Reaksi Bid ask Spread atas Publikasi Pengumuman Stock Repurchase
1. Reaksi Bid ask Spread atas Publikasi Pengumuman Stock Repurchase
Bid ask spread diartikan sebagai perbedaan antara harga yang diminta untuk membeli (bid price) dengan harga yang ditawarkan untuk menjual (ask price) dalam perdagangan saham di bursa. Dalam penelitian bid-ask spread terkait dengan alat ukur untuk mengukur informasi tidak simetris (asymmetric information) antara dealer dan investor.
Besarnya bid ask spread ditentukan dengan adanya tiga jenis cost (inventory holding cost, order processing, dan information cost) yang ditanggung oleh seorang dealer. Asymmetric information berhubungan dengan adanya information cost yang kemungkinan ditanggung oleh dealer terkait dengan ketidak seimbangan informasi yang beredar di bursa, Glosten and Harris (1988) yang dikutip oleh Mariana (2005).
Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan uji one sampel t test menemukan bahwa terdapat reaksi bid ask spread secara harian disekitar pengumuman stock repurchase. Bid ask spread yang bereaksi terdapat pada periode t-20, t-19, t-18, t-17, t-16, t-15, t-14, t-13, t-
12, t-11, t-10, t-9, t-5, t-4, t-3, dan t-1 untuk periode sebelum pengumuman stock repurchase . Sedangkan, periode sesudah pengumuman stock repurchase terdapat pada t+3, t+4, t+5, t+17, t+18, t+19, dan t+20. Pengujian juga dilakukan untuk rata-rata bid-ask spread dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows perid. Hasil dari analisis tersebut memperkuat keyakinan bahwa secara rata-rata memang terdapat reaksi bid ask spread disekitar publikasi stock repurchase. Temuan ini konsisten 12, t-11, t-10, t-9, t-5, t-4, t-3, dan t-1 untuk periode sebelum pengumuman stock repurchase . Sedangkan, periode sesudah pengumuman stock repurchase terdapat pada t+3, t+4, t+5, t+17, t+18, t+19, dan t+20. Pengujian juga dilakukan untuk rata-rata bid-ask spread dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows perid. Hasil dari analisis tersebut memperkuat keyakinan bahwa secara rata-rata memang terdapat reaksi bid ask spread disekitar publikasi stock repurchase. Temuan ini konsisten
Pada tabel 4.2 analisis deskriptif bid ask spread di atas dapat diketahui bahwa rata-rata bid ask spread selama dua puluh hari sebelum pengumuman sebesar 0,013181, dan rata-rata bid ask spread selama dua puluh hari sesudah pengumuman sebesar 0,007024. Dengan demikian memang benar adanya penurunan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase sebesar 0,006157 atau 30,47%. Penurunan spread kecenderungan dengan adanya informasi yang terserap dengan baik dan merata di bursa atas adanya pengumuman stock repurchase yang selanjutnya akan menurunkan adverse selection risk yang dihadapi dealer sehingga memotivasi dealer untuk menurunkan spread (Hartono; 2002: 111) dalam Fitriyastuti (2006). Penurunan bid ask spread ini akan meningkatkan volume perdagangan saham sehingga likuiditas saham akan mengalami kenaikan.
Perilaku dan gambaran bid-ask spread selama windows period pengumuman stock repurchase di tahun 2001-2009 dipaparkan pada gambar 4.1 berikut ini.
Bid-Ask Spread
t + + t + t t + + t t + -0,010000 -0,015000 -0,020000
ttt
Periode
Gambar 4.1 Pergerakan Rata-Rata Bid-Ask Spread Sampel Selama Windows
Period Pengumuman Stock Repurchase Tahun 2001-2009
Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji paried sampel t test terhadap rata-rata bid ask spread harian sebelum dengan rata- rata bid ask spread harian sesudah pengumuman stock repurchase selama periode peristiwa. Dari pengujian ditemukan bahwa terdapat kecenderungan perbedaan yang signifikan dibeberapa periode peristiwa yaitu pada periode pada periode t-13 & t+13, t-10 & t+10, serta t-1 & t+1. Sedangkan pada pengujian rata-rata bid-ask spread dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows perid, memang benar ditemukan adanya perbedaan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase .
Hasil dari paried sampel t test diketahui secara statistik terdapat perbedaan yang singnifikan menunjukkan adanya bahwa dealer bereaksi Hasil dari paried sampel t test diketahui secara statistik terdapat perbedaan yang singnifikan menunjukkan adanya bahwa dealer bereaksi
0,01925 dari hari-hari sebelumnya, peningkatan ini diduga karena dealer ingin melindungi dirinya dari kerugian akibat infomasi tentang pengumuman stock repurchase ketika dealer bertransaksi dengan information trader , sehingga dealer menanggung information cost yang ada dengan menaikkan spread. Dengan adanya peningkatan spread tersebut maka resiko juga akan semakin besar dan dari keadaan tersebut akan mengakibatkan penurunan volume perdagangan sehingga likuiditas akan turun. Hal ini konsisten dengan yang dikemukakan Stoll (1978), Howe dan Lin (1992) dalam penelitian Marina (2005) bahwa adanya distribusi informasi yang tidak merata, salah satunya tentang pengumuman stock repurchase , akan mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi bagi dealer dan partisipan lainya di pasar modal yang tercermin pada tingginya spread yang merupakan cost information yang harus ditanggungnya. Semakin tinggi tingkat asimeti informasi, maka semakin tinggi pula tingkat aktivitas spread di bursa.
Setelah perusahaan memberikan informasi kepada pasar melalui pengumuman publik, arus informasi tersebut akan diterima oleh seluruh pelaku pasar baik investor maupun dealer. Hal tersebut berakibat terjadinya penurunan setelah hari pengumuman, rata-rata bid-ask spread sesudah pengumuman mengalami penurunan. Hal ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Stoll (1978), Howe & Lin (1992) dalam Setelah perusahaan memberikan informasi kepada pasar melalui pengumuman publik, arus informasi tersebut akan diterima oleh seluruh pelaku pasar baik investor maupun dealer. Hal tersebut berakibat terjadinya penurunan setelah hari pengumuman, rata-rata bid-ask spread sesudah pengumuman mengalami penurunan. Hal ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Stoll (1978), Howe & Lin (1992) dalam