Tingkat Tinggi ASEAN mengenai ketidakpatuhan wajib disertai dengan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. putusan arbitrase atau kesepakatan penyelesaian yang tidak
dipatuhi; b.
informasi yang diberikan oleh Para Pihak yang sedang bersengketa terkait dengan ketidakpatuhan, mengenai pengambilan tindakan
untuk memastikan kepatuhan terhadap putusan arbitrase atau kesepakatan penyelesaian yang tidak dipatuhi;
c. tindakan-tindakan yang diambil oleh Dewan Koordinasi ASEAN
untuk memfasilitasi konsultasi; d.
rujukan atas laporan Sekretaris Jenderal ASEAN yang diserahkan kepada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN sesuai dengan Pasal 27
Ayat 1 dari Piagam ASEAN, apabila ada; dan e.
Rekomendasi Dewan Koordinasi ASEAN, apabila ada.
C. Pemberlakuan Protokol
Piagam ASEAN
Mengenai Mekanisme
Penyelesaian Sengketa dan Pengaruhnya terhadap Negara Anggota
Protokol Piagam ASEAN mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Protokol Dispute Settlement Mechanism DSM memang telah ditandatangani
pada tahun 2010 lalu di Hanoi oleh perwakilan pemerintah negara-negara anggota terkait. Namun Indonesia meratifikasi Protokol tersebut pada 2014 lalu dengan
terbitnya Peraturan Presiden No. 71 tahun 2014 tentang Pengesahan Protocol to
Universitas Sumatera Utara
the ASEAN Charter on Dispute Settlement Mechanism Protokol Piagam ASEAN Mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa.
Hal ini tak lepas dari pengesahan protokol ini diperlukan sebagai dasar hukum untuk mekanisme penyelesaian sengketa yang terkait dengan penafsiran
atau penerapan Piagam ASEAN dan instrumen ASEAN lainnya. Terbitnya peraturan presiden tersebut sebagai tindak lanjut dari pasal 19
Protokol DSM mengenai Ketentuan Penutup yang menyatakan kewajiban disahkan oleh seluruh negara anggota ASEAN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan masing-masing negara. Protokol ini mulai berlaku pada hari berikutnya setelah tanggal penyimpanan instrumen pengesahan kesepuluh oleh
Sekretaris Jenderal.. Lahirnya peraturan presiden tersebut melalui rujukan dari Undang-Undang No.24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional dan Undang-
Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan.
Dengan pengesahan Protokol telah menunjukkan ASEAN memiliki mekanisme untuk menyelesaikan sengketa yang terkait dengan penafsiran atau
penerapan Piagam ASEAN dan instrumen ASEAN lainnya apabila belum diatur. Hal ini dapat memperkuat implementasi Piagam ASEAN dan instrumen ASEAN
lainnya yang belum mempunyai mekanisme penyelesaian sengketa tersendiri. Pengesahan Protokol ini sebagai bagian dari peraturan perundang-
undangan nasional menunjukkan bahwa Indonesia siap berkomitmen dalam pemeliharaan perdamaian, keamanan, dan stabilitas terhadap kesepakatan
ASEAN. Tak
lepas juga
menunjukkan komitmen
Indonesia untuk
Universitas Sumatera Utara
mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai dengan bertindak sesuai dengan Piagam ASEAN.
Tentunya sebagai bagian dari komitmen, Indonesia harus wajib mengutamakan penyelesaian sengketa melalui mekanisme yang sudah diatur
dalam Protokol tersebut. Dan atas hasil dari mekanisme tersebut, negara juga wajib melaksanakannya.
Berdasarkan naskah penjelasan dari pengesahan protokol ini melihat bahwa memperhatikan beberapa hal. Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu: “Ikut serta dalam memeihara perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan dan perdamaian abadi.” Hal ini sejalan dengan tujuan ASEAN yaitu untuk memelihara dan meningkatkan
perdamaian, keamanan, dan stabilitas serta memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan. Memperkuat ASEAN dengan
membentuk suatu mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat menangani perbedaan dalam penafsiran atau penerapan Piagam ASEAN dan instrumen
ASEAN lainnya. Dengan pembentukan Piagam ASEAN dan Instrumen lain harus diikuti
dengan pembuatan suatu mekanisme penyelesaian sengketa terkait. Hal ini sangat diperlukan untuk menjamin adanya kepastian hukum di ASEAN dalam hal
timbulnya sengketa. Keberadaan suatu mekanisme penyelesaian sengketa ini diharapkan juga dapat memberikan rasa keadilan kepada seluruh pihak yang
bersengketa melalui keputusan-keputusan yang dibuatnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan