4 Pembangunan Ekonomi Daerah Teori Migrasi Todaro

Itu berarti sebelum ada keputusan untuk bermigrasi para calon migran harus mempertimbangkan kemungkinan dan resiko menganggur dalam jangka waktu yang cukup lama. Apabila para calon migran memperkirakan bahwa nilai – nilai kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan tetap relatif rendah pada periode awal, bobot kemungkinan tersebut diharapkan akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan semakin kuasnya hubungan atau koneksinya, sehingga tetap rasional baginya untuk bermigrasi meskipun penghasilannya yang diharapkan pada periode awal mungkin lebih rendah daripada pendapatan yang diperolehnya di pedesaan. Dengan demikian, migrasi dari desa ke kota bukanlah suatu proses positif yang menyamakan tingkat upah di perkotaan dan di desa, melainkan kekuatan yang menyeimbangkan jumlah pendapatan yang diharapkan di desa dan di kota.

2. 4 Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi suatu wilayah merupakan perihal yang menjadi tujuan perekonomian di sutu wilayah. Pembangunan ekonomi ini biasanya tercermin melalui proses yang multi dimensional seperti terjadinya peningkatan pendapatan per kapita dalam jangka panjang, pengelolaan sumber – sumber yang ada seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat, melalui peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas hidup serta standar hidup. Chenery dan Syrquin 1975 menyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pertumbuhan ekonomi atau proses peningkatan pendapatan perkapita yang disertai dengan proses transformasi dari suatu perekonomian yang dominan sektor industri, terutama industri manufaktur dan sektor jasa. Gerald Meier juga menyatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana pendapatan per kapita penduduk suatu negara secara riil cenderung naik secara terus menerus dalam jangka panjang, dengan syarat utama jumlah penduduk yang berada dalam garis kemiskinan absolut tidak bertambah dan distribusi pendapatan tidak menjadi timpang. Pembangunan ekonomi yang terjadi hendaknya tidak hanya melihat hanya sebatas dari peningkatan pendapatan perkapita dan transformasi struktur ekonomi yang terjadi tetapi hendaknya melihat kualitas pembangunan ekonomi yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia IPM. Menurut Sadono Sukirno 1996 : 33 pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki pengertian yang berbeda yaitu pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang, dimana pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Pembangunan ekonomi menurut Adam Smith adalah suatu proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi Suryana, 200 :55 . Pembangunan ekonomi di suatu negara biasanya tidak terlepas pada keberadaan perekonomian perekonomian di setiap daerah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi – institusi baru, pembangunan industri – industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar – pasar baru, alih ilmu pengetahuan dan pengembangan perusahaan – perusahaan baru, diman kesemuanya ini merupakan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat di daerah Arsyad, 1999: 108 – 109 . Sukirno 2000 juga mengemukakan pendapatnya tentang pembangunan ekonomi daerah yakni: 1. Sebagai pembangunan negara ditinjau dari sudut ruang atau wilayahnya dan dalam konteks ini istilah yang paling tepat digunakan adalah pembangunan wilayah. 2. Strategi pembangunan daerah dimaksudkan sebagai suatu langkah untuk melengkapai strategi makro dan sektoral dari pembangunan nasional. Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan – kebijakan pembangunan yang berdasarkan sektor potensi suatu daerah. Hal ini mengarahkan pada suatu daerah tersebut kedalam proses pembagunan untuk menciptakan kesempatan baru dan merangsang kegiatan ekonomi. Perbedaan kondisi daerah membawa implikasi bahwa corak pembangunan yang diterapkan di setiap daerah, belum tentu memberi manfaat yang sama bagi daerah yang lain Munir, 2000 . Pemerintah daerah harus mampu untuk menentukan kebijakan yang tepat unutk mendorong pembangunan ekonomi di suatu daerah. Pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan mengggunakan sumber daya yang ada harus menafsirkan potensi sumber daya yang diperlukan unutk merancang dan membangun perekonomian daerah Lincolin Arsyad, 1999 . Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, dan pertanggung jawabanya dilakukan oleh daerah. Hal ini menimbulkan hak otonom yang dimiliki oleh setiap daerah. Hak otonom dapat terlaksana melalui adanya perencanaan yang matang di setiap daerah. Perencanaan wilayah merupakan satu – satunya jalan yang terbuka untuk menaikkan pendapatan perkapita, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesempatan kerja Jhingan, 2000. Dalam melaksanankan perencanaan, setiap daerah berhak untuk menentukan langkah – langkah dalam pembangunan daerahnya. Program pembangunan daerah yang ada harus tetap berpedoman pada pembangunan di pemerintahan pusat. Perencanaan pembangunan daerah tersebut merupakan pembangunan berkesinambungan dari pembangunan di wilayah pusat. Otonomi yang dilakukan pemerintah daerah seringkalai tidak menghasilkan hasil yang efektif. Perencanaan yang tidak matang, organisasi yang tidak efisien, kurangnya informasi mengenai keunggulan dan potensi di suatu daerah sering kali menjadi penyebabnya.

2.5 Teori Perubahan Struktur Ekonomi