepi - hak dari s uatu bangsa bahwa dirinya melepaskan diri dari kekuasaan

negara lain dan mengambi l penentuan nasibnya ditangan sendiri.

1. Pen gertian Neg ara

Dengan adanya prok lamasi berarti suatu masyarakat membentuk orga- P asal 1 k onvensi M ont evideo 1963 mengenai hak-hak dan

nisasi kekuasaan berupa pemerintahan yang berdau lat. Dengan prokla- kewajiban-k ewajiban n egara -y ang ditandatangani oleh Am erika

masi juga berarti s uatu masyarakat menerapkan sis tem hukurnnya S eri kat dan beb erapa n egara-n egara Amerika latin- mengemukak an

sendiri, menata s istem pemerintahannya sendiri untuk mencapai karak teristik-karakt eristik p ok ok dari suatu negara:

tujuan negara sesuai falsafah yang dianutnya.

"N egara s ebaga i s ubjek hukum in ternasional harus mern iliki sy arat-syarat b erikut: ( a) Ra kyatSubjek t ctap , (b) Wilayah tertentu , ( c)

3. Unsur Nega ra

P emerimtah, d an (d ) K emampu an melakukan hubunga n-hubun gan

a. Wilayah /Daerah Negara

d engan n egara la in" . Wilayah negara terdiri atas daratan dan lautan. Yang

Konven si Mont evideo di ata s tidak m enj ela skan tentang p eng er- dimaks ud dengan wi layah daratan negara adalah bagian dunia

yang kering yang merupakan bagian dari benua atau pulau yang l iki oleh negara. Dari b erba gai k on sep si y ang ada mengenai p en gerti -

t ian negara t etapi l ebih m erupakan p en etap an syarat yang haru s d imi-

mencakup juga wilayah perairan daratan seperti danau dan

sungai. Luas wilayah daratan suatu negara dapat terjadi karena wewenang ( auth ority ) y ang m eng atu r atau m engendalikan peso alan-

a n negara dapat di simpulkan bahw a negar a m erupakan suatu a lat a ta u

ditentukan sendiri secara sepihak oleh negara itu sendiri, pe rsoalan ber sama dar i m asyarakat. S eh ing ga seperti Hans K elsen

ditentukan dalam perjanjian internasional, ditentukan kebiasaan m isalnya m end efinisikan n egara s ebagai kesatuan ketentuan hukum

dimasa lampau atau ditentukan oleh perkembangan setelah y ang mengikat s ekelompok individu yang hidup dalam w ilayah

terbentuknya negara tersebut (lstanto , 1994: 22). Yang dimaksud tert entu. Dengan demikian K elsen menyamakan anta ra n egara dengan

de ngan wi layah laut negara ada lah massa air di dunia yang

m engelilingi daratan beserta tanah yang ada di bawa hnya. Bagi teori ini merupakan s uatu penyingkatan dari k eempat karakt eristik

hukum. Dengan anali sis yan g l ebih m endalam akan t ampak bahwa

negara p ant ai dan negara kep ula uan yang wi layah daratannya

b erbatasan d engan l aut mem iliki previlige yaitu menguasai dari suatu pemerintahan s ebagai suatu un sur k etatanegaraan (Starke,

negara d i atas karena a danya s istem hukum m erup akan persyaratan

w ilayah l autan tcrsebut.

1989: 127), karena seperti yang dikatakan ol eh J ohn Locke : "Su atu p emerintahan tanpa hukum a dalah suatu misteri dalam

b. Rakya tN egara

politik , yang sulit untuk dibayangkan s ecara manusiawi dan tidak konsisten dengan masyarakat manusia ".

Kiranya pe rlu dibedakan antara penduduk dan warga negara, karena sa tu sama lain memiliki hubungan hukum yang

berbeda. Yang dinamakan penduduk adalah semua orang yang

4. Bentuk Negara

dalam waktu tertentu berada dalam wilayah negara, baik warga Dalam Ilmu Negara pengertian tentang bentuk negara sejak negara maupun orang asing. Mereka tunduk pada hukum negara

dulu kala dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk Indonesia . Bagi mereka pada prinsipnya berlaku semua hukum

menentukan suatu negara berbentuk monarki atau republik banyak yang berlaku dengan beberapa pengecualian bagi yang bukan

ukuran yang dipakai. Jellineck memakai kriteria bagaimana caranya warga negara yaitu misalnya mereka tidak mempunyai hak

kehendak negara dinyatakan. Jika kehendak negara ditentukan oleh suara dalam pemilu, tidak berhak menduduki jabatan tertentu,

satu orang saja maka bentuk negara itu adalah monarki. Jika kehendak mereka yang mempunyai kekuatan diplomatik bebas dari

negara ditentukan oleh banyak orang dalam suatu majelis, maka pungutan pajak dan bea. Bagi warga negara dimanapun ia ber-

bentuk negaranya adalah republik. Sedangkan Leon Ouguit menggu- ada tunduk pada kekuasaan dan hukum negara.

nakan kriteria bagaimana caranya kepala negara itu diangkat. Jika

seorang kepala negara berdasarkan hak waris atau keturunan, maka

c. Pemerintah bentuk negaranya disebut monarki. Tetapi jika kepala negaranya Menurut Prins Pemerintah dalam arti luas adalah suatu

dipilih melaui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan tertentu, organisasi kekuasaan yang mempunyai wilayah tertentu dan

adalah republik.

berdaulat atas sejumlah orang tertentu sebagai warga negara. Sedangkan dalam arti sempit adalah lembaga yang ada dalam suatu negara yang memiliki kekuasaan melaksanakan setiap

5. Susunan Negara

peraturan yang dibuat oleh kembaga legislatif. Istilah susunan ditujukan untuk menentukan apakah negara itu merupakan negara kesatuan, federasi atau konfederasi. Jellineck mem-

d. Kedaulatan bedakan negara federasi dan negara konfederasi pad a letak kedau- Jean Bodin mengatakan bahwa kedaulatan adalah ke-

latannya. Pada negara konfederasi kedaulatan terletak pada negara- kuasaan tertinggi untuk membuat hukum dalam suatu negara

negara bagiannya. Sedangkan pada negara federasi kedaulatan ada yang bersifat tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat dibagi-bagi .

pad a keseluruhannya yaitu pada negara federasi itu sendiri. Alat Sedangkan CF. Strong membagi pengertian kedaulatan menjadi

pengukur lain untuk membedakan negara federasi dan konfederasi pengertian intern dan pengertian ekstern . Sebagai pengertian

adalah sejauh mana pemerintah pusat dapat secara langsung mempe- intern kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menen-

ngaruhi rakyat dari negara-negara bagian melalui peraturan-peraturan tukan serta melaksanakan hukum terhadap semua orang dan

yang dikeluarkannya. Oalam negara federasi, pemerintah pusat dapat semua golongan yang terdapat dalam lingkungan kekuasaannya.

mempergunakan wewenangnya secara Iangsung terhadap setiap warga Sedangkan sebagai . pengeli ian ekstern, kedaulatan merupakan

negara dalam ncgara-negara bagiannya, sedangkan wewenang ini kekuasaan tertinggi yang tidak diturunkan dari kekuasaan lain

tidak terdapat pad a negara konfederasi (Kusnardi & Ibrahim, 1976: yang mengandung konsekwensi bahwa tidak ada campur tangan

negara lain dalam menentukan hukumnya sendiri. Selanjutnya antara negara federal dan negara kesatuan dapat ditunjukkan perbedaannya sebagai berikut:

a. Pada negara federal negara-negara bagian mempunyai wewe-

nang untuk membuat UUD -nya sendiri (Pouvoir Constituant) Si fat negara merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dirni- dan dapat m enentukan bentuk organisasinya masing-masing

likinya, diantaranya:

dalam batas-batas yang tidak bertentangan dengan konstitusi I). Sifat memaksa , ditujukan untuk menciptakan ketertiban dalam negara federal. Pada negara kesatuan daerah daerah tidak dapat

masyarakat, dapat berupa penggunaan kekuasaan secara fisik membuat UUD sendiri, dalam hal ini organisasi kekuasannya

secara legal. Dalam suatu negara yang demokratis hal ini dite- telah ditentukan oleh pembuat undang -undang dipusat.

kan seminimal mungkin.

b. Dalam negara feder asi wewenang pembuat undang-undang 2). Sifat monopoli , yang bertujuan untuk menetapkan tujuan bersa- pemerintah federasi ditentukan secara terperinci sedangkan

ma dari masyarakat. Sikap mencakup semua (all-encompassing,

all embracing), dalam setiap kebijakan-kebijakan negara berla- power atau r eserved power). Sebaliknya dalam n egara kesatuan,

wewenang lainny a ada pada negara-negara bagian iresidu

ku merata bagi setiap orang tanpa kecuali . wewenang secara terperinci terdapat pada daerah-daerah dan

r esidu pow emya ada pada pemerintah pusat (Kranenburg , 1939) .

Dari sini muncul adanya politik hukum suatu negara t ertentu, yang berada di tangan pemerintah . S ehingga negara merupakan sumber hukum . Kedaulatan dalam arti yuridis ada pada negara.

Masyarakat merupakan kelompok manusia yang saling berhu- Kedaulatan negara sebagai sumber hukum tidak mutlak. Negara harus bungan dan menempati suatu wilayah . Untuk melindungi kepen-

tunduk pada aturan yang dikehendaki Tuhan , yakni aturan yang adil. tingannya dan menghindari terjadinya kebebasan tanpa batas maka

manusia membentuk suatu asosiasi yang bertujuan untuk mernudah- kan memperoleh kebutuhannya dan membatasi kompetisi . Negara

B. HUKUM DAN KEKUASAAN

adalah asosiasi yang lahir untuk memenuhi kebutuhan politik warga negara .

Kekuasaan m erupakan kemampuan seseorang atau kelompok N egara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara

orang untuk mempengaruhi orang atau kelompok lain sehingga sesuai adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk meng-

dengan keinginan orang yang mempunyai kekuasaan tersebut. atur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan

Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Secara umum negara

umum (pemerintah) baik terbentuknya , maupun akibat-akibatnya mempunyai dua tugas yaitu:

sesuai dengan keinginan pemilik kekuasaan. Kekuasaan politik bagian

I. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang a- dari kekuasaan sosial y ang ditujukan kepada negara sebagai satu- sosial, yakni bertentangan satu sarna lain, s upaya tidak menjadi

satunya in stitusi yang berkuasa. Dalam penggunaan kekuasaan harus antagonisme yang membahayakan.

ada penguasa dan sarana kekuasaan agar penggunaan kekuasaan itu

2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan

berjalan dengan baik.

golongan ke arah tercapainya tujuan dari masyarakat secara Ossip K.Flechtheim membedakan kekuasaan politik atas: keseluruhan .

1. Bagian dari kekuasaan sosial yang khususnya terwujud dalam negara (kekuasaan negara atau state power), seperti lembaga pemerintahan.

2 . Bagian dari kekuasaan sosial yang ditujukan kepada negara, masyarakat. Gejala hukum dapat terI ihat dalam kehidupan manusia seperti partai politik , lembaga-Iembaga sosial yang mempenga-

sehari -hari , baik dalam kehidupan manusia secara individu maupun ruhi jal annya kekuasaan Negara.

s eear a sosial. Jumlah g ej ala hukum itu sangatlah banyak , sehingga kadang-kadang tidak kita sadar i keberadaannya. Setiap waktu kita

Hukum berasal dari negara , dan yang berkuasa dalam suatu dikuasai ' oleh hukum , se j ak manusia l ah ir sampai sesudah mati. n egara adalah pemerintah. Pemerintah melalui politiknya menetapkan

Hubungan manu sia dengan manusia lainnya dalam p er gaulan s ehari- hukum. Apakah ada hubungan antara hukum dan kekuasaan? Ada dua

hari ju ga tidak lep as da ri peraturan -peraturan yang menyebabk an ada- pandangan untuk menjawab hal ini:

nya keh idupan yang baik dan teratur. Peraturan-peraturan itu rneru - 1 . Hukum tidak sama dengan kekuasaan. Hal ini didasarkan pada

pakan peraturan yang " mengej awantah" dalam kehidupan manusia dua alasan:

s ehari-hari. Mungkin ada peratu ran yang sudah berlaku sejak jaman a. I -Iukum kehilangan artinya jika disamakan dengan k ekuasa-

dahulu , namun mungkin pula ada peraturan baru yang sesuai dengan an karena hukum bermaksud meneiptakan suatu masyarakat

keadaan , waktu dan t empat. Dapat s aja peraturan itu berb eda antar yang adil. Tujuan ini hanya tereapai jika pemerintah juga

s atu bangsa d engan ban gs a yang lain. Dengan demikian dapat dikata- adil dan tidak semena -mena dengan kekuasaannya .

kan bahwa hukum berlaku di s e luru h dunia dan dapat dikatakan b. I -Iukum tidak hanya m embatasi kebebasan individual terha-

sebagai g ej ala yang b er sifat univ ersal. Namun secara nyata , gejala dap keb ebasan individual yang lain, melainkan juga kebe-

hukum dapat kita lihat dalam undang-undang , ketetapan-ketetapan , basan (wewenang) dari yang berkuasa dalam negara.

dan juga kontrak perjanjian . G ejala hukum inilah yang dipclajari 2. Hukum tidak melawan pemerintah negara, sebaliknya membu-

dalam ilmu hukum , yan g jika dilihat dari sudut ilmu pengetahuan tuhkannya g una mengatur hidup bersama . Yang dilawan adalah

m erupakan bagian dari kebudaya an (A sdi , 199 8: 3-4). k esewenang-wenangan individual. Hal ini didasarkan pada dua

Setiap ban gsa m empunyai k ebudayaannya sendiri-sendiri, maka alasan :

ed a antara ban gsa sa tu dengan bangsa yang lainnya. a. Dalam masyarakat yang lua s, konflik hanya dapat diatasi

hukum pun berb

M enurut von Savigny (Theo Huijber s, 1990 : 114) , hukum adalah oleh entitas yang berada di atas kepentingan individu -indivi-

pemyataan jiwa bangsa - Volks geist karena pada dasamya hukum du , yaitu pemerintah.

tidak dibu at ol eh manusia , tetapi tumbuh dalam masyarakat , yang

b. Keamanan dalam hidup bersama hanya terjarnin bila ada lahir , berkembang dan lenyap dalam sejarah. Dengan demikian hukum pemerintah sebagai petugas tertib negara .

berkembang pula dalam sejarah . Dalam pembentukan hukum perIu pula diperhatikan eita-eita ban gsa dan nilai-nilai yang terdapat dalam bangsa tersebut.

c. HUKUM DAN MASYARAKAT

Meskipun, hukum m erupakan bagian k ebudayaan suatu bangsa , oleh sebab itu tiap-tiap bangsa memiliki hukum masing-masing me-

Apabila kita berbieara mengenai hukum , maka akan terpikirkan lalui proses sejarah dan kebud ayaannya, namun terdapat suatu univer- oleh kita suatu proses pengadilan, ada hakim, jaksa, penuntut , dan

salitas juga dalam tata hukum -tata hukum yang berlaku di dunia . pengaeara , yang semuanya meneoba untuk menyelesaikan suatu per-

Karenanya p erlu dibedakan antara 'politik hukum' yang menyangkut kara agar terpenuhi suatu keadilan. Akan tetapi hukum bukan hanya di

makna dan jiwa sebuah tata hukum , dan 'teknik hukum' yang dalam pengadilan saja , melainkan hukum itu ada juga di ' dalam

menyangkut eara membentuk hukum (Huijbers , 1988 : 118-121).

Hukum dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu bangsa politik yang semata -mata ditujukan untuk merebut dan memperoleh dalam perkembangannya dipelajari secara empiris dalam antropologi

kekuasaan, kawan dan lawan politik ditentukan sepenuhnya oleh hukum. Disini hukum dipandang berkaitan dengan nilai-nilai budaya ,

kepentingan -kepentingan poIi tik semata sehingga tidak ada lawan dan norrna -norma sosial dan lembaga-Iembaga sosial , sccara khusus dalam

kawan abadi, yang a da ad alah k epentingan abadi , yaitu kepentingan masyarakat sederhana atau primitif .

kekuasaan . Sedangk an dalam pol itik m oral, kekuas aan bukan merupa- Masyarakat tidak hanya ditandai oleh kebudayaannya sebagai

kan tujuan akhir , t etapi alat p erjuan gan dari cita- cit a moral dan ciri khasnya , melainkan juga oleh situasi sosial ekonominya yang

kemanusiaan.

aktual. Oleh sebab itu perhatian pemerintah dan para sarjana hukum Ada beb crapa tujuan poIitik hukum yang diuraikan ol eh para tidak dibatasi pada nilai-nilai kebudayaan yang bersigat spiritual,

sarjana, yaitu:

me lainkan lebih-Iebih diarahkan pada kebutuhan-kebutuhan masyara-

a. Menjamin keadilan dalam masyarak at.

kat yang bersifat material. Pemcrintah mengatur kehidupan masyara- Tugas utama pemerintah suatu Negara ialah m ewujudkan kat secara hukum atas dasar s ituasi sosial-ekonomis konkret yang

keadilan social (iustitia sociali s) y ang dulu disebut keadilan distri - tertentu.

butive (iustitia di stributive). Undang -undang di sebut adil yaitu un- I1mu yang mempelajari hukum dalam hubungan dengan situasi

dang-undang yan g mengatur sed emikan rupa kehidupan manusia masyarakat, dalam konteks ma syarakat modem adalah sosiologi hu-

dimana untung dan beban dibagi sec ara pantas. Undang-undang yang kum. Tujuan sosiologi hukum ber sifat praktis, dimana yang dimaksud

tidak adil adaIah yang melanggar h ak-hak manusia atau mcngunggul- adalah bahwa undang-undang yang dibentuk sungguh-sungguh cocok

kan kepentingan saIah satu kelompok saja .

dengan kebutuhan-kebutuhan dan cita-cita suatu masyarakat tertentu .

b. Menciptakan k etentraman hidup dengan memelihara kepastian

hukum.

D. TUJUAN POLITIK HUKUM

Kepastian hukum berarti bahwa dalam Negara tcrs ebut undang- undang sungguh b erlaku sebagai hukum, dan bahwa putusan-putusan Secara urnum dalam sistcm politik t erdapat empat variabel

hakim bersifat konstan sesuai dengan undang -undang yang berlaku. yaitu:

1 . Kekuasaan - sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan

c. Menangani k epentingan-kepentingan yang nyata dalam kehidupan antara lain membagi sumber-sumber di antara k elompok-kelom-

bersama secara konkret.

pok dalam masyarakat. Kepentingan t ers ebut nampak dalam cita -cita masyarakat secara

2. Kepentingan - tujuan yang dikejar oleh pelaku atau kelompok kolektif. Pemerintah kemudian m enetapkan undang-undang untuk poIitik.

mendukung dan m engembangkan cita -cita ter sebut.

3. Kebijaksanaan - hasil dari interaksi antara kekuasaan dan Tujuan mana yang h arus diprioritaskan antara keadilan, kepas- kepentingan, biasanya dalam bentuk perundang-undangan.

tian hukum atau nilai -nilai khusus? Menurut Huijbers yang harus

4. Budaya politik - orientasi subyektif dari individu terhadap diutamakan adalah keadilan , yaitu pemeliharaan hak-hak yang berkait- sistem politik.

an dengan tiap -tiap manusia s ebagai pribadi. Karena hak-hak azasi Musa Asy 'ari (1999: 107) membedakan politik menjadi dua,

tidak jatuh dibawah wewenan g pemerintah dan tidak pemah dapat politik kekuasan dan politik moral. Politik kekuasaan adalah tindakan

diserahkan kepada orang lain. N egara didirikan atas dasar hak-hak itu

sebagai azas-azas segala hukum. Sesud ah k eadilan baru kepastian

hukum, lalu salah satu nilai khusus dapat dipilh s ebagai tujuan poltik hukum, sesuai dengan cita-cita dan k ebutuhan-kebutuhan bangsa

(Huijbers , 1995: 120).