Richad Sahat Silitonga : Mediasi Perbankan Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antara Bank Dan Nasabah, 2007.
USU Repository © 2009
g. Nasabah dan bank yang mengikuti proses mediasi berkehendak untuk
menyelesaikan sengketa. Dengan demikian, nasabah dan bank bersedia : 1.
Melakukan proses mediasi dengan itikad baik 2.
Bersikap kooperatif dengan mediator selama proses mediasi berlangsung
2. Publikasi Mediasi Perbankan
Demi efektifitas alternatif penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah, maka dirasakan perlu untuk melakukan publikasi terhadap pelaksanaan mediasi
perbankan, yang antara lain meliputi :
95
1. Bank wajib mempublikasikan adanya sarana alternatif penyelesaian
sengketa melalui mediasi perbankan kepada nasabah dengan cara: a.
menyediakan informasi dalam bentuk leaflet, booklet, poster danatau bentuk publikasi lainnya, termasuk website bank. Leaflet, booklet,
danatau poster disediakan di setiap kantor bank pada lokasi yang mudah diakses oleh nasabah.
b. menyampaikan leaflet yang memuat informasi mengenai Mediasi
perbankan kepada nasabah. Penyampaian leaflet tersebut dilakukan bersama-sama dengan pengiriman atau penyampaian surat hasil
penyelesaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Bank Indonesia nomor 77PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat
Edaran Bank Indonesia nomor 724DPNP tanggal 18 Juli 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
95
Lihat Bab IV angka 1-3 Surat Edaran Bank Indonesia No. 814DPNP Tentang Mediasi Perbankan
Richad Sahat Silitonga : Mediasi Perbankan Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antara Bank Dan Nasabah, 2007.
USU Repository © 2009
2. Informasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang wajib dipublikasikan
oleh bank setidak-tidaknya memuat: a.
Prosedur yang harus ditempuh nasabah untuk dapat mengajukan penyelesaian sengketa.
b. Persyaratan pengajuan penyelesaian Sengketa.
c. Batas waktu pengajuan penyelesaian Sengketa.
d. Nilai tuntutan finansial maksimal untuk setiap sengketa, yaitu berupa
kerugian finansial yang telah terjadi pada nasabah, potensi kerugian karena penundaan atau tidak dapat dilaksanakannya transaksi keuangan
nasabah dengan pihak lain, dan atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan nasabah untuk menyelesaikan sengketa.
e. Cakupan nilai tuntutan finansial tidak termasuk nilai kerugian
immateriil. 3.
Penyediaan informasi dalam bentuk leaflet, booklet dan atau poster disetiap kantor bank sebagaimana dimaksud dilaksanakan paling lambat tanggal 1
September 2006.
Richad Sahat Silitonga : Mediasi Perbankan Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antara Bank Dan Nasabah, 2007.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Hubungan bank dan nasabah diliputi oleh
asas kepercayaan asas kerahasiaan, dan asas kehati-hatian.Hubungan hukum tercipta antara bank dan nasabah penyimpan dana, dan nasabah debitur.
Hubungan ini dapat terlihat dari hubungan hukum yang muncul dari produk- produk perbankan seperti deposito, tabungan , giro, dan sebagainya.
Hubungan hukum keduanya diletakkan ke dalam bentuk kontraktual dan non- kontraktual. Pihak bank dalam menjalankan usahanya menggunakan berbagai
promosi yang bertujuan untuk menarik konsumen bank agar memasuki dimensi kontrak sehingga terdapat keterikatan dengan nasabahnya dan
menimbulkan suatu hak serta kewajiban para pihak dalam perjanjian. Ketika hubungan hukum antara bank dan nasabah mulai tercipta, maka sejak
momentum itu pula terbuka kesempatan konflik hukum antara para pihak. Sengketa yang terus berkelanjutan dapat berpengaruh terhadap tingkat risiko
reputasi bank tersebut. Penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah harus segera dilaksanakan secara sederhana, cepat dan efisien.
2. Dalam menyelesaikan sengketa antara bank dan nasabah, dapat ditempuh
melalui jalur litigasi dan non-litigasi. Peran dan fungsi peradilan, lamban dan buang waktu waste of time, biaya mahal very expensive dan kurang