2.6.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku
Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku merupakan gambaran niali tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada
setiap tahunnya. PDRB yang masih mengandung unsur inflasi biasanya dinamakan PDRB atas dasar harga berlaku. Produk domestik bruto atas dasar
harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai tambah bruto atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit – unit produksi dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun yang dinilai dengan tahun yang bersangkutan. Nilai tambah bruto mengggambarkan perubahan volume produksi yang dihasilkan dan tingkat
perubahan harga dari masing – masing kegiatan subsektor dan sektor. Sehinggga nilai produksi bruto atau output dapat dkaji sebagai berikut:
a. Sektor primer yang diperoleh dari alam secara langsung yakni, pertanian,
pertambangan, dan penggalian. Harga produsen dan kuantum produksi produksi merupakan standar yang sering digunakan.
b. Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air
minum, dan sektor bangunan. Nilai produksi bruto atau output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian anatar kuantum produksi denagn harga
masing – masing komoditi pada tahun yang bersangkutan dengan tidak melepaskan produksi jasa sebagai pelengkapnya.
c. Sektor jasa meliputi sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan
dan komunkasi, bank dan LKBB, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa – jasa.
2.6.2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga konstan
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan merupakan pengembangan PDRB yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume
produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Pengaruh perubahan harga telah dilakukan dengan cara menilai
dengan harga satu tahun tertentu. Nilai atas dasar harga konstan dapat mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas
dasar harga pada tahun dasar. Nilai suatu dasar konstan diperoleh dengan cara perhitungan nilai tambah yang dibagi atas 4 bagian yakni:
1. Revaluasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antar atas dasar harga konstan. Revaluasi dilakukan dengan cara
menilai produksi dan biaya antara masing – masing tahun dengan harga tahun dasar. Kenyataannya sangat sulit untuk melakukan revaluasi
terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, disamping itu data harga yang tersedia tidak dapat
memenuhi semua keperluan tersebut. Biaya antara atas harga konstan diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing –
masing tahun dengan biaya antara output terhadap tahun dasar. 2.
Ekstrapolasi Merupakan nilai tambah masing – masing tahun dasar atas dasar harga
konstan dapat diperoleh dengan cara mengkalikan nilai tambah pada tahun
dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ektra polator dapat merupakan indeks dari dari masing – masing produksi yang dihasilkan
atau merupakan indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan faktor lain yang diangggap cocok dengan
jenis kegiatan subsektor dan sektor. 3.
Deflasi Merupakan niali tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara
membagi nilai tambah atas dasar harga konstan masing – masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator
biasanya merupakan indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen IHK.
4. Deflasi Berganda
Merupakan output dan biaya antaranya, yang dideflasikan, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi
tersebut. Indeks harga digunakan sebagai deflator untuk menghitung output atas dasar harga konstan adalah indeksharga konsumen dan indeks
harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan deflator untuk biaya anatara adalah indeks harga dari komponen input
terbesar.
2.7 Ketenagakerjaan