Reaksi Abnormal Return atas Publikasi Pengumuman Stock Repurchase

3. Reaksi Abnormal Return atas Publikasi Pengumuman Stock Repurchase

Abnormal return merupakan kelebihan return dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (ekspektasi) yang diharapkan investor.

Abnormal return dapat digunakan untuk menganalisis apakah suatu peristiwa tertentu mempunyai kandungan infomasi atau tidak dan juga untuk mengukur menguji pasar melalui pengamatan pergerakan saham di Abnormal return dapat digunakan untuk menganalisis apakah suatu peristiwa tertentu mempunyai kandungan infomasi atau tidak dan juga untuk mengukur menguji pasar melalui pengamatan pergerakan saham di

Hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan uji one sampel t test menemukan bahwa abnormal return secara harian bereaksi pada beberapa periode yaitu t-13 dan t-3 untuk periode sebelum pengumuman stock repurchase. Sedangkan, periode sesudah pengumuman stock repurchase terdapat pada t+11, t+14, t+17, dan t+18. Temuan ini mendukung pendapat Comment dan Jerrel (1991) yang menemukan reaksi abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman stock repurchase, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengumuman stock repurchase secara statistik terbukti mengandung informasi karena memberikan abnormal return yang signifikan dan juga memberikan bukti bahwa pasar modal di Indonesia merupakan efisien bentuk setengah kuat karena investor kemungkinan masih dapat memperoleh abnormal return dengan adanya ketimpangan informasi dikalangan investor. Tetapi, dalam pengujian yang dilakukan untuk rata-rata abnormal return dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows perid tidak ditemukan adanya rata-rata abnormal return yang signifikan disekitar tanggal publikasi stock repurchase. Hal ini disebabkan kerena adanya tingkat signifikansi positif dan negatif rata-rata abnormal return harian secara random yang menjelaskan bahwa informasi atau berita yang diterima investor berubah-ubah, dimana pasar pada periode tertentu menganggap penggumuman stock repurchase sebagai Hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan uji one sampel t test menemukan bahwa abnormal return secara harian bereaksi pada beberapa periode yaitu t-13 dan t-3 untuk periode sebelum pengumuman stock repurchase. Sedangkan, periode sesudah pengumuman stock repurchase terdapat pada t+11, t+14, t+17, dan t+18. Temuan ini mendukung pendapat Comment dan Jerrel (1991) yang menemukan reaksi abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman stock repurchase, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengumuman stock repurchase secara statistik terbukti mengandung informasi karena memberikan abnormal return yang signifikan dan juga memberikan bukti bahwa pasar modal di Indonesia merupakan efisien bentuk setengah kuat karena investor kemungkinan masih dapat memperoleh abnormal return dengan adanya ketimpangan informasi dikalangan investor. Tetapi, dalam pengujian yang dilakukan untuk rata-rata abnormal return dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows perid tidak ditemukan adanya rata-rata abnormal return yang signifikan disekitar tanggal publikasi stock repurchase. Hal ini disebabkan kerena adanya tingkat signifikansi positif dan negatif rata-rata abnormal return harian secara random yang menjelaskan bahwa informasi atau berita yang diterima investor berubah-ubah, dimana pasar pada periode tertentu menganggap penggumuman stock repurchase sebagai

Tidak adanya rata-rata abnormal return yang signifikan secara statistik di BEI selama windows period pengumuman stock repurchase tersebut disebabkan karena munculnya efek saling menghilangkan yang terjadi pada perhitungan abnormal return harian saham, dimana pada satu periode harian ditemukan abnormal return positif, dan pada periode lain ditemukan abnormal return negatif.

Pengumuman stock repurchase untuk beberapa perusahaan dipandang oleh para investor akan memberikan gambaran prospek yang positif terhadap kegiatan investasi pada saham perusahaan-perusahaan tersebut, sedangkan beberapa perusahaan lain, pengumuman stock repurchase telah memberikan gambaran investasi saham yang kurang menguntungkan. Dengan adanya dua pandangan yang berlawanan tersebut, maka pada rentang pengamatan yang sama, akan dihasilkan dua kelompok nilai abnormal return dari berbagai saham yang ada di pasar modal. Pada satu kelompok saham, akan didapat abnormal return yang positif, dan pada kelompok saham yang lain akan didapat abnormal return yang negatif. Kedua macam abnormal return tersebut, apabila dihitung rata-ratannya secara keseluruhan akan menimbulkan efek yang saling Pengumuman stock repurchase untuk beberapa perusahaan dipandang oleh para investor akan memberikan gambaran prospek yang positif terhadap kegiatan investasi pada saham perusahaan-perusahaan tersebut, sedangkan beberapa perusahaan lain, pengumuman stock repurchase telah memberikan gambaran investasi saham yang kurang menguntungkan. Dengan adanya dua pandangan yang berlawanan tersebut, maka pada rentang pengamatan yang sama, akan dihasilkan dua kelompok nilai abnormal return dari berbagai saham yang ada di pasar modal. Pada satu kelompok saham, akan didapat abnormal return yang positif, dan pada kelompok saham yang lain akan didapat abnormal return yang negatif. Kedua macam abnormal return tersebut, apabila dihitung rata-ratannya secara keseluruhan akan menimbulkan efek yang saling

Selanjutnya, bila dilihat pada tabel 4.4 analisis deskriptif abnormal return di atas dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return selama windows periode berfluktuasi baik itu sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase .

Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman bernilai negatif. Abnormal return yang diperoleh investor sebelum pengumuman dengan abnormal return sesudah pengumuman mengalami kenaikan negatif sebesar -0,000484 atau sebesar 66,73%. Dimana abnormal return sebelum pengumuman sebesar -0,000121 dan rata-rata abnormal return sesudah pengumuman sebesar -0,000604. Hal ini menunjukan bahwa stock repurchase memberikan signal yang negatif ke bursa. Temuan ini mendukung temuan Kristianti (2006), yang menemukan adanya abnormal return yang negatif sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pasar modal Indonesia kemungkinan lebih menyukai pendistribusian free cash flownya dengan cash deviden dibandingkan dengan program stock repurchase ini. Dimana investor masih memandang bahwa perusahaan yang membayarkan deviden mempunyai earning yang lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan yang melakukan stock repurchase .

Perilaku dan gambaran abnormal return selama windows period pengumuman stock repurchase di tahun 2001-2009 dipaparkan pada gambar 4.2 berikut ini.

Abnormal Return

e a 0,000000

+ 4 6 8 0 2 4 6 8 -0,005000 0

1 t + t + 1 + 1 1 1 t 2 t + t + t + -0,010000

-0,015000 -0,020000 -0,025000

Periode

Gambar 4.3 Pergerakan Rata-Rata Abnormal Return Sampel Selama Windows

Period Pengumuman Stock Repurchase Tahun 2001-2009

Hasil pengujian hipotesis keenam dengan menggunakan uji paried sampel t test terhadap rata-rata abnormal return harian sebelum dengan rata-rata abnormal return harian sesudah pengumuman stock repurchase selama periode peristiwa. Dari pengujian ditemukan bahwa terdapat kecenderungan perbedaan yang signifikan dibeberapa periode peristiwa yaitu pada periode t-13, t-3, t+11, t+14, t+17, dan t+18. Hal ini memperkuat temuan bahwa pengumuman stock repurchase memiliki kandungan infiomasi atau sinyal tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di atas keputusan yang Hasil pengujian hipotesis keenam dengan menggunakan uji paried sampel t test terhadap rata-rata abnormal return harian sebelum dengan rata-rata abnormal return harian sesudah pengumuman stock repurchase selama periode peristiwa. Dari pengujian ditemukan bahwa terdapat kecenderungan perbedaan yang signifikan dibeberapa periode peristiwa yaitu pada periode t-13, t-3, t+11, t+14, t+17, dan t+18. Hal ini memperkuat temuan bahwa pengumuman stock repurchase memiliki kandungan infiomasi atau sinyal tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di atas keputusan yang

Pada pengujian rata-rata abnormal return dua puluh hari sebelum dan sesudah dalam windows period tidak ditemukan adanya perbedaan reaksi abnormal return yang signifikan pada periode peristiwa. Hal ini terjadi karena kecenderungan rata-rata abnormal return bereaksi pada periode-periode tertentu secara tidak merata dalam windows period yang diamati. Tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return ini ada kencerungan juga disebabkan adanya sentiment dengan negatif pasar yang disebabkan kondisi pasar saat itu, dimana harga saham pasar secara keseluruhan mengalami penurunan atau dalam kondisi down trend.

Pengujian hipotesis kelima dan keenam untuk abnormal return pada peristiwa pengumuman stock repurchase. Dimana, tidak ditemukannya reksi dan perbedaan abnormal return secara rata-rata sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase menjelaskan bahwa informasi yang dibawa sehubungan adanya pengumuman stock repurchase belum dapat memberikan keuntungan yang wajar. Akan tetapi, investor masih dapat memperoleh abnormal return pada hari-hari tertentu sebelum dan sesudah pengumuman stock repurchase dilakukan perusahaan.