Perumusan Masalah Lokasi Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

menjadi salah satu faktor mengapa bisnis ini cepat diterima oleh masyarakat di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Mengacu dari keadaan yang telah di jelaskan pada latar belakang di atas, maka masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi pemasaran produk yang di lakukan oleh anggota MLM tersebut, sebagai ujung tombak pemasaran produk? 2. Bagaimana cara perekrutan anggota baru sehingga bisnis ini bisa cepat berkembang? 3. Bagaimana hubungan antara setiap upline atasan dengan downline bawahan?

1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah kota Pematang Siantar. Yaitu terletak di Jl. Ahmad Yani No.86 yang berada di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur. Stocist 3 3 Stocist adalah kantor cabang flexter yang di bentuk sendiri oleh membernya untuk memudahkan downline di bawahnya bila melakukan pertemuan, membeli pulsa dan lain-lain. ini di pilih peneliti menjadi tempat penelitiannya karena merupakan salah satu stokist yang paling banyak membernya di kota Pematang Siantar. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh para anggota MLM dan usaha yang dilakukan dalam merekrut anggota baru sebagai ujung tombak berkembangnya bisnis ini. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah literatur, khususnya dalam bidang Antropologi dan tentang dunia bisnis MLM. Di samping itu juga diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak yang berkepentingan tentang dunia bisnis MLM, khususnya tentang strategi pemasaran produk dan perekrutan anggota MLM tersebut.

1.5 Tinjauan Pustaka

Maraknya bisnis multi level marketing di Indonesia saat ini tidak lepas dari bias kapitalis dari Negara kapitalis seperti Amerika Serikat, karena masuknya Amway ke Indonesia merupakan awal berkembangnya bisnis MLM ini di Indonesia. Kehadiran bisnis ini tentu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat hidup layak, sehingga secara normal dapat menjalani hidup, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi. Prilaku ekonomi suatu masyarakat tidak terlepas dari bagaimana sikap dasar suatu masyarakat, struktur suatu masyarakat, cara berpikir,cara pandang, dan sebagainya Wiranata 2002:22. Oleh karena itu, hubungan ekonomis antara Universitas Sumatera Utara tindakan tersebut didasarkan atas tata nilai sebagai hasil dari proses kebudayaan. Dengan kata lain, nilai budaya suatu masyarakat akan berperan terhadap hubungan ekonomis. Spreadly 1997:5 mendefenisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Seseorang yang memutuskan untuk bergabung dalam bisnis MLM mempunyai tujuan yang ingin diraihnya. Rich de Vos Harefa, 1999:1-2 mengatakan : “kita percaya bahwa sukses hanya datang dari orang-orang yang menetapkan tujuan dan kemudian bekerja dengan giat untuk mencapainya” cita-cita, impian, obsesi adalah merupakan salah satu penggerak motivasi manusia. Motivasi adalah mekanisme kejiwaan untuk melakukan suatu tindakan ataupun tingkah laku atas dasar keinginan dan harapan. Harapan dan keinginan yang menyebabkan tingkah laku individu menjadi dinamis dan kreatif. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu tindakan setiap individu mempunyai motivasi tertentu untuk melakukannya. Motivasi adalah kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk mencapai sasaran mereka. Motivasi adalah soal pribadi, karena faktor pendorong setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, motivasi juga bisa berubah setiap waktu. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Clifford Geertz yaitu penjaja dan raja tahun 1976. Geertz melihat bahwa motivasi kewiraswastaan dikalangan santri di Mojokuto tidak di dasari oleh kepentingan bisnis, melainkan oleh kesadaran golongan santri untuk mendapatkan gengsi dalam kehidupan social Universitas Sumatera Utara di masyarakat. Demikian pula motivasi golongan bangsawan di Tabanan Bali yang memilih hidup sebagai wiraswastawan. Para bangsawan Bali ini memilih pekerjaan tersebut sebagai alternatif untuk mempertahankan statusnya sebagai orang yang terpandang dikalangan masyarakat Sairin dkk,2002:117. Drucker 1999:9 meyakinkan bahwa hampir setiap orang bisa menjadi wirausahawan, asalkan organisasinya disusun untuk mendorong kewirausahaan. Sebaliknya, setiap wirausahawan bisa berubah menjadi birokrat, andaikan organisasinya disusun untuk mendorong perilaku birokratis. “Orang yang paling berjiwa wirausaha dan inovatif akan berprilaku seperti birokrat yang menggunakan waktu paling buruk atau politisi yang haus kekuasaan enam bulan setelah mengambil alih manajemen suatu lembaga pelayanan masyarakat”. Clothier 1996:12 mengatakan bahwa bisnis MLM tidak hanya keuntungan materi saja yang diperoleh, melainkan juga masih banyak manfaat non materi yang dapat diperoleh. Misalnya persahabatan yang terjalin, pengembangan pribadi dan peluang untuk membantu orang lain. Dengan kata lain penjualan yang dilakukan door to door atau face to face mempunyai peluang untuk mengembangkan hubungan persahabatan dengan pelanggannya. Dalam MLM, hubungan antara downline dan upline yang menyatu dalam satu jaringan pada dasarnya sama dengan hubungan antara pelanggan dengan penjual. Hubungan langganan adalah hubungan yang pada intinya ekonomi namun didasari juga oleh hubungan sosial dan juga hubungan pribadi. Keberhasilan sebuah Multi Level Marketing, tidak lepas dari peranan para anggota-anggotanya dalam membentuk jaringan yang aktif dan juga solid. Universitas Sumatera Utara Membangun jaringan penjualan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan besar dalam bisnis multi level marketing. Artinya, pendapatan distributor tergantung pada besar kecilnya jaringan dan produktivitas setiap anggota jaringan dalam memasarkan dan merekrut anggota. Seperti yang diungkapkan oleh Harefa 1999:114 bahwa untuk mendapatkan penghasilan, seseorang harus membangun jaringan atau network. Maka dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan uang akan bertambah serta akan terjadi peningkatan penjualan kelompok jaringan yang di bangunnya. Firth dalam Sairin 2002:94 melihat bahwa aktivitas ekonomi sangat tergantung dari peran individu dalam suatu jaringan ekonomi. Mengenai beberapa bisnis yang memakai sistem multi level marketing atau hanya berkedok multi level marketing yang masih meragukan ataupun yang sudah jelas ketahuan tidak sehatnya bisnis tersebut baik dari segi kehalalan produknya, sistem marketing fee, legalitas formal, pertanggung jawaban, tidak terbebasnya dari unsur-unsur permainan bunga ataupun penggandaan uang, merugikan nasabah dengan money game, perjudian, seperti kasus New Era 21, BMA, Solusi Centre. Menurut Clothier 1996:234, bahwa cara yang paling efektif untuk membina suatu bisnis MLM adalah pertama sekali menjaring keluarga, sahabat- sahabat, saudara-saudara bahkan semua orang yang pernah menolak kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis multi level marketing ini merupakan bisnis keluarga yang mempersatukan keluarga, bukan memisahkannya. Untuk dapat mewujudkan maksud dan tujuannya maka setiap orang akan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi tertentu. Strategi menurut Tregoe Universitas Sumatera Utara 1980:15 didefenisikan sebagai suatu kerangka yang membimbing serta mengendalikan pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi. Pilihan- pilihan tersebut berkaitan dengan ruang lingkup produkjasa, pasar-pasar, kemampuan inti, pertumbuhan, labauntung, dan pembagian-pembagian sumber suatu organisasi. Dalam penelitian ini strategi yang di maksudkan yaitu cara atau upaya yang dilakukan seseorang atau anggota untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini tujuannya yaitu berhasil memasarkan produk multi level marketing dan berhasil merekrut anggota baru atau yang biasa disebut dengan downline. Strategi yang di maksudkan misalnya saja hubungan pertemanan yang tentu bisa membuat anggota dengan mudah bisa mempersentasikan tentang multi level marketing ini. Di samping hubungan pertemanan, Hubungan kekerabatan serta penggunaan bahasa daerah adalah alternatif lain yang dinilai juga cukup efektif. Biasanya anggota suatu MLM akan melakukan pendekatan untuk merekrut anggota di mulai dari keluarganya terlebih dahulu. Sehingga anggota tersebut akan dengan mudah memberi tahu segala hal yang menyangkut multi level marketing tersebut. Pada hahekatnya, hubungan kekerabatan merupakan aksioma kesetiakawanan yang mengacu pada kebiasaan saling memberi bantuan antara kerabat yang satu dengan yang lain. Saling hubungan antar individu bisa merupakan dasar yang memungkinkan masyarakat mencapai tujuan mereka atau mendapatkan keuntungan dalam situasi-situasi tertentu. Robert T Kiyosaki mengatakan fokus utama bisnis multi level marketing ini adalah membawa makin banyak orang di kuadran business owner menuju Universitas Sumatera Utara puncak keunggulan besar bisnis multi level marketing atau pemasaran jaringan adalah seorang member tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis sendiri secara paruh waktu dan bisa bekerja dari rumah meluangkan banyak waktu bersama keluarga. Modal investasi kecil dan resikonya juga jauh lebih kecil serta tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing member meraih kesuksesan. Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik sehingga puncak sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak perusahaan. Perkembangan akhir ini, dagang jual beli menjadi fenomena yang sering ditemui karena bisa merubah seseorang menjadi kaya, tapi bila orang itu tidak menjalankan dengan konsisten maka yang ditemui adalah kebangkrutan. Robert T. Kiyosaki 2006: 31 membagi wilayah kinerja manusia menjadi empat yaitu kuadran kiri ada E employe dan S self employe. Dan kuadran kanan ada I investor dan B bussines owner. Di wilayah E employ yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang bekerja dengan orang lain atau dengan instansi lain, seperti pekerja, guru, dokter di rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah S self employe yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang sudah memiliki usahanya sendiri atau tidak bekerja dengan orang lain maupun instansi yang lain, seperti wiraswasta, pemilik toko, dokter yang sudah buka praktek sendiri, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah I investor yaitu wilayah orang-orang yang memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli saham perusahaan lain seperti Mac Donal, Friend Chicken, dan lain-lain. Sedangkan wilayah B Universitas Sumatera Utara bussines owner yaitu wilayah orang-orang yang berinvestasi sehingga lebih banyak dikenal dengan nama menanam asse” seperti network marketing, multi level marketing, dan lain-lain. Robert T. Kiyosakhi 2006: 66 mengatakan bahwa “bila ingin kaya maka ambilah kuadran kanan sebagai jalur usahamu karena di wilayah tersebut uang yang bekerja untuk kita sedangkan di kuadran kiri, kita yang bekerja untuk uang.” Struktur MLM penjualan pulsa secara garis besar serupa dengan struktur MLM lain yang terdiri dari root, upline, dan downline. Root adalah anggota utama yang berinisiatif dalam membangun sistem. Anggota level 1 adalah downline dari root dan sekaligus upline dari anggota level 2. Setiap anggota dapat memiliki downline dengan jumlah tak terbatas. Beberapa MLM di Indonesia banyak juga yang mengalami jatuh bangun dalam mendirikan perusahaannya. Misalnya saja PT. Avon Indonesia yang sangat terkenal sejak tahun 1988 mengalami kebangkrutan sejak awal februari 2006 lalu. Padahal MLM ini sudah termasuk salah satu MLM yang cukup mapan di bidang ini. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya persaingan penjualan produk di pasaran. Adanya MLM baru di pasaran yang menjual produk-produk yang serupa membuat Avon semakin kalah bersaing. Dan tidak menutup kemungkinan member di Avon ini juga menjadi member di perusahaan yang serupa tersebut. terkadang memang member banyak yang memiliki MLM lebih dari satu karena mereka melihat potensi atau peluang di mana kira-kira bisa mendapatkan bonus yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara

1.6 Metode Penelitian