BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan
keuangan daerah serta pengaruhnya terhadap peran Inspektorat dalam reviu laporan keuangan daerah.
2.1.1. Peran Inspektorat dalam Reviu Laporan Keuangan Daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD harus disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengatur mengenai pengakuan, pengukuran dan pengungkapan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
pelaksanaannya, LKPD disusun oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD berdasarkan konsolidasi laporan keuangan yang disusun oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah SKPD. Kepala Daerah mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian
intern di lingkungan pemerintah daerah yang dipimpinnya, sesuai dengan yang diatur dalam pasal 134 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
10
Universitas Sumatera Utara
Setiap kepala daerah bertanggung jawab menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAP serta dihasilkan dari sistem pengendalian intern yang memadai.
Reviu kesesuaian laporan keuangan dengan SAP dilaksanakan melalui wawancarakuesionerpermintaan penjelasan dan prosedur analitis laporan
keuangan yang terdiri dari pengklasifikasian, pengukuran dan pengungkapan. Dalam melakukan reviu atas laporan keuangan, Pegawai Inspektorat harus
memahami secara garis besar sifat transaksi, entitas, sistem dan prosedur akuntansi, bentuk catatan akuntansi dan basis akuntansi yang digunakan dalam
menyajikan laporan keuangan. Pelaksanaan reviu kesesuaian laporan keuangan pemerintah daerah dengan SAP mencakup kegiatan persiapan dan pelaksanaan
reviu. Tanggung jawab kepala daerah harus ditegaskan secara eksplisit dengan
membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai. Penilaian atas SPI dalam tahapan perencanaan
reviu ini berguna untuk mengindentifikasikan sistem dan prosedur-prosedur pengendalian intern pengelolaan keuangan daerah yang mempunyai resiko untuk
terjadinya salah saji secara material dalam penyusunan laporan keuangan. Diperlukan suatu kesamaan pemahaman untuk dapat melaksanakan reviu
atas LKPD, agar tidak tejadi salah penafsiran yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pelaksanaan reviu tersebut. Reviu adalah prosedur penelusuran
angka-angka dalam laporan keuangan, permintaan keterangan dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi Inspektorat untuk memperoleh keyakinan
Universitas Sumatera Utara
terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP. Reviu
tidak memberikan dasar untuk menyatakan opini atas laporan keuangan. Inspektorat wajib melaksanakan reviu atas laporan keuangan pemerintah
daerah, sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah serta didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah. Laporan Hasil Reviu
disajikan dalam bentuk yang memuat “Pernyataan Telah Direviu” ditandatangani oleh Inspektur dan disampaikan Kepala Daerah dalam rangka penandatanganan
Pernyataan Tanggung Jawab PTJ dan selanjutnya siap untuk dilakukan audit keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam rangka melaksanakan kegiatan reviu dilapangan dituntut beberapa persyaratan minimal sebagai berikut :
1. Adanya kelembagaan yang mendukung kegiatan reviu yang ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah; 2.
Kapasitas pelaksanaan reviu dilapangan yang memiliki kompentensi dibidang pengelolaan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah;
3. Adanya dukungan sistem dan teknologi informasi yang memadai.
Dari tinjauan manajemen, Inspektorat menjalankan fungsi pengawasan kepala daerah. Dengan demikian baik atau buruknya hasil pengawasan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Inspektorat sesungguhnya mencerminkan kualitas kepala daerah menjalankan fungsi pengawasan yang menjadi tanggungjawabnya.
2.1.2. Pengetahuan Tentang Proses Audit Internal