Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
3. Hiperkolesterolemia akibat metabolisme lemak. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat gaya hidup yang kurang baik. Misalnya,
makanan sehari – hari banyak mengandung lemak tetapi aktifitas fisik kurang. Hiperkolesterolemia ini disebut juga hiperkolesterolemia primer.
4. Hiperkolesterolemia turunan. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada
tempat kerja LDL reseptor sehingga menyebabkan pembentukan kadar LDL yang tinggi atau kekurangan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar
kolesterol sampai diatas 400 mgdl atau kadar HDL dibawah 35 mgdl, meskipun orang tersebut rajin berolahraga, memakan makanan serat, jarang mengonsumsi
lemak hewani dan tidak merokok Suharti, 2006
2.7 Obat – Obat Penurun kolesterol
Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan pemakaian obat – obatan dan non farmakologi tanpa pengunaan obat - obatan yang diresepkan oleh
dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara:
1. Menghentikan kebiasaan merokok. Merokok dapat berakibat buruk bagi
pembuluh darh otak dan perifer. Partikel gas yang terkandung dalam asap rokok seperti karbon monoksida akan menggantikan tempat oksigen di
hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat aterosklerosis. Dengan demikian, karbonmonoksida menurunkan kapasitas latihan fisik,
meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
2. Olah raga. Bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol naik, kadar
HDL rendah, dan menimbulkan kelebihan berat badan. 3.
Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol. 4.
Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol darah dalam
tubuh. Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka
diperlukan pengobatan dengan obat –obatan. Pemakaian obat – obatan harus diingat pula tidak terlepas dari efek samping. Obat sesungguhnya adalah ”benda
asing” yang dimasukkan ke dalam tubuh ; semacam ”racun” yang diharapkan memberikan efek baik, tetapi sekaligus mencemaskan karena memendam pula
efek yang tidak mengenakkan. Itulah sebabnya indikasi pemakaian obatpun hendaklah setepat mungkin, seakan tidak ada pilihan lain lagi kecuali terpaksa
menelannya. Banyak obat antikolesterol yang kini beredar di pasaran. Dan obat – obat ini hanya boleh dipakai, apabila dengan diet yang ketat, latihan yang teratur
dan pengendalian faktor –faktor resiko lainnya tidak lagi bisa menekan kadar kolesterol dalam darah Baaras, 1993
Suatu kemajuan dalam pengobatan hiperkolesterolemia dengan ditemukannya kelompok baru zat yang di dapat dari jamur yang bersifat
kompetitor yang kuat terhadap HMGCoA reduktase suatu enzim yang mengontrol biosintesis kolesterol. Obat – obat ini sangat efektif dalam menurunkan kadar
LDL kolesterol plasma. Penghambat HMGCoA reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini akan menurunkan kadar LDL plasma. Empat
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
penghambat HMGCoA reduktase yang telah dipelajari pada manusia : mevastatin, lovastatin, pravastatin dan simvastatin Suyatna, 1995.
Untuk mengurangi bahaya penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah, terutama pembuluh darah otak, haruslah dijaga agar kadar lipid dalam
darah direndahkan. Melalui diet yang membatasi lemak dapatlah diharapkan kadar kolesterol dan trgliserida menurun, yaitu jangan makan mentega dan sebagai
gantinya dapat diberi margarin Oswari, 2003
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat – alat Penelitian
Alat – alat yang digunakan adalah microlab 300 Merck, sentrifuge Swing Type Model CD-50 SR Tomy Seiko, timbangan, mikropipet Clinicon,
inkubator, oral sonde, rak tabung reaksi, tabung reaksi, termometer, pemotong kuku dan alat – alat lain yang dibutuhkan.
3.1.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan adalah daun seledri, pakan BR 1 CP5 11- B, reagensia kolesterol axiom, aquadest, lemak kambing, kuning telur ayam
eropa, etanol, tablet simvastatin produksi PT. Promedrahardjo Farmasi industri.
3.2 Hewan percobaan
Marmot jenis lokal dengan berat 200 – 400 g yang berumur 3 bulan dan telah dikondisikan selama seminggu.
3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.3.1 Pengumpulan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun seledri Apium graviolens L. yang masih segar, berwarna hijau, cukup tua dan tanpa bunga yang
diambil dari Desa Lau Gendek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pengambilan