mengalami kesalahpahaman.
3
Untuk itu, kecermatan
4
seorang peneliti sangatlah dibutuhkan dalam penelitian matan hadis.
Setelah dilakukan penelitian sanad kritk sanad pada pembahasan sebelumnya, dilanjutkan dengan penelitian matan kritik matan guna mengetahui
kualitas matan tersebut. Adapun langkah-langkah dalam metodologi kegiatan penelitian matan
5
yakni : pertama, meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya. Kedua, Meneliti susunan lafal matan yang semakna. Ketiga, meneliti
kandungan matan hadis.
6
A. Meneliti Matan dengan Melihat Kualitas Sanad.
Berdasarkan hasil penelitian sanad dalam kegiatan kritik sanad di atas, bahwa sanad hadis Ahmad bin Hanbal adalah berkualitas Shahih. Keshahihan
hadis ini dapat mewakili hadis-hadis yang dikeluarkan oleh mukharij lainnya. Kualitas sanad Ahmad bin Hanbal tersebut merupkan gerbang pertama dalam
kegiatan kritik matan hadis mengenai “Penanggulangan Amarah Ketika Berdiri dengan Cara Duduk atau Berbaring.”
3
M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 124
4
Maksudnya seorang peneliti harus memiliki keahlian di bidang hadis, memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang ajaran Islam, telah melakukan kegiatan mutala’ah
yang cukup, berakal cerdas sehinga mampu memahami pengetahuan secara benar, dan memiliki tradisi keilmuan yang tinggi. Lihat. M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta:
Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 130
5
Matan menurut bahasa adalah ضرﻻا ﻦﻣ ﻊﻔﺗراو ﺐﻠﺳﺎﻣ
artinya: Bumi yang keras dan tinggi. Sedangkan menurut istilah, matan adalah perkataan yang menjadi ujung sanad. Lihat.
Mahmud Tahhan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadis. Penerjemah Ridlwan Nasir Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995, Cet. I. h. 99
6
M.Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. I. h. 121-122
B. Meneliti Susunan Lafal Matan yang Semakna
Susunan matan hadis yang pertama berkaitan dengan penanggulangan amarah perspektif Nabi Muhammad SAW. Setelah diperhatikan serta
dikomparasikan oleh penulis, antara matan hadis yang diriwayatkan Abu Daud dan Ahmad bin Hanbal nampaknaya tidak ada perbedaan sedikit pun. Maka untuk
memperjelas persamaan matan hadis tersebut berikut ini:
- اَذِإ
َﺐِﻀَﻏ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ
َﻮُھَو ٌﻢِﺋﺎَﻗ
ْﺲِﻠْﺠَﯿْﻠَﻓ ْنِﺈَﻓ
َﺐَھَذ ُﮫْﻨَﻋ
ُﺐَﻀَﻐْﻟا ﱠﻻِإَو
ْﻊِﺠَﻄْﻀَﯿْﻠَﻓ هاور
ﻮﺑأ دواد
- اَذِإ
َﺐِﻀَﻏ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ
َﻮُھَو ٌﻢِﺋﺎَﻗ
ْﺲِﻠْﺠَﯿْﻠَﻓ ْنِﺈَﻓ
َﺐَھَذ ُﮫْﻨَﻋ
ُﺐَﻀَﻐْﻟا ﱠﻻِإَو
ْﻊِﺠَﻄْﻀَﯿْﻠَﻓ هاور
ﺪﻤﺣأ ﻦﺑ
ﻞﺒﻨﺣ
Dengan demikian, jika ditempuh metode muq ranah perbandingan
ternayata pada kedua matan hadis di atas memiliki persamaan baik dalam lafa
maupun makna.
C. Meneliti Kandungan Matan Hadis