Latar Belakang Peranan Serat (Glucomannan) Dalam Pengobatan Konstipasi Fungsional Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstipasi merupakan masalah umum pada anak-anak, sekitar 16-37 terjadi pada anak usia sekolah dan sekitar 4 pada anak usia prasekolah. Sebagian besar 90-95 konstipasi fungsional terjadi pada anak diatas usia 1 tahun, hanya 5-10 konstipasi disebabkan oleh kelainan organik atau patologis. Di Amerika serikat, konstipasi sangat umum terjadi di antara bayi dan anak-anak. Dari suatu penelitian dilaporkan prevalensi konstipasi adalah 22,6 di antara 482 anak- anak berumur 4-17 tahun. 1,2 3 Pada studi longitudinal anak usia 9-11 tahun dilaporkan 18 anak-anak mengalami konstipasi. 4 Sedangkan penelitian di Amerika Selatan ditemukan 28 anak-anak Brazil berusia 8-10 tahun mengalami konstipasi. Konstipasi terjadi pada semua kelompok umur anak dari bayi sampai dewasa muda. Biasanya konstipasi anak berkembang selama masa kanak-kanak pada tiga tahap yaitu pada bayi selama menyapih, pada balita selama pelatihan toilet dan pada anak usia sekolah. Dalam beberapa laporan ditemukan, sekitar setengah dari masa kanak-kanak konstipasi terjadi selama tahun pertama kehidupan. Sebelum pubertas, konstipasi tampaknya sama-sama umum terjadi di antara anak perempuan dan laki-laki. Setelah pubertas dan menjadi dewasa muda, perempuan lebih sering mengalami konstipasi daripada laki-laki. 5 Penyebab konstipasi fungsional bersifat multifaktor. Ada beberapa faktor 6 Universitas Sumatera Utara predisposisi yang dapat mempengaruhi konstipasi fungsional seperti faktor herediter yaitu riwayat keluarga dimana hampir dua pertiga pasien mempunyai riwayat orang tua memiliki kebiasaan buang air besar BAB yang tidak normal, kebiasaan makan yang kurang tepat seperti bentuk diet yang kurang karbohidrat dan selulosa, faktor psikologis, gangguan hormon, karena suatu penyakit seperti influenza, depresi, anoreksia dan dysbakteriosis usus dimana tinja yang kering dan keras menyebabkan lingkungan internal normal pada usus besar terganggu sehingga berpengaruh pada motilitas usus. Salah satu cara dalam mengatasi konstipasi fungsional yaitu dengan meningkatkan asupan air, mengkonsumsi makanan berserat, melakukan aktifitas fisik disamping penggunaan obat pencahar. Diet dengan serat yang cukup, membantu memperlunak tinja dan menormalkan frekuensi BAB. 7-9 Glucomannan merupakan serat nabati dan dianggap sebagai pencahar pembentuk massal, glucomannan menjadi pengobatan yang efektif untuk konstipasi dan terbukti sebagai laksansia bila digunakan 3-4 gram per hari. 10 Meskipun sampai saat ini aturan pemberian serat dalam mengatasi konstipasi pada anak masih kontroversial, namun studi pemberian glucomannan pada anak-anak berumur 5 tahun telah dilakukan, tetapi sangat sedikit sekali informasi yang tersedia tentang bagaimana efikasi glucomannan dalam pengobatan konstipasi fungsional pada anak. 11-13 13,14 Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah