M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kejahatan yang terjadi dari tahun ketahun relatif meningkat. Kejahatan tidak terbendung, kegiatan patroli yang dilaksanakan
oleh unit patroli yang ada tidak cukup mengimbangi laju kejahatan terjadi frekuensi pertemuan niat dan kesempatan yang terlalu tinggi sehingga banyak yang menjadi
korban. Kepolisian seharusnya lebih mengintensifkan patroli polisi yang merupakan salah satu tindakan preventif.
B. Tanggung Jawab Patroli Polisi dalam Menanggulangi Tindak Kejahatan
Dalam pelaksanaannya telah diketahui bahwa patroli polisi memiliki unit-unit yang tugasnya telah dibagi-bagi kedalam beberapa satuan, diatur sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Namun kesemua unit tersebut tetap mempunyai kesamaan yaitu sama-sama mempunyai fungsi preventif atau pencegahan
dalam menanggulangi tindak kejahatan. Hal tersebut sesuai dengan tugas pokok polri dalam Pasal 13 Undang-undang No 2 tahun 2002
“Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah : a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
b. menegakkan hukum ; dan c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat”
66
Tugas Pokok Kepolisian diatas menggambarkan dalam perlindungan terhadap seluruh rakyat, yang dengan kata lain adalah calon korban kejahatan bila tidak dalam
66
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
keadaan waspada. Pihak korban dalam situasi dan kondisi tertentu dapat pula mengundang pihak pelaku untuk melakukan kejahatan pada dirinya akibat sikap dan
tindakannya. Dalam hal ini pihak korban dapat saja mengenal pelaku ataupun tidak mengenal pelaku, dan perlu diketahui bahwa setiap kejahatan baik terencana maupun
tidak semua bergantung kepada kesempatan, bila kesempatan itu ada maka kejahatan akan terjadi. Tanggung jawab patroli polisi adalah memperkecil kesempatan tersebut
dengan melakukan pengawasan rutin berdasarkan pada pembagian tugas dimasing- masing satuan. Polisi diberikan kewenangan yang besar dimana setiap tindakannya
dianggap sah kendati tidak disebutkan dalam pasal perundang-undangan, sepanjang tidak melampaui batas-batas wewenangnya dan melanggar hak asasi manusia serta
dalam ukuran untuk kepentingan umum. Memang sulit sekali diadakan pembatasan oleh karena penilaian masing-
masing polisi tentang yang ia lakukan tidak selalu sama dengan orang lain, akan tetapi masih dapat diadakan ukuran bagi tindakan polisi yang didasarkan pada
plichmatigheid tersebut yakni : 1.
Noodzakelijk artinya secara objektif menurut pendapat umum betul-betul perlu dan tindakan tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Contohnya
pemasangan papan nama reklame dipinggir jalan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi pemandangan dari pengendara
kenderaan. Kalau mengahalangi pandangan maka polisi bisa memerintahkan memindahkan ketempat lain walaupun penempatannya ditempat itu sudah
mendapat izin.
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Zakelijk artinya secara pribadi tidak terikat kepada kepentingan perorangan
yang dianggap zakelijk adalah tindakan yang benar-benar diharapkan untuk kepentingan tugas kepolisian, sehingga wewenang kepolisian itu bisa
dipergunakan untuk kepentingan pribadi. 3.
Doelmatig artinya tindakan yang sesuai atau yang bisa mencapai sasaran, yang dianggap tindakan doelmatig ialah bahwa tindakanjalancara yang
paling tepat agar kerugian bagi perorangan itu dapat diperkecil atau juga segala tindakan yang sesuai dengan kepentingan umum tidak berlebih-
lebihan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan usul orang yang bersangkutan.
4. Evenredig artinya harus ada keseimbangan antara tindakan polisi dengan
berat ringannya kesalahan artinya dlam mengambil tindakan dengan alat- alat itu tidak terlalu berlebih-lebihan sehingga menghambur-hamburkan
tenaga atau sampai melanggar hak-hak asasi contoh : terhadap seorangpengendara sepeda yang telah salah jalan maka polisi tidak perlu
menyita sepedanya tetapi cukup dengan memberikan peringatan bahwa jalan itu terlarang dan tidak bisa dilalui.
67
Selain itu dalam sistem peradilan pidana Criminal Justice terdapat beberapa komponen fungsi yaitu terdiri dari Kepolisian sebagai penyidik, Kejaksaan sebagai
penuntut umum, Pengadilan sebagai pihak yang mengadili dan yang terakhir Lembaga Pemasyarakatan yang berfungsi untuk memasyarakatkan kembali para si
67
Momo Kelana, Hukum Kepolisian, PTIK, PT Gramedia Widiya Sarana Indonesia, Jakarta, 1994 hal 99
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
terhukum. Kesemua komponen ini bekerja secara bersama-sama, terpadu di dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama yaitu menanggulangi kejahatan.
68
1. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana; Sebagai
penyelidik, polisi juga mempunyai wewenang sebagai penyelidik, hal itu dapat dilihat dalam Pasal 4-7 KUHAP.
Pasal 4 Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia
Pasal 5 1 Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4:
a. karena kewajibannya mempunyai wewenang :
2. mencari keterangan dan barang bukti;
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri; 4.
mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan
penyitaan; 2.
pemerikasaan dan penyitaan surat; 3.
mengambil sidik jari dan memotret seseorang; 4.
membawa dan menghadapkan serang pada penyidik. 2 Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan
sebagaimana tersebut pada ayat 1 huruf a dan huruf b kepada penyidik.
Pasal 6 1 Penyidik adalah:
a. pejabat polisi negara Republik Indonesia b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang
Pasal 7 1 Penyidik sebagimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a karena
kewajibannya mempunyai wewenang : a.
menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka; d.
melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
68
M. Faal, Penyaringan Perkara Pidana Oleh Polisi Diskresi Kepolisian, Pradya Paramita, Jakarta, 1991, hal 24
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara; i.
mengadakan penghentian penyidikan; j.
mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 2 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b mempunyai
wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah koordinasi dan
pengawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a.
3 Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, penyidik wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku
69
Dari setiap tindakan kepolisian tersebut hendaknya juga dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi hukum maupun dari segi moral dan etika kepolisian. Jadi
jika suatu tindakan penyalahgunaan kekuasaan dilakukan oleh kepolisian yang dapat merugikan orang lain, maka petugas atau polisi tersebut harus mempertanggung
jawabkan dan dikenakan hukuman sesuai dengan sistem hukum atau norma yang dilanggar itu.
Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban, polisi memperoleh wewenang untuk melakukan tindakan seperti memanggil, memeriksa, merazia, mengeledah,
menangkap dengan cara-cara dan tindakan-tindakan lain yang diizinkan oleh undang- undang, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada polisi untuk menentukan batasan-
batasan tertentu.
70
d. Hukum administrasi
Dengan demikian, pertanggung jawaban itu dapat dilihat dari segi :
69
M. Karjadi, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,Politeia, Bogor,1997, hal 13-17
70
Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran tentang pertangung jawaban Pidana. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984, Hal 34
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
e. Hukum pidana militer, disiplin militer
f. Hukum perdata
g. Moral dan etika kepolisian
Pada Hukum administrasi adalah hukum atau peraturan-peraturan yang bersifat istimewa. Istimewa karena memungkinkan para pejabat melakukan tugas-
tugas dengan kewenangan yang istimewa yang dapat bersifat memaksa, tidak dimiliki orang atau badan hukum privat
71
71
M. Faal, Op.Cit, hal 122
, pada hukum perdata dimungkinkan korban menuntut secara hukum melalui peradilan yang ditunjuk untuk menuntut
pertanggungjawaban atas kerugian yang ia derita. Sedangkan hukum pidana militer dan moral etika kepolisian lebih kepada hukuman melalui sidang kode etik profesi
dan melalui Polisi Militer.
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV
HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI PATROLI POLISI DALAM MENANGGULANGI SUATU TINDAK KEJAHATAN DI WILAYAH
HUKUM POLTABES MEDAN
Pemaknaan akan pelindung, pengayom, dan pelayanan masyarakat bisa beragam dari berbagai tinjauan, namun utk kesamaan persepsi bagi kita dan langkah
bagi pemaknaan itu dapat dirumuskan : Pelindung : anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan
perlindungan bagi warga negara masyarakat sehingga terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau bahaya
serta merasa tentram dan damai. Pengayom : anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan
bimbingan, petunjuk, arahan, dorongan, ajakan, pesan dan nasihat yang dirasakan bermanfaat bagi warga masyarakat
guna terciptanya rasa aman dan tentram. Pelayan : anggota polri yang setiap langkah pengabdiannya dilakukan
secara bermoral, beretika, sopan, ramah dan proporsional.
Pemaknaan dari peran pelindung, pengayom dan pelayan seyogianya sesuai dengan tampilan perilaku kehidupannya sehari-hari. Tampilan perilaku dimaksud
akan sangat terantung pula kepada integritas pribadi masing-masing anggota polri
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
untuk bisa dilaksanakan secara sadar, baik dan tulus pada intinya perilaku yang ditampilkan dapat berwujud :
1. Sebagai pelindung dengan memberikan bantuan kepada warga masyarakat
yang merasa terancam dari gangguan fisik dan psikis tanpa membeda- bedakan
2. Sebagai pengayom dalam setiap kiprahnya mengutamakan tindakan yang
bersifat persuasif. 3.
Sebagai pelayanan dengan melayani masyarakat dengan kemudahan cepat, simpatik, ramah, sopan serta tanpa pembebanan biaya yang tidak
semestinya.
A. Bentuk-bentuk Patroli yang dilaksanakan oleh aparat Kepolisian dalam menanggulangi suatu tindak pidana.
Sebagai unit yang sering bersinggungan langsung dengan masyarakat, Patroli polisi harus bisa menempatkan diri sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat
namun juga harus tegas serta berwibawa. Dalam melaksanakan fungsi patroli, hal-hal yang harus dipersiapkan antara lain melakukan persiapan sesuai dengan pengarahan
Kasat Wil, memahami Administrasi Patroli, dan juga harus membawa dan mencatat kejadian penting dalam buku kegiatan Patroli.
Patroli dilakukan berdasarkan petunjuk pelaksanaan yang diberikan secara internal kepolisian berlaku secara menyeluruh baik patroli yang dilaksanakan oleh Kesatuan
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Lalu Lintas, Kesatuan Samapta, maupun Kesatuan Obsus pada dasarnya adalah sama yaitu secara stasioner menetap dan mobile bergerak, letak perbedaannya adalah
sasaran geraknya, berikut ini adalah penjabarannya antara lain :
Sat-Lantas
KASAT LANTAS
WAKASAT LANTAS
KA UR BIN OPS PAUR MIN PAUR TILANG PAUR TAHTI
KANIT PATROLI KANIT LAKA KANIT DIKMAS KANIT REGIDENT
Kanit patroli berada dibawah Kasat lantas dan wakasat lantas,. Kanit patroli membawahi 5 kasubnit, sebelum dilaksanakan patroli kasubnit
membuat sprint tugas dari kasat lantas melalui kanit patroli. Sat lantas memiliki 2 jenis kenderaan operasional yaitu roda 4, dan roda 2, dengan
jumlah unit Roda 4empat 6 unit dan Roda 2 dua 80 unit, bentuk patrolinya adalah stasioner dan mobile, untuk stasioner ditempatkan
kepada prioritas jalan padat berpotensi kemacetan. patroli dilaksanakan secara rutin sesuai dengan situasi kerawanan kamtibmas, kamtibcar
lantas. Unit-unit yang bertugas dibawah Kanit Patroli senantiasa mengkoordinasikan tingkat kadar kerawanan Kamtibmaskerawanan
kadar kriminalitas dengan Polsek jajarannya. Polsek dapat meminta bantuan tenaga personil kepada Poltabes sesuai dengan tingkat
kebutuhan demikian juga kebalikannya, segala sesuatu laporan dari
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
masyarakat yang datang ke Poltabes diarahkan ke Polsek wilayah tempat kejadian perkara.
72
Sat-Samapta
KASAT SAMAPTA WAKASAT LANTAS
Kepala Urusan Biro Operasionil
Perwira Urusan Tindak Pidana Ringan LOGISTIK
KANIT PATROLI KOMPI I KOMPI II
KOMPI III PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENDALIAN
MASSA MASSA MASSA
POLSEK
Kasat Samapta Kepala Satuan Samapta adalah Pembina fungsi patroli samapta pada polsek-polsek.
Kanit Patroli Kepala Unit Patroli menerima perintah dari Kasat Samapta, kemudian Kanit Patroli meneruskan perintah kepada Kasubnit-
kasubnit Kepala Sub Unit. Tiap Kasubnit memiliki fungsi yang relatif sama namun ada perbedaan sedikit yaitu : Kasubnit I, II, III masing-
masing memiliki anggota 20 personil, tugasnya adalah patroli menggunakan mobil minibus, dan jenis jip, jumlah unit patroli 24 unit,
berpatroli mengelilingi wilayah hukum Potabes Medan sesuai dengan pembagian tugas masing-masing .
Kasubnit IV terdiri dari personil polwan. Jumlah 25 Personil, menggunakan kenderaan jenis Buggy sejumlah 3 tiga buah. Tugasnya
72
Hasil wawancara dengan Anggota Min Ops Lantas Poltabes Medan, BRIPKA M. GINTING, tanggal 26 Februari 2008
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
adalah patroli didaerah Plaza, contoh Sun Plaza, dan juga standby di Komando.
Kasubnit V terdiri dari 48 personil, tugasnya untuk menjaga rumah kapoltabes, wakapoltabes, Rumah sakit, dan Komando.
Dalam menjalankan tugasnya, apabila menemukan tindak pidana tertangkap tangan maka akan ditangkap dan dibawa ke Reserse atau
Polsek yang lebih dekat. Tetapi biasanya akan dibawa ke Samapta terlebih dahulu berikut tersangka dan barang bukti untuk dibuat laporan
kejadian dan dibuat surat perintah tugas. Kesemuanya itu dapat fleksibel sesuai situasi lapangan.
73
Sat- Pam Obsus
KASAT OBSUS
KA UR BIN OPS
PAUR MIN PAUR ANEV
KANIT PAM OBVIT KANIT PAM VIPVVIP KANIT PAM WISATA
Jumlah unit Patroli ada 6 buah mobil patroli dengan 12 personil. unit patroli yang turun kelapangan dibagi menjadi 3 regu dan 2 bagian.
Artinya pembagian tugas adalah 12 jamregu dan 1 regu lagi sebagai cadangan. Bentuk patroli yang dilakukan adalah kegiatan secara
stasioner dan mobile. Stasioner dilakukan dengan cara menetap disuatu
73
Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Samapta Poltabes Medan, IPTU TONY SIANJUNTAK,SH tanggal 03 Maret 2008
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
objek vital, mengamati, mengawasi dan memperhatikan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan menimbulkan segala bentuk gangguan
kamtibmas. Mobile dilakukan dengan cara melakukan pengunjungan dalam rangka pengecekan dan pengontrolan guna memastikan
terkendalinya situasi, tempat-tempat tersebiut seperti Plaza, Pasar, serta tempat hiburan.
74
a. mendukung kegiatan operasional dengan memanfaatkan kemampuan
mobilitas tinggi dan sarana komunikasi yang dimiliki. Berdasarkan wilayah, Patroli Polisi mempunyai tiga bentuk antara lain:
1. Patroli dalam kota Titik berat penugasan patroli dalam kota yaitu:
b. Memberikan pertolongan kepada masyarakat serta melakukan penindakan
tahap pertama di TKP yang letak jauh dari markas. c.
Melakukan pengejaran terhadap pelaku kejahatan dan pelanggaran yang menggunakan sarana mobilitas tinggi.
Patroli dalam kota diselenggarakan oleh kesatuan Kepolisian tingkat Resort, Kota Besar dan Polda Metropolitan.
2. Patroli luar kota dalam bentuk Patroli persambungan. Titik berat penugasan kepada:
74
Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Pam Obvit IPTU SUBENO SH, Tanggal 26 Februari 2008.
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
a. Bintibmas dalam arti tindakan preventif secara tidak langsung meniadakan gejala yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas.
b. Lebih mengutamakan preventif daripada represif. 3. Patroli medan berat.
Meliputi antara lain: 1.
Medan Datar ; tidak dapat dipatroli dengan alat sepeda motor, namun hanya dapat menggunakan kuda atau jalan kaki.
2. Medan perairan ; menggunakan alat angkut air seperti kapal, speed boat,
perahu dll, pelaksanaanya berpedoman pada juklak Patroli air dari Sub Dit Samapta Patroli.
3. Medan pegunungan ; alat angkut motor trail, kuda, bila menggunakan
kuda agar berpedoman pada juklak Patroli dari Sub Dit Samapta Patroli. 4.
Medan tertutup dan terputus-putus ; alat angkut Helikopter, dan pelaksanaanya berpedoman pada juklak Patroli udara dari Sub Dit
Samapta Patroli.
75
Arus kejahatan yang terjadi di kota Medan sangat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga menimbulkan kekhawatiran dimasyarakat,
kejahatanpun tidak pandang bulu, semua kalangan pernah merasakannya mulai dari kalangan masyarakat biasa, pendidikan seperti guru, dosen dan lainnya, pengusaha,
bahkan dari kalangan aparat penegak hukum sendiri seperti aparat TNI dan POLRI. Kejahatan tidak hanya terjadi pada malam hari seperti yang sering kita dengar pada
75
Mabes Polri, Op. Cit, hal 27
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
tahun 90-an, kejahatan justru terjadi pada siang hari bahkan didaerah yang sangat ramai lalu lalang kenderaan bermotor.
Kapolda Sumatera Utara dalam STR KAPOLDA NO POL : STR20I2006 TGL 20 JAN 2006 dan STR10I2007 TGL 9 JAN 2007 terdapat Sasaran Prioritas
dari Poltabes Medan dalam antara lain : Judi, Premanisme, Narkoba, dan Crime Street. Berkaitan dengan hal itu salah satu upaya yang sangat efektif dalam
menanggulangi kejahatan tersebut adalah dengan patroli, karena patroli melakukan penanggulangan dengan cara pencegahan sebelum terjadinya kejahatan.
76
B. Upaya penanggulangan kejahatan yang telah dilaksanakan oleh Poltabes