Polifenol Polifenol oksidase atau enzim oksidase Kafein

Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 Tanaman teh dapat tumbuh mulai dari pantai sampai pegunungan. Di Pegunungan Assam, teh ditanam pada ketinggian lebih 2000 meter dari permukaan laut. Namun, perkebunan teh dikembangkan di daerah pegunungan yang beriklim sejuk. Meskipun dapat tumbuh subur di dataran rendah, tanaman teh tidak akan memberikan hasil dengan mutu baik, karena semakin tinggi daerah penanaman teh semakin tinggi mutunya. Ghani,M.A.,2002

2.2. Kandungan Kimia Daun Teh

Bersamaan dengan berlangsungnya proses dehidrasi, yaitu penguapan air dengan bantuan udara, di dalam daun teh juga terjadi proses oksidasi enzimatik yang akan menentukan arah karakteristik teh jadi. Proses oksidasi enzimatik ditentukan oleh sifat senyawa kimia yang terkandung di dalam daun teh, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sifat genetik tanaman, lingkungan tempat tumbuh dan teknik budidaya. Adapun kandungan kimia yang terdapat di dalam daun teh adalah :

2.2.1. Polifenol

Secara keseluruhan jumlah senyawa golongan polifenol adalah sekitar 20-30 dari bahan kering pucuk teh, dan lebih dari tiga perempatnya termasuk golongan yang dikenal sebagai katekin, yang merupakan pigmen tanaman tak berwarna yang segera berubah menjadi coklat. Ningrat,R.G.S.Soeria Danoe.,2006. Semakin banyak kandungan katekin dalam teh makin besar potensi pucuk menjadi teh hitam yang baik, sehingga pucuk teh yang muda karena kadar katekin yang tinggi, merupakan Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 bahan baku pengolahan teh yang sangat diharapkan. Semakin tua pucuk teh, semakin kecil potensi kualitasnya. Demikian juga pucuk teh yang rusak akan mengalami oksidasi polifenol yang spontan dan tidak terkendali sehingga mutu hasil akhirnya tidak diharapkan. Untuk menjamin potensi kualitas hasil agar tetap terjaga dengan baik, polifenol dalam daun teh harus berada dalam kondisinya yang asli dan tercermin pada penampilan pucuk teh yang segar, utuh berwarna kehijauan dan tidak cacat. Anonim.,2002.

2.2.2. Polifenol oksidase atau enzim oksidase

Dalam sel daun teh, enzim polifenol oksidase dan polifenol peroksidase terdapat di dalam plastisida. Kedua enzim ini terlibat dalam oksidasi polifenol dan letaknya terpisah dari polifenol yang terdapat dalam vakuola. Ningrat,R.G.S.Soeria Danoe.,2006. Untuk mendapatkan kerja yang maksimal dari enzim ini, maka harus ditemukan dengan polifenol dan oksigen dari udara. Karena itu dalam pengolahan terdapat tahap penggilingan yang salah satu tujuannya adalah merusak sel daun sehingga polifenol bertemu dengan enzim oksidase. Anonim.,2002. Kadar katekin dan aktivitas polifenol oksidase yang tinggi dalam daun merupakan indikator teh berkualitas baik. Ningrat,R.G.S.Soeria Danoe.,2006.

2.2.3. Kafein

Kafein tidak berperan aktif dalam perubahan yang terjadi selama proses pengolahan, hanya kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk pucuk teh dapat menghasilkan Netti V. N. Sembiring : Pengaruh Kadar Air Dari Bubuk Teh Hasil Fermentasi Terhadap Kapasitas Produksi Pada Stasiun Pengeringan Di Pabrik Teh Ptpn Iv Unit Kebun Bah Butong, 2009. USU Repository © 2009 kualitas teh yang baik, karena kafein memberikan kontribusi pada pembentukan briskness air seduhan. Kafein juga merupakan faktor penting dalam pembentukan cream yaitu endapan yang terjadi pada waktu seduhan teh menjadi dingin. Kadar kafein daun teh berkisar antara 2,5 – 4 tergantung pada musim, sistem pemetikan dan klon tanaman. O N CH 3 N H 3 C N N H 3 C O Kafein

2.2.4. Asam Amino