Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemasaran bertingkat atau yang biasa kita kenal dengan nama Multi Level Marketing adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Clothier 1996:33 merumuskan bahwa MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggannya melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan pada distributor berikutnya 1 1 Istilah distributor lepas dan distributor berikutnya dalam bisnis MLM dikenal dengan sebutan upline dan downline. Upline ialah orang yang mengajak dan mendaftarkan seseorang menjadi anggota atau distributor sebuah perusahaan MLM. Orang yang direkrut untuk bergabung dan memasarkan produk inilah yang dikenal dengan sebutan downline, untuk seterusnya downline akan bergerak naik menjadi upline setelah dia memiliki anggota jaringan. . Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi atau bonus dari hasil penjualan. Laba yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan laba yang diterima dari hasil penjualan anggota yang dibentuk oleh distributor. Untuk memperkenalkan produk MLM biasanya diperkenalkan tanpa harus beriklan di media cetak maupun elektronik dan juga tanpa harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Melainkan menggunakan keahlian distributor untuk mengiklankan kepada konsumen dan merekrut anggota baru. Universitas Sumatera Utara Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia maupun di tingkat Internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama, yaitu sistem konvensional atau Single Level Marketing termasuk party plan, sistem Limited Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing. • Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa saja yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan. • Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut, mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut distributor atau dealer. Semuanya sama-sama mengenakan biaya pendaftaran keanggotaan kepada para distributordealernya dengan nilai yang pantas sesuai dengan starter kit yang diperoleh. • Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk barang atau jasa dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para distributordealer sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume penjualan yang dicapai, para distributordealer memperoleh imbalan berupa komisi beserta insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang jumlah dan besarnya tidak terbatas. • Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih. • Bagi distributordealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan sudah pasti ada. • Program pemasaran Marketing Plan sederhana dan transparan. Universitas Sumatera Utara Dalam MLM ada unsur jasa, artinya seorang distributor menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari prosentasi harga barang dan jika dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus yang ditetapkan perusahaan. MLM banyak sekali macamnya dan setiap perusahaan memiliki spesifikasi tersendiri. Sampai sekarang sudah ada sekitar 200 perusahaan yang mengatas namakan dirinya menggunakan sistem MLM Di era globalisasi ini bisnis MLM ini telah menjelma menjadi sebuah industri besar yang menguntungkan. Dimana produk-produk di dunia, mulai dari produk kebutuhan rumah tangga sampai produk elektronik semua dipasarkan menggunakan jalur pemasaran bertingkat. Hal ini dikarenakan tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan ekstra yang bersifat pribadi. Tidak salah jika dikatakan bahwa bisnis ini adalah bisnis yang memiliki prospek yang cerah. Hal ini bisa dilihat dengan kenyataan yang terjadi saat ini dimana MLM merupakan salah satu alternatif yang diminati oleh produsen untuk memasarkan produknya dengan meminimalkan campur tangan pihak perusahaan. Bisnis MLM ini pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an, oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang dijual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite. Saat itu, Nutrilite Products Inc. merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal yang relatif tidak besar, seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan Universitas Sumatera Utara yang berhasil dijual ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan. Seperti halnya semua bentuk penjualan langsung, metode ini membawa manfaat yang luar biasa bagi pasar dengan memberikan kesempatan kepada ribuan orang yang mungkin terabaikan atau tidak terserap di pasar tenaga kerja. MLM merupakan cara yang cukup sederhana dan tidak mahal bagi siapa saja yang ingin belajar tentang dasar bisnis dan manajemen penjualan. Di Indonesia, MLM berkembang pada tahun 1986. Perusahaan yang pertama memasarkan produknya dengan cara MLM adalah PT. Nusantara Sun Chlorella atau yang biasa di kenal dengan CNI. Setelah itu di ikuti dengan masuknya perusahaan Amway, Sophie Martin, Herbalife dan lain-lainnya. MLM memang memberikan kesempatan kepada setiap orang, yang semula tidak diperhitungkan di dunia perdagangan. Bisnis ini menawarkan kemudahan bagi setiap orang, dengan cara yang sederhana, untuk menambah penghasilan mereka. MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di media massa yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer. Suatu metode distribusi eceran dengan sentuhan pribadi yang sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Industri ini akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat untuk memperoleh kebebasan finansial Universitas Sumatera Utara tanpa harus terikat oleh waktu, yang tidak dijumpai di pasar kerja dalam industri tradisional. Saat ini bisnis ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kehadiran MLM ini di Indonesia memungkinkan bisnis ini menjadi jembatan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat di tengah-tengah himpitan ekonomi yang banyak menimbulkan pengangguran. Di Indonesia sudah bukan berita baru lagi bahwa salah satu masalah yang masih belum bisa diselesaikan adalah tingginya tingkat pengangguran. Dampak ekonomis dari sebuah MLM bagi masyarakat luas adalah tersedianya lapangan kerja yang berarti dapat mengurangi jumlah pengangguran, memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat, serta peluang belajar untuk berbisnis. Pada masa krisis, MLM dapat menjadi substitusi pekerjaan bagi para karyawan yang terimbas korban pemutusan hubungan kerja atau PHK di perusahaan tempatnya bekerja. Banyak orang yang tidak memperhatikan fakta, bahwa di Amerika Serikat industri MLM yang dikenal sejak lahir tahun 1940-an ini terus berkembang pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk atau angka kelahiran bayi di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibanding jumlah orang yang mendaftar sebagai distributor MLM setiap hari. Ditambah dengan pengangguran yang meningkat tajam karena berbagai krisis dan teknologisasi alat-alat produks i, oleh sebab itu perkembangan industri pemasaran jaringanMLM di Indonesia masih menjanjikan keajaiban yang luar biasa. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi pada fakta yang berkembang di lapangan, bisnis MLM ini ada yang disalahgunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Salah satu contoh yang ber kedok MLM di Indonesia yang telah menipu atau yang biasa di sebut dengan money game 2 Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat tentu akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan insentif yang tinggi pada anggota sistem MLMnya. Sebaiknya para pecinta MLM mempelajari produk yang ditawarkan sebelum bergabung pada suatu bisnis MLM. Terjebak dalam money game akan sangat merugikan anda karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang baik akan ditinggalkan konsumen. Di negara masyarakat adalah PT.Banyumas Mulia Abadi BMA Medan yang mengatas namakan MLM pada tahun 1998, hal ini lah kadang yang membuat masyarakat menjadi enggan atau takut untuk melakukan bisnis ini. Kejadian ini tentu telah membuat citra MLM di mata masyarakat Indonesia menjadi jelek. Terjebak dalam money game akan sangat merugikan bagi anggota karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang baik akan ditinggalkan konsumen. Pada kasus money game yang terjadi di Medan membuat triliunan uang masyarakat hilang, dan juga menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat. 2 Money Game adalah sejenis MLM yang bertindak melipat gandakan uang dan sudah menyimpang dari aturan. Universitas Sumatera Utara lain pun seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat, money game dilarang oleh pemerintah. Terlepas dari peyimpangan tersebut, prospek bisnis MLM di tanah air diyakini masih menjanjikan. Salah satu ciri yang membedakan MLM murni dengan MLM money game menurut Royan 2002:29 adalah : biaya mendaftar sebagai distributor murah, ada produk yang di jual, komisi dapat diambil dengan mudah, perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara adil, terbukti ada yang sukses, tergabung dalam APLI Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia. MLM murni akan selalu mengadakan seminar atau training. Saat ini banyak MLM yang terus berkembang, diantaranya Centra Nusa Insan Cemerlang CNI, Tupperware Indonesia, Sophie Martin, Avon, Oriflame. Dan ini adalah beberapa MLM yang juga bergerak di bidang pulsa elektrik diantaranya: Grahamax, Perkasa Jaya Asia, Duta Business School, Bisnis Premium, GPIndo, Duta Network, Flexterkita, esa smart ,Master Link, aliansinet, Elfa Senior, Flazznet, 8 Inti, SMS Netlink, Wirabest, Mega Solution, Sakti International Provider, Transsel, NBP Indonesia, V-beez, TEXO, Rocket-Pro, GoldenFrens. Sekarang banyak MLM yang bergerak di bidang pulsa. Bisnis pulsa elektrik berkembang pesat. Bisnis ini dapat berkembang dengan baik seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler di dunia dan di Indonesia. Sampai dengan tahun 2010 ini sudah tercatat hampir setengah dari penduduk Indonesia sudah mennggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai alat komunikasi. Perkembangan model bisnis pulsa memasuki era sistem multi level Universitas Sumatera Utara marketing dimana setiap pebisnis dimungkinkan membangun jejaring untuk memperluas bisnisnya. Beragam bentuk sistem penjualan bertingkat diterapkan untuk bisnis pulsa elektrik ini. Melihat saat ini hampir semua masyarakat dari berbagai kalangan sudah menggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai alat komunikasi. Situasi di atas membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang peran MLM yang bergerak di bidang pulsa terhadap masyarakat. Sehingga mau tidak mau masyarakat pasti akan membutuhkan pulsa. Saat ini untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia pulsa sudah menjadi suatu kebutuhan pokok yang harus di penuhi. Hampir setengah dari penduduk Indonesia sudah menggunakan handphone. Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya teknologi yang bisa di akses melalui handphone, dan tentu saja membutuhkan pulsa. Dan salah satu MLM yang bergerak di bidang dealer pulsa ini adalah PT. Global Media Nusantara atau yang biasa disebut dengan Flexter, dan memiliki produk pulsa yang disebut Flexter pulsa. PT. Global Media Nusantara, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang dealer pulsa dan internet teknologi berbasis ecommerce yang didukung dengan Managemen dan IT yang Profesional. Hilmawan menyimpulkan bahwa mempopulerkan merek lokal lewat jalur MLM memang cocok untuk kondisi pasar Indonsia saat ini. Pasalnya, tingkat kekerabatannya relatif tinggi, sehingga promosi dari mulut ke mulut masih cukup efisien informasi Peluang Bisnis swasembada, 2002:9. Jadi hal tersebutlah yang Universitas Sumatera Utara menjadi salah satu faktor mengapa bisnis ini cepat diterima oleh masyarakat di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah