pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan daerah.
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Untuk mendapatkan data dari responden digunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner yang akan diantar sendiri oleh penulis personal administrative, instrumen dalam kuesioner berisi berbagai pertanyaanpernyataan yang berkaitan
dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Guna memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti
sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian.
Peran Inspektorat dalam reviu laporan keuangan daerah Y
Yang merupakan variabel terikat. Peran Inspektorat dalam reviu laporan keuangan daerah dalam penelitian ini digunakannya hak-hak baik dalam meneliti
dan menilai penyelenggaraan akuntansi, keuangan dan operasional, serta meyakinkan sejauhmana peraturan, kebijakan, rencana, prosedur yang telah
ditetapkan telah ditaati berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Permendagri nomor 13 tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah . Pengukuran variabel ini dilakukan dengan skala 1 menunjukkan tidak setuju, skala 2 adalah kurang setuju,
skala 3 netral, skala 4 adalah setuju dan skala 5 adalah sangat setuju.
Pengetahuan tentang Proses Audit Internal X
1
Universitas Sumatera Utara
Merupakan persepsi responden tentang proses audit internal.Variabel ini dikembangkan sendiri oleh penulis dengan berpedoman pada Permendagri nomor
23 tahun 2007 tentang Pedoman tata cara pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengetahuan diukur dengan skala likert rentang nilai 1 sampai
dengan 5 Indriani 2002 dan Sopanah 2003. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan skala 1 menunjukkan tidak setuju, skala 2 adalah kurang setuju, skala 3
netral, skala 4 adalah setuju dan skala 5 adalah sangat setuju.
Intuisi X
2
Memahami intuisi sebagai suatu proses penalaran yang berasal dari pengungkapan pengalaman dan ingatan masa lalu untuk menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi. Diagnosa dan pemecahan masalah secara intuitif berlangsung sangat cepat dan tidak mampu menjelaskan bagaimana keputusan
terjadi. Indikator penggunaan intuisi berupa kecepatan pengambilan keputusan. Sesuai dengan penelitian yang diambil dalam penelitian ini, indikator
kecepatan pengambilan keputusan diperoleh dari waktu subyek biasa mengindentifikasi kesalahan yang benar dalam kasus yang ditelaah subyek.
Subyek yang memakan waktu sedikit dipandang menggunakan intuisi yang lebih
besar dan sebaliknya. Intuisi diukur dengan skala likert dari rentang nilai 1
sampai dengan 5 Indriani 2002 dan Sopanah 2003. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan skala 1 menunjukkan tidak setuju, skala 2 adalah kurang setuju,
skala 3 netral, skala 4 adalah setuju dan skala 5 adalah sangat setuju.
Pemahaman terhadap SAP X
3
Universitas Sumatera Utara
Merupakan persepsi responden tentang pemahaman terhadap SAP
merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Terkait dengan
penyusunan laporan keuangan daerah sesuai dengan SAP, maka perlu diperhatikan faktor pemahaman terhadap SAP. Pemahaman terhadap SAP ini
diperlukan supaya hasil dari laporan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemahaman diukur dengan skala likert dari tidak memahami ke sangat
memahami dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5 Indriani 2002 dan Sopanah 2003. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan skala 1 menunjukkan tidak
memahami, skala 2 adalah sedikit memahami, skala 3 sebagian memahami, skala 4 adalah memahami dan skala 5 adalah sangat memahami.
Pengetahuan tentang Pengelolaan Keuangan Daerah X
4
Merupakan persepsi responden tentang pengelolaan keuangan daerah dan deteksi terhadap pemborosan dan kegagalan dan kebocoran anggaran.
Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan daerah dikembangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Winarna dan Murni 2007. Pemahaman diukur dengan
skala likert dari tidak mengetahui ke sangat mengetahui dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5 Indriani 2002 dan Sopanah 2003. Pengukuran variabel ini
dilakukan dengan skala 1 menunjukkan tidak mengetahui, skala 2 adalah kurang
Universitas Sumatera Utara
mengetahui, skala 3 sebagian mengetahui, skala 4 adalah mengetahui dan skala 5 adalah sangat mengetahui.
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Penelitian Definisi Operasional
Pengukuran Variabel Skala
Pengukuran Dependen
Variabel
Peran Inspektorat
dalam reviu laporan
keuangan daerah Y
Peran Inspektorat dalam reviu laporan keuangan
daerah dalam penelitian ini digunakannya hak-hak
Inspektorat baik dalam pengawasan
penyelenggaraaan akuntansi, keuangan dan
operasional. Variabel ini dikembangkan sendiri
oleh penulis dengan berpedoman pada
Permendagri nomor 4 tahun 2008 tentang
Pedoman pelaksanaan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan
skala likert dengan item pernyataan yang
berkaitan dengan peran Inspektorat dalam
reviu laporan
keuangan daerah yang meliputi persiapan,
perencanaan, pelaksanaan reviu dan
pembuatan laporan. Interval
Independen Variabel
Pengetahuan tentang
proses audit internal X
1
Persepsi responden tentang proses audit
internal. Variabel ini berpedoman pada
Permendagri nomor 23 tahun 2007 tentang
Pedoman tata cara pengawasan atas
penyelenggaraan Proses Audit:
1. Penyusunan PKPT
2. Lingkup PKPT
3. Kegiatan pegawai
inspektorat 4.
Penyusunan daftar materi pemeriksaan
5. Kegiatan
monitoring dan Interval
Universitas Sumatera Utara
pemerintah daerah. evaluasi
6. Penyusunan hasil
pemeriksaan Intuisi X
2
Persepsi responden tentang suatu proses
penalaran yang berasal dari pengungkapan
pengalaman dan ingatan masa lalu untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Diagnosa dan pemecahan masalah secara intuitif
berlangsung sangat cepat dan tidak mampu
menjelaskan bagaimana keputusan terjadi.
Indikator penggunaan intuisi berupa kecepatan
pengambilan keputusan. Intuisi diukur
berdasarkan persepsi mereka tentang
kemampuan intuisi yang mereka miliki
berdasarkan pengalaman mereka
selama melakukan proses pemeriksaan.
Variabel ini diukur dengan skala likert
yaitu mengukur sikap dengan mengatakan
setuju atau ketidaksetujuannya
terhadap pernyataan yang diajukannya
Interval
Pemahaman terhadap
SAP X
3
Persepsi responden tentang memahami
standar akuntansi pemerintahan.Variabel ini
dikembangkan sendiri oleh penulis dengan
berpedoman pada Peraturan Pemerintah
nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan SAP. Variabel diukur
dengan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan kemampuan mereka
dalam memahami pernyataan standar
akuntansi pemerintahan PSAP.
Interval
Pengetahuan tentang
pengelolaan keuangan
daerah X
4
Persepsi responden tentang pengelolaan
keuangan daerah dan deteksi terhadap
pemborosan dan kegagalan dan kebocoran
anggaran dengan berpedoman pada
Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman pengelolaan Variabel diukur
dengan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan perencanaan anggaran,
penyusunan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan
Interval Lanjutan Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
keuangan daerah.
4.6. Metode Analisis Data