IPM Indeks Pembangunan Manusia j j

2.8 IPM Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan suatu indikator yang digunakan untuk Mengklasifikasikan kategori suatu negara baik negara maju, berkembang, atau terbelakang. Menurut United Nations Development UNDP dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga indikator komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata – rata suatu negara dalam pembangunan manusia, yaitu lama hidup yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir; pendidikan yang diukur berdasarkan rata – rata lama bersekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; standar hidup yang diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Peningkatan IPM suatu daerah negara bisa dilihat sebagai input proses produksi, pemberdayaan manusia serta kualitas hidup manusia itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang tinggi antara IPM dan faktor – faktor sosial serta ekonomi. IPM dapat dijadikan acuan bagi kesejahtraan dan kehidupan masyarakat yang ada di suatu daerah. Menurut BPS, BAPPENAS, dan UNDP Indonesia 2001 IPM itu merupakan angka rata – rata sederhana dari ketiga komponen yakni umur harapan hidup, tingkat pendidikan dan standar hidup layak. IPM dapat dicari dengan mengunakan rumus: IPM = 13 Index X 1 + Index X 2 + Index X 3 dimana : X 1 X = lamanya hidup, 2 X = tingkat pendidikan 3 Dan jika diberlakukan pada daerah, maka: = tingkat kehidupan layak Index X

i,j

=X

i,j

– X i – min } { X i-max – X i-min dimana : } X

i,j

X = indikator ke i dari daerah j i – min X = nilai minimum dari Xi i – max = nilai maksimum dari Xi Tabel 2.1 Nilai Maksimum dan Minimum dari setiap Komponen IPM Komponen IPM Maksimum Minimum Keterangan Angka harapan hidup 85 25 Standar UNDP Angka melek hidup 100 Standar UNDP Rata-rata lama sekolah 15 UNDP mengunakan PDB riil disesuaikan Daya beli 737,720 300.000 1996 a 360.000 b 1999,2002 Keterangan : a Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 b Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru.

2.9 Kerangka Konseptual