Kegiatan I’tibar KEGIATAN PENELITIAN SANAD HADIS

Abu Dzar dan menghitung-hitung rambut kepalanya, seorang laki-laki : aku, kemudian laki-laki itu menuju kolam dan mengetuk kolam, pada waktu itu Abu Dzar berdiri maka ia duduk lalu ia berbaring, maka laki-laki itu menghampirinya dan berkata : hai Abu Dzar mengapa tadi kamu duduk dan kemudian berbaring ? maka Abu Dzar berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda kepada kami, jika di antara kalian marah dan dalam keadaan berdiri maka duduklah jika itu bisa menhilangkan marah, jika tidak maka berbaringlah.”

B. Kegiatan I’tibar

Setelah melakukan Takhrij al-hadis dalam penelitian sanad ini penulis melakukan kegiatan I’tibar. 16 I’tibar dilakukan untuk memperlihatkan dengan jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti, termasuk nama-nama periwayatannya, dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat yang bersangkutan. 17 Dalam melakukan i’tibar dapat dibantu dengan pembuatan skema 18 serta diagram sanad. Hal ini guna memudahkan pemahaman dan efektifitas kegiatan penelitian terhadap hadis yang dimaksud. Dalam hal ini diperlukan sikap kecermatan di dalam melakukan kegiatan penelitian hadis. Menurut M. Syuhudi Ismail, dalam melukiskan jalur-jalur sanad, garis-garisnya jelas sehingga dapat dibedakan antara jalur sanad yang satu dan jalur sanad yang lainnya. Nama-nama periwayat dan lambang-lambang periwayatan yang dicantumkan di dalam skema sanad harus cermat sehingga tidak mengalami kesulitan tatkala dilakukan penelitian terhadap masing-masing 16 I’tibar merupakan bentuk masdar dari kata I’tabara. menurut bahasa al-I’tibar adalah “peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud untuk dapat diketahui sesuatu yang sejenis”. Sementara menurut istilah, al-i’tibar berarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu. lebih lanjut, lihat. M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 51 17 M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 52 18 Dalam pembuatan skema ada tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian , yakni 1 jalur seluruh sanad; 2 nama-nama periwayat seluruh sanad; dan 3 metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat. Lebih lanjut, lihat. M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 52 periwayat dan bahkan dapat menyebabkan kesalahan dalam menilai sanad yang bersangkutan. 19 Informasi di atas menunjukan terdapat dua mukharij yakni Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud. Dengan demikian penulis membuat bagan berikut ini : SKEMA SANAD HADIS » اَذِإ َﺐِﻀَﻏ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ َﻮُھَو ٌﻢِﺋﺎَﻗ ْﺲِﻠْﺠَﯿْﻠَﻓ ْنِﺈَﻓ َﺐَھَذ ُﮫْﻨَﻋ ُﺐَﻀَﻐْﻟا ﱠﻻِإَو ْﻊِﺠَﻄْﻀَﯿْﻠَﻓ « 19 M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h.52-53 لﻮُﺳَر ِﮫﱠﻠﻟا ﻰّﻠَﺻ ُﷲا ِﮫﯿَﻠَﻋ ﻢﱠﻠَﺳَو دﻮﺳﻷا ﻲﺑأ ﻦﺑ بﺮﺣ ﻲﺑأ ﻦﻋ ﺎﻨﺛ w.195 H ﻝﺎﻗ ﺎﻨﺛ w.32 H w.137 H دﻮﺳﻷا ﻲﺑأ w.164 H-241 H ّرذ ﻲﺑأ w.69 H ﻦﻋ w.109 H ﻦﻋ دا ﺪﻨھ ﻲﺑأ ﻦﺑ دو ﺔﯾوﺎﻌﻣ ﻮﺑأ ﻲﺑأ ٍﻞَﺒْﻨَﺣ ُﻦْﺑ ُﺪَﻤْﺣَأ w.137 H w.195 H w.32 H

C. Penelitian Sanad Hadis Ahmad bin Hanbal