Stasiun Sortasi Kadar Air Teh Kering

Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 Penguapan air pada awal proses pengeringan berjalan dengan cepat dan berangsur menurun dan pada akhir proses pengeringan kecepatan penguapan air menjadi lebih lambat. Kapasitas FBD yang relatif lebih tinggi daripada ECPD cenderung memperpanjang waktu penguapan air pada tahap awal dan memperlambat penguapan air pada tahap akhir.

d. Kadar Air Teh Kering

Tujuan utama proses pengeringan adalah untuk mempertahankan kualitas teh, hingga sewaktu tiba di konsumen, karakternya tidak jauh berbeda dengan waktu keluar dari pengering. Pada kenyataannya hal ini sangat sulit dicapai, karena teh bersifat higroskopik dan pada umumnya selama sortasi, pengepakan dan transportasi kadar air teh dapat mencapai lebih dari 4-6 hingga reaksi oksidasi enzimatik masih tetap berlangsung. Bila teh dikeringkan ke tingkat kadar air yang lebih tinggi atau menyerap cukup banyak air setelah pengeringan, reaksi enzimatik akan berlangsung terlalu, hingga karakter teh menjadi gone off atau fade off. Keadaan demikian dapat juga terjadi pada teh yang disimpan untuk jangka waktu yang lama. Ningrat,R.G.S.Soeria Danoe.,2006.

2.3.6. Stasiun Sortasi

Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu, teh juga masih mengandung debu, tangkai daun, dan kotoran lain yang akan sangat berpengaruh pada mutu teh nantinya. Untuk itu, sangat dibutuhkan proses Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu bentuk dan ukuran teh yang seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin. Tim Penulis PS.,1993 Sortasi merupakan satu-satunya proses pengolahan teh yang tidak memiliki ketentuan yang pasti, hingga tidak ada pola kerja yang tetap yang dapat diikuti. Karena itu dibutuhkan penilaian yang seksama untuk memutuskan apakah ukuran dan bentuk hasil sortasi sudah cukup rata, cukup bersih dari serat dan tulang daun, hingga dapat diketahui apakah suatu pekerjaan sortasi perlu diulang atau tidak. Metode sortasi yang berlaku di suatu pabrik belum tentu sesuai untuk pabrik lain. Namun demikian, pola kerja di bawah ini dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan sortasi walaupun pengerjaannya tidak harus berurutan, yaitu : - pemisahan berdasarkan ukuran - pemisahan serat dan tulang dari fraksi daun - pemisahan berdasarkan berat, dan - reduksi ukuran partikel teh Pemisahan berdasarkan ukuran dilakukan melalui ayakan, pemisahan berdasarkan berat dilakukan dengan tewan yang juga digunakan untuk membersihkan teh dari serat daun dan bahan-bahan bukan teh seperti potongan kawat, kerikil atau debu. Pemisahan serat dan tulang dari fraksi daun juga disebut sebagai proses pembersihan atau pemisahan berdasarkan warna karena serat dan tulang berwarna merah, sedangkan fraksi daun berwarna hitam. Ningrat,R.G.S.Soeria Danoe.,2006 Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 Penilaian Dalam Pengujian Mutu Teh 1. Tea Tasting - Appearance Kenampakan Partikel Contoh teh disebar merata di alas berwarna putih, kemudian diamati ; tip, bentuk, ukuran, kerataan dan kebersihan partikel. - Liqour Air Seduhan Contoh teh sejumlah : 4,80 gram diseduh dengan air murni yang mendidih di dalam cangkir pencoba berukuran : 240 mL dan ditutup selama : 6 menit, kemudian air seduhan tersebut dituang ke dalam mengkuk pencoba. Setelah cukup dingin dilakukan pengamatan warna dan rasa air seduhan. Aroma air seduhan dihirup dari cangkir berisi ampas dengan membuka sedikit tutupnya. - Infusion Ampas Seduhan Ampas seduhan dipisahkan ke tutup cangkir pencoba, kemudian diamati warna dan kerataan ampas tersebut secara visual. 2. Pemeriksaan Kadar Air Untuk mengukur kadar air yang diperlukan 5 gram contoh teh, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengukur air Infra Red Moisture Meter selama 10 menit. Selanjutnya diamati kadar airnya dengan klasifikasi norma kadar air sebagai berikut : - Teh hasil pengeringan, kadar air 3 - 3,5 - Teh hasil sortasi, kadar air 4 - 4,5 - Teh hasil pengepakan, kadar air 5 - 5,9 . Anonim.,2008 Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009

2.3.7. Stasiun Penyimpanan dan Pengepakan