Glucomannan Peranan Serat (Glucomannan) Dalam Pengobatan Konstipasi Fungsional Pada Anak

2.8. Glucomannan

Nama lain berupa Amorphophallus konjac, Devils tongue, Elephant-foot yam, Konjac, Konjac mannan, Konnyaku, Snake plant. 13 Glucomannan merupakan serat nabati yang berasal dari Asia, dan dikenal sebagai akar konjak, glucomannan larut dalam air, membentuk gel, kental dan lengket ketika terkena cairan, komponen utama adalah polisakarida yang terdiri dari D-manosse dan D-glukosa. 11,12,13,30 2.8.1. Efek glucomannan terhadap konstipasi Konstipasi dapat mempengaruhi kualitas hidup dan meningkatkan resiko terjadinya kanker usus besar. Modifikasi gaya hidup seperti peningkatan asupan cairan atau latihan fisik biasanya dianjurkan sebagai pengobatan lini pertama, namun data pengukuran efektifitas terapi tersebut sangat terbatas. Obat pencahar paling sering digunakan untuk pengobatan konstipasi pada anak akan tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa efek samping. Oleh karena itu ada beberapa pengobatan alternatif yang dibutuhkan diantaranya adalah serat yang larut dalam air, serat ini menyerap air menjadi suatu gelatin berupa substansi kental dan difermentasi oleh bakteri dalam saluran cerna. Secara umum, serat makanan dalam saluran pencernaan cenderung memperpanjang waktu pengosongan lambung dan karena itu menyebabkan makanan untuk tetap tinggal di perut lebih lama dari biasanya. Dalam usus kecil, efek serat bervariasi dalam hal jumlah waktu yang diperlukan pada saat makanan melewati usus, penyerapan nutrisi terjadi pada usus kecil, absorbsi yang tertunda akan meningkatkan 26 Universitas Sumatera Utara dan menurunkan transit gastrointestinal sehingga dapat mempengaruhi waktu transit di kolon. Dalam usus besar, serat terbukti melunakkan tinja dan memperpendek waktu tinja di dalam usus besar. Efek serat meningkatkan frekuensi gerak usus, hal ini tergantung pada jenis serat dan bentuk serat diberikan. Serat yang digiling kasar dapat meningkatkan retensi air dan peningkatan frekuensi tinja dari pada serat yang digiling halus. Ada beberapa hipotesis menjelaskan bagaimana peranan serat glucomannan mempengaruhi transit gastrointestinal, frekuensi tinja, dan komposisi tinja. Mekanisme yang mungkin adalah teori terhidrasi spon, dimana bentuk serat yang larut menjebak air dalam saluran usus dan bertindak seperti spon. Spon atau matrik ini akan mengubah bakteri dan zat terlarut di permukaan usus, bakteri sendiri dapat meningkatkan massa tinja sedangkan zat terlarut mengalami fermentasi sehingga menghasilkan pertambahan ukuran besar tinja, tinja yang besar akan meretensi air akibatnya tinja menjadi lebih lunak dan meningkatkan frekuensi buang air besar. 31 Pada studi lain disebutkan bahwa pemberian serat dapat membantu konstipasi fungsional dan tidak menyakitkan pada anak hal ini telah dibuktikan dengan suatu penelitian dengan menggunakan metode Crossover Randomized Controlled Trial RCT pada 31 anak pada usia rata-rata anak 7 tahun, dengan konstipasi fungsional dan membandingkan antara serat glucomannan dengan plasebo selama 4 minggu, dari hasil studi ditemukan, keberhasilan pengobatan antara pemberian serat dengan plasebo 45 vs 13 ; number need to treat = 3.125 ; P .05. Oleh karena itu kebanyakan orang tua dari anak-anak mereka lebih menyukai penggunaan serat pada pengobatan konstipasi 14,31 Universitas Sumatera Utara fungsional 68 vs 13, karena serat juga dapat mengurangi angka kejadian nyeri perut 10 vs 42 ; P .05 dengan demikian tidak ada efek yang merugikan setelah pemberian serat. Pada studi lain ditemukan sekitar 13 anak-anak yang mengalami konstipasi dan tidak mengalami enkopresis, mengalami penyembuhan yang signifikan sebesar 69 pada pemberian serat glucomannan dan 23 dengan pemberian plasebo P .05. 32 14 2.8.2. Sediaan, dosis dan lama terapi Tablet glucomannan tidak direkomendasikan untuk penggunaan oral, telah dilaporkan beberapa individu mengalami penyumbatan kerongkongan bila glucomannan diminum dalam bentuk tablet. Karena tablet yang tersangkut ditenggorokan akan membengkak bila terkena air. Meskipun tidak ada kasus yang dilaporkan, potensi penyumbatan serupa dari usus bisa terjadi. 13 Saat ini sediaan glucomannan berupa kapsul 500 mg, dan pemberiannya pada anak ≥ 7 tahun dapat dicampur ke dalam cairan sebanyak 50 ml500 mg, dosis diberikan 100 mgkgbbhr maksimal 5 ghr selama 4 minggu. Pemberian glucomannan pada tikus dengan dosis 500 mgkgbbhr selama 18 bulan ternyata tidak di jumpai toksisitas. Toksisitas terjadi bila dosis diberikan lebih dari 5 g dalam sehari, gejala dapat berupa diare, nyeri abdomen, dan perut kembung. 30 13 Universitas Sumatera Utara

2.9. Kerangka Konseptual