M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB II MEKANISME PENANGGULANGAN KEJAHATAN YANG DILAKUKAN
OLEH POLISI REPUBLIK INDONESIA
Pengaruh modernisasi tidak dapat dielakkan disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang telah mengubah cara hidup manusia. Apalagi dalam tahapan
pembangunan Nasional disegala bidang dewasa ini yang merangsang pula timbulnya perubahan nilai sosial budaya, masing-masing individu terus berusaha agar dirinya
tidak tertinggal bahkan tergilas jaman dengan penuh linangan penderitaan. Wilayah hukum Poltabes Medan memiliki luas wilayah 156.649,48 Ha,
dengan batas-batas antara lain sebagai berikut: - Utara berbatasan dengan Selat Malaka
- Timur berbatasan dengan Polres Deli Serdang - Selatan berbatasan dengan Polres Tanah Karo
- Barat berbatasan dengan Polres Langkat
37
Hal tersebut tentunya menjadikan Wilayah hukum Poltabes Medan adalah titik lintas yang strategis, juga tempat yang menjanjikan bagi para pencari kerja
daerah. Sehingga Medan semakin pesat peningkatan jumlah penduduknya, bagi para pencari kerja dari daerah, mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan merupakan
impian yang dibangun ketika akan berangkat dari kampung halaman. Namun kurangnya bekal mengakibatkan kondisi berubah, impian pekerjaan yang menjanjikan
37
Paparan Kapoltabes MS, Penanganan Aparat Kepolisian terhadap pemberantasan Premanisme dan masalah yang timbul di Masyarakat. Tanggal 21 Mei 2007 di DPRD TK II Medan
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
berubah menjadi bekerja apa saja demi bertahan hidup. Masing-masing individu memiliki caranya masing-masing, ada yang berjuang keras dengan penuh keyakinan
tetapi dengan cara yang diperbolehkan dalam hukum, juga ada yang berjuang keras dengan penuh kebingungan sehingga lebih memilih tidak mengindahkan peraturan
yang berlaku. Semula masyarakat yang penuh kesopanan menjadi masyarakat yang tidak peduli dengan penderitaan sesama akibat tindakannya.
A. Penanggulangan Kejahatan Secara Umum
Dalam sejarah kehidupan penjahat akan didapatkan seluruh proses yang terjadi dalam kehidupan sosial hubungan antara penjahat dengan masyarakat dan
hubungan di antara sesame penjahat. Salah satu proses yang penting dalam kehidupan manusia yang juga dialami oleh penjahat adalah proses
kedewasaankematangan pribadimaturation. Adanya pengasingan, pertentangan dan perkembangan teknik melakukan
kejahatan serta perlindungan terhadap kejahatan adalah merupakan proses yang terjadi dalam hubungan antara penjahat dan masyarakat; sedangkan penampilan,
organisasi, dan profesionalisme adalah merupakan proses yang terjadi antara penjahat dan penjahat.
38
38
Ninik Widiyanti, Yulius W, Op. Cit, hal 148
Kedewasaan ini dapat terjadi dalam diri penjahat yang telah cukup berpengalaman. Hal ini berarti bahwa kejahatan pada orang-orang tertentu
berkembang dalam suatu pendidikan tertentu. Hal ini tidaklah berarti bahwa seseorang yang mulai pendidikan ini harus mengikutinya sampai selesai, atau ia tidak
diperkenankan memulai dari cara berbeda.
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Seorang anak laki-laki yang sering berkecimpung dalam suatu daerah dimana banyak terjadi kejahatan, bergaul dan menghabiskan waktu menjelang dewasanya, ia
akan mencapai kematangan pribadikedewasaan tersebut dengan peluang besar menjadi penjahat. Karena kejahatan tersebut telah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kepribadiannya. Ia dapat merencanakan suatu kejahatan, dapat mengetahui cara-cara meloloskan diri dari penangkapan, dan telah dapat meyakini
bahwa dirinya sebagai seorang penjahat. Ia pun telah menganggap bahwa pemenjaraan merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dalam hidupnya.
Perkembangan metode-metode seorang penjahat sehubungan dengan usia kronologis tersebut berbeda-beda dalam tiap-tiap kejahatan. Sejarah kehidupan seseorang yang
semasa mudanya mejadi pencuri dan perampok, menunjukkan bahwa proses kejahatan terjadi dalam dirinya dimulai dari yang ringan kepada yang berat, dari yang
jarang kepada yang sering, dari suatu hobi menjadi suatu pekerjaan, dari kejahatan yang dilakukan oleh kelompok yang kurang terorganisir menjadi kelompok yang
terorganisir.
39
1. Tindakan pencegahan adalah lebih baik dari pada tindakan represif dan
koreksi. Usaha pencegahan tidak selalu memerlukan suatu organisasi yang rumit dan birokratis, yang dapat menjurus kearah birokratisme yang
Dalam penanggulangan kejahatan diperlukan perhatian lebih besar pada pencegahan yakni sebelum kejahatan itu terjadi. Adapun alasannya antara lain
sebagai berikut :
39
Momon Martasaputra, Op.Cit, hal 324.
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
menimbulkan penyalahgunaan kekuasaanwewenang. Usaha pencegahan adalah lebih ekonomis bila dibandingkan dengan usaha represif dan
rehabilitasi. Untuk melayani jumlah orang yang lebih besar jumlahnya tidak diperlukan banyak tenaga seperti pada usaha represif dan rehabilitasi menurut
perbandingan. Usaha pencegahan yang dimaksudkan adalah usaha yang dilakukan secara perorangan dan tidak selalu memerlukan keahlian seperti
pada usaha represif dan rehabilitasi. Misalnya menjaga diri jangan sampai menjadi korban kriminalitas, tidak lalai mengunci rumahkendaraan,
memasang lampu ditempat gelap dan lain-lain. 2.
Usaha pencegahan tidak perlu menimbulkan akibat yang negative antara lain : stigmasi pemberian cap pada yang dihukumdibina, pengasingan,
penderitaan-penderitaan dalam berbagai bentuk, pelanggaran hak asasi, permusuhankebencian antara satu sama lain yang dapat menjurus kearah
residivisme. Viktimisasi structural penimbulan korban struktur tertentu dapat dikurangi dengan adanya usaha pencegahan tersebut misalnya korban suatu
sistem penghukuman, peraturan tertentu sehingga dapat mengalami penderitaan mental fisik dan sosial.
3. Usaha pencegahan dapat pula mempererat persatuan, kerukunan dan
meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap sesama anggota masyarakat. Dengan demikian usaha pencegahan dapat membantu orang mengembangkan
orang bernegara dan bermasyarakat lebih baik lagi. Oleh karena mengamankan dan mengusahakan stabilitas dalam masyarakat, yang
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
diperlukan demi pelaksanaan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Usaha pencegahan kriminalitas dan
penyimpangan lain dapat merupakan suatu usaha menciptakan mental, fisik dan sosial seseorang.
40
Dalam usaha pencegahan untuk menanggulangi kejahatan dapat berarti mengadakan perubahan positif. Sehubungan dengan pemikiran ini, maka dalam
rangka mengubah perilaku kriminal, kita harus mengubah lingkungan abstrak dan konkrit dengan mengurangi hal yang mendukung perbuatan kriminal. Pencegahan
adalah lebih baik daripada tindakan represif dan koreksi, usaha pencegahan tidak memerlukan suatu organisasi yang rumit dan birokratis.
Arif Gosita dalam kata sambutannya pada seminar perlindungan anak, mengemukakan cara-cara pencegahan dalam penanggulangan tindak kejahatan dan
membaginya menjadi dua yaitu bersifat langsung dan tidak langsung, antara lain : a.
Bersifat langsung. Kegiatan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya suatu kejahatan
dan dapat dirasakan juga diamati yaitu meliputi : 1.
Pengamanan objek kriminalitas dengan sarana fisikkonkret. 2.
Pemberian penjaga pada objek kriminalitas. 3.
Mengurangimenghilangkan kesempatan berbuat kriminal melalui perbaikan lingkungan; menambah penerangan jalan.
4. Perbaikan lingkungan melalui perbaikan struktur sosial
40
Ninik Widiyanti, Yulius W, Op.Cit, hal 154-155
M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan Studi Pada Poltabes Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Pencegahan hubungan-hubungan yang dapat menyebabkan
kriminalitas misalnya: mencegah si penipu dan korban. b.
Bersifat tidak langsung. Kegiatan pencegahan tersebut meliputi :
1. Penyuluhan kesadaran mengenai tanggung jawab bersama terhadap
kriminalitas. 2.
Pembuatan peraturan yang melarang dilakukannya suatu kriminalitas yang mengandung ancaman hukuman.
3. Pendidikan latihan untuk memberikan kemampuan seseorang
memenuhi keperluan fisik, mental, dan sosialnya. 4.
Penimbulan kesan akan adanya pengawasanpenjagaan pada kriminalitas yang akan dilakukan pada obyek.
41
B. Penanggulangan Kejahatan Secara Teori Kriminologi.