sesuatu dinilai sebagai yang merendahkannya, akibatnya wajar. Ia mudah sekali marah.
2. Sombong, yaitu menilai dirinya sendiri lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Jadi merupakan sifat kebalikan sifat dari rasa rendah diri. Orang
yang sombong terlalu menuntut banyak pujian bagi dirinya. Jika yang diharapkan tidak terpenuhi, ia wajar sekali marahnya.
3. Egoistis atau terlalu mementingkan diri sendiri, yang menilai dirinya sangat penting melebihi kenyataan. Orang yang bersifat demikian akan mudah
marah karena selalu terbentur pada pergaulan sosial yang bersifat apatis masa bodoh, sehingga orang yang egoistis tersebut merasa tidak
diperlakukan dengan semestinya dalam pergaulan sosial.
C. Ekspresi Marah
Sebenarnya marah adalah suatu emosi penting yang memberi tahu bahwa seorang perlu menyelesaikan suatu masalah. Menurut Triantoro Safari dan
Nofrans Eka Saputra dengan mengutip Greenberg dan Watson, 2002, bahwa “Emosi marah bisa bersifat protektif, konstruktif, tetapi dapat juga bisa menjadi
destruktif.”
19
Sayangnya emosi marah pada perakteknya tidak dimanfaatkan sebagai resolusi masalah. Hal ini dikarenakan ketidak sadaran untuk melihat bahwa marah
atau cara seorang mengekspresikan kemarahan itu sendiri telah menjadi sebuah masalah. Sesungguhnya kemarahan menjadi masalah jika memiliki dampak
19
Triantoro Safari dan Nofrans Eka Saputra. Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009, Cet.
I. h.73
tertentu bagi diri yang bersangkutan dan kehidupannya.
20
Dampak marah tersebut dapat dilihat jika kemarahan berdampak buruk terhadap orang lain,
mempengaruhi efisiensi dan performa peribadi, dan memperngaruhi kualitas kesehatan
21
. Para ilmuan sepakat bahwa budaya menentukan penyebab munculnya emosi
pada seseorang. Seperti pada perasaan marah merupakan emosi universal, namun cara pengekspresian rasa marah pada satu budaya akan berbeda dengan cara
pengekspresian rasa marah pada budaya lainnya, entah itu terasa baik atau buruk, mengerikan atau menakjubkan, berguna atau destruktif.
22
Begitupun kemampuan untuk merasa jijik berlaku universal, namun penyebab timbulnya rasa jijik akan
mengalami perubahan sejalan dengan tahapan perkembangan, dan penyebab rasa jijik juga berbeda-beda pada tiap budaya. Pada beberapa budaya, orang merasa
jijik terhadap ulat yang dianggap ahli botani sebagai hewan yang cantik, dan dianggap sebagai santapan yang lezat oleh suku Dani di Papua.
23
Beberapa karakteristik dalam ekspresi kemarahan atau dikenal dengan istilah wajah-wajah kemarahan oleh W.Robert Nay, PH.D, di antaranya berikut
ini:
24
20
W. Robert Nay, Ph.D. Mengelola Kemarahan Trampil Menangani Konflik, Melegakan Hubungan, dan Mengekspresikan Diri Tanpa Lepas Kendali. Penerjemah Leinovar Bahfein
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007, Cet. I. h. 38-39
21
W. Robert Nay, Ph.D. Mengelola Kemarahan Trampil Menangani Konflik, Melegakan Hubungan, dan Mengekspresikan Diri Tanpa Lepas Kendali. Penerjemah Leinovar Bahfein
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007, Cet. I. h.39-42
22
Carole Wade dan Carol Tavis. Psychology, 9
th
Edition. Penerjema Padang Mursalin dan Dinastuti Jakarta: Erlangga, 2007, Jilid 2. h. 129
23
Carole Wade dan Carol Tavis. Psychology, 9
th
Edition. Penerjemah Padang Mursalin dan Dinastuti Jakarta: Erlangga, 2007, Jilid 2. h. 130
24
W. Robert Nay, Ph.D. Mengelola Kemarahan Trampil Menangani Konflik, Melegakan Hubungan, dan Mengekspresikan Diri Tanpa Lepas Kendali. Penerjemah Leinovar Bahfein
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007, Cet. I. h. 69s
1. Pasif-Agresif Pasif-Agresif yaitu menahan pujian, perhatian, atau kepedulian. Mungkin,
“melupakan” atau tidak menaati komitmen. Menjaga jarak ketika marah. Atau melakukan sesuatu yang diketahui dapat membuat kesal orang lain.
2. Sarkasme Sarkasme yaitu melontarkan “banyolan” atau sindirian yang menyakitkan
orang lain.
Membuka aib
seseorang dihadapan
orang lain
atau mempermalukannya di depan umum. Mengeraskan suara dan sikap yang dapat
membuat orang muak atau tidak senang. 3. Kemarahan dingin
Kemarahan dingin yaitu menjauhkan diri dari orang lain selama beberapa waktu. Menjaga jarak. Menolak menunjukan apa yang menjadi masalah.
Cenderung menghindari pembicaraan emosional ketika marah. 4. Permusuhan
Permusuhan yaitu menunjukan suatu gejolak perasaan, meninggikan volume suara, seperti lebih tertekan. Berlaku seolah-olah diburu waktu. Secara jelas
menunjukan tanda-tanda frustasi dan kekesalan terhadap orang lain yang lamban atau tidak memenuhi ekspektasi kompetensi dan kinerja yang tinggi.
5. Agresif Agresif yaitu suara yang meninggi, melontarkan kata-kata keras dan atau
menghina. Kutukan, sumpah serapah, dan tuduhan. Memiliki pikiran atau gambaran mental untuk menyakiti orang lain. Menumpahkan kemarahan dengan
menyentuh, mendorong atau menendang, atau memukul.
D. Penanggulangan Gejolak Marah dalam Ilmu Psikologi