Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
2.3 Kandungan Kimia dan Kegunaan
Seledri mempunyai khasiat pembersih darah, memperbaiki fungsi hormon yang terganggu, dan mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urin. Bagi
pengguna seledri yang perutnya sering kembung akan sering membuang angin karena seledri juga berkhasiat sebagai karminatif. Bagi wanita yang jarang haid
karena kurangnya hormon estrogen akibat hipogonadism atau wanita di usia perimenopause yang banyak keluhan akibat menurunnya kadar estrogen, minum
air perasan seledri juga merupakan salah satu solusi karena seledri dapat memperbaiki fungsi hormon yang terganggu Dalimartha , 2002.
Selain mengandung flavonoid apiin yang berkhasiat antioksidan, apigenin yang berkhasiat hipotensif, seledri juga mengandung lipase untuk
mencerna lemak, sejumlah vitamin A, B dan C, serta kandungan mineral yang cukup tinggi untuk memperkuat massa tulang seperti kalsium, magnesium dam
fosfor. Setiap 100 gr seledri mengandung 50 gr kalsium. Dengan kandungan mineral tersebut, seledri dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Kandungan
kaliumnya yang cukup tinggi menyebabkan pengguna seledri tidak memerlukan penambahan kalium dari luar akibat efek diuretic yang dikonsumsinya
Dalimartha , 2002.
2.4 Simvastatin
Simvastatin merupakan senyawa penurun kolesterol yang diperoleh secara sintetis dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Setelah pemberian oral
simvastatin yang memiliki gugus lakton yang tidak aktif akan dihidrolisa
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
membentuk asam -hidroksi. Senyawa ini merupakan penghambat 3-hydroxy-3- methylglutarylcoenzyme A HMG-CoA reduktase. Enzim ini mengkatalisis
pembentukan mevalonat dari HMG-CoA yang merupakan tahap awal dari pembentukan kolesterol.
Simvastatin berwarna putih sampai abu-abu, tidak higroskopis, berupa serbuk kristal yang tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam cloroform, metanol dan
etanol. Rumus empris dari simvastatin adalah C
25
H
38
O
5
dengan berat molekul 418,57 dan rumus bangun :
O OH
O O
H
O
Gambar 2.1 Rumus bangun simvastatin Lilja, 1998
Dibanding penurun kolesterol lainnya pengikat asam empedu, asam nikotinat, asam fibrat, penghambat absorpsi kolesterol, statin memiliki efek
penurunan LDL terbesar. Oleh karena itu statin dijadikan sebagai obat pilihan utama untuk mengatasi hiperkolesterolnemia. Saat ini, tersedia beberapa statin di
pasaran, yaitu simvastatin, lovastatin, pravastatin, fluvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
Secara struktural, lovastatin dan simvastatin memiliki kesamaan. Keduanya adalah senyawa kimia dengan cincin lakton dan merupakan suatu
prodrug, baru aktif setelah membuka cincin lakton di hati. Sedangkan statin lainnya langsung aktif menghambat HMG-CoA reductase setelah diabsorpsi.
Penyerapan statin di saluran cerna berkisar 30-98. Statin mengalami metabolisme lintas pertama di hati yang cukup ekstensif, terutama melalui cairan
empedu. Akibatnya, bioavailabilitasnya di sirkulasi sistemik rendah. Semua statin dimetabolisme melalui jalur cytochrom P450 CYP, kecuali pravastatin oleh
enzim sitosol Anonim, 2008.
2.5 Kolesterol
HO H
H
H
Gambar 2.2 Rumus bangun kolesterol
Lipid di klasifikasikan menjadi beberapa golongan, antara lain yang berbentuk cair yang disebut sebagai minyak, merupakan ester asam lemak dengan
gliserol. Disamping itu, terdapat pula golongan steroid yang mengandung
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
kolesterol. Kolesterol terdapat dalam tubuh hewan dan beredar dalam darah. Kolesterol tidak terdapat dalam bahan nabati. Asam lemak merupakan bentuk
molekul yang paling sederhana dari lipid, terdiri dari serangkaian atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap dalam susunan
rantai karbonnya, asam lemak dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : asam lemak jenuh saturated fatty acid ; asam lemak tak jenuh tunggal mono unsaturated
fatty acid dan asam lemak tak jenuh ganda poly unsaturated fatty acid. Adanya ikatan rangkap memungkinkan zat tersebut menerima tambahan atom hidrogen
lagi. Ketiga macam zat ini terdapat dalam bahan makanan, baik hewani maupun nabati Uripi, 2002.
Lemak atau lipid merupakan zat yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh melalui
makanan atau dibentuk dalam tubuh, terutama di hati dan dapat disimpan di dalam sel – sel lemak atau jaringan adipose untuk dipakai di kemudian hari. Sel – sel
lemak juga membantu melindungi tubuh dari dingin. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung sel saraf yang membungkus sel – sel
saraf serta empedu. Selain lemak ada juga golongan lemak lainnya yang sebenarnya tidak berkaitan dengan asam lemak tetapi masih digolongkan sebagai
lemak karena mempunyai sifat – sifat yang serupa dengan lemak yang sebenarnya. Zat yang sama ini dikenal dengan istilah lipomimetic compound, yaitu
komponen yang menyerupai lemak. Contohnya kolesterol. Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik seperti lemak tetapi memiliki rumus seperti steroida
Rahardja, 2002
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu,
karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang dimakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang masing – masing
dibutuhkan tubuh. Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna untuk membungkus jaringan saraf mielin, melapisi selaput sel, dan pelarut
vitamin. Pada anak – anak kolesterol dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya. Kolesterol hanya diperoleh dari makanan yang terdapat pada hewan,
seperti otak, daging dan kulit ayam Wiryowidagdo,2002. Selama dalam peredaran darah, ada kecenderungan kolesterol menempel
pada dinding pembuluh darah sehingga mempersempit pembuluh tersebut. Proses ini terjadi karena sifat dari LDL low density lippoprotein yang sangat
arterogenik. Kondisi demikian akan membuat aliran darah menjadi tidak lancar dan lemak terlarut dalam darah semakin tidak mencukupi proses metabolisme
sehingga mengganggu keseimbangan kebutuhan oksigen dan penyediaan oksigen. Padahal metabolisme tubuh sepenuhnya membutuhkan oksigen aerobik. Bila
yang terjadi merupakan metabolisme anaerobik maka akan terjadi penumpukan asam laktat sehingga seseorang akan merasa nyeri hebat dibalik tulang dada.
Peristiwa ini disebut kejang jantung atau angina pektoris Mursito, 2002. Peningkatan kadar lipid dalam darah meliputi kolesterol dan trigliserida
merupakan unsur utama. Kadar kolesterol diatas 220 mgdl bagi umur 40 – 49 tahun, ibarat sudah lampu kuning untuk faktor risiko. Hiperkolesterolemia
berkaitan erat dengan low density lippoprotein LDL dan HDL high density
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
lippoprotein dalam pembentukan aterosklerosis. Pada usia 30 – 49 tahun, bila kadar kolesterol mencapai 260 mgdl, kemungkinan menjadi penderita
aterosklerosis 3-5 kali bila dibandingkan dengan kadar kolesterol yang 220 mgdl Sitepoe, 1992
2.5.1 Jenis Kolesterol
Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yakni kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut
lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian kilomikron, yakni very low density lippoprotein VLDL, intermediate density lippoprotein IDL, low density
lippoprotein LDL, dan high density lippoprotein HDL. Dari kelimanya yang penting untuk diketahui adalah LDL dan HDL Wiryowidagdo,2002.
1. Low density lippoprotein LDL merupakan lippoprotein yang
mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena
efeknya yang arterogenik mudah melekat pada dinding pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan
pembuluh darah arterosclerosis. Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari lemak yang masuk. Semakin tinggi banyak lemak yang
masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut.
2. High density lippoprotein HDL merupakan lippoprotein yang
mengandung Apo A, yang memiliki efek anti-arterogenik, sehingga
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer,
lalu keluar tubuh lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang Wiryowidagdo,2002.
2.5.2 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit
Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lemak jenuh dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah
penyakit kanker, termasuk kanker payudara dan kanker usus besar colon. Untuk itu, kita dianjurkan untuk mengurangi konsumsi zat – zat ini. Kolesterol dan
lemak berhubungan erat dengan timbulnya aterosklerosis, endapan lemak dan garam – garam lain dalam dinding pembuluh darah nadi arteri sehingga
pembuluh darah menjadi kaku sklerosis, yang mengakibatkan menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis
menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke dalam otot jantung maka jantung kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pektoris atau infark
jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar Uripi, 2002.
Kenaikan kadar kolesterol di dalam darah tidak dapat disanggah lagi merupakan faktor risiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini
dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan pula risiko pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit jantung
koroner. Kolesterol sendiri tidak dapat dipisahkan dari lippoprotein dan lipida
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
lainnya sebagai faktor aterogenik. Sebab, dalam sirkulasi kolesterol berikatan dengan lippoprotein Sitepoe, 1992.
2.6 Gangguan Kolesterol
1. Dislipidemia Primer Dislipidemia primer adalah gangguan lipid meningkatnya kolesterol
yang terbagi menjadi 2 bagian, yakni hiperkolesterol poligenik dan hiperkolesterolemia familial. Hiperkolesterol poligenik biasanya terjadi
peningkatan kolesterol ringan atau sedang. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kolesterol ini adalah berkurang fungsi reseptor LDL, berkurangnya daya
metabolisme kolesterol, dan meningkatnya penyerapan kadar kolesterol. Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kolesterol yang sangat
dominan banyak akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan mendapat gangguan penyakit jantung koroner PJK dengan ketinggian
kadar kolesterol mencapai 1.000 mgdl. Padahal, kadar kolesterol total yang diperkenankan adalah kurang dari 200 mgdl. Jika mencapai 200 – 239 mgdl
harus diwaspadai. Jika terjadi diatas 250 mgdl, dianggap berbahaya. 2. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, seperti infeksi,stress, atau kurang gerak olehraga. Berbagai macam obat
juga bisa meningkatkan kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa menopause berhenti haid jika diberi terapi estrogen mengalami resiko kenaikan
kadar kolesterol darahnya Wiryowidagdo,2002.
Suparman Saragih : Pengaruh Pemberian Infus Daun Seledri Apium graviolens L. Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Marmot Cavia cobaya , 2009.
USU Repository © 2009
3. Hiperkolesterolemia akibat metabolisme lemak. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat gaya hidup yang kurang baik. Misalnya,
makanan sehari – hari banyak mengandung lemak tetapi aktifitas fisik kurang. Hiperkolesterolemia ini disebut juga hiperkolesterolemia primer.
4. Hiperkolesterolemia turunan. Hiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada
tempat kerja LDL reseptor sehingga menyebabkan pembentukan kadar LDL yang tinggi atau kekurangan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar
kolesterol sampai diatas 400 mgdl atau kadar HDL dibawah 35 mgdl, meskipun orang tersebut rajin berolahraga, memakan makanan serat, jarang mengonsumsi
lemak hewani dan tidak merokok Suharti, 2006
2.7 Obat – Obat Penurun kolesterol