Penyelesaian Sengketa oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA OLEH ORGANISASI INTERNASIONAL

A. Penyelesaian Sengketa oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

Sebagaimana tercantum dalam pembukaan piagam PBB yang bertujuan untuk menyelamatkan generasi penerus dari ancaman terhadap perang serta dalam pasal 1 Piagam PBB, PBB bertujuan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan internasional. Oleh karena itu PBB mendorong agar sengketa-sengketa yang terjadi diselesaikan secara damai. Dalam konteks ini meliputi semua negara anggota PBB Pasal 43 Piagam PBB maupun bukan anggota PBB pasal 2 ayat 6 piagam PBB 32 dan pembatasan akan kewenangan PBB yang luas tersebut dibatasi oleh pasal 2 7 piagam PBB yang berbunyi: Tidak ada satu ketentuan pun dalam Piagam ini yang memberi kuasa kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencampuri urusan-urusan yang pada hakekatnya termasuk urusan dalam negeri suatu negara atau mewajibkan angota-anggotanya untuk menyelesaikan urusan-urusan demikian menurut ketentuan-ketentuan Piagam ini; akan tetapi prinsip ini tidak mengurangi ketentuan mengenai penggunaan tindakan-tindakan pemaksaan seperti tercantum dalam Bab VII. Pengaturan mengenai Penyelesaian Sengketa Secara Damai dapat terdapat di Bab VI Piagam PBB Pasal 33-38 menguraikan langkah damai yang harus dilakukan guna penyelesaian sengketa secara damai. 32 Sri Setianingsih Suwardi. Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia 2006 hlm. 132 Universitas Sumatera Utara Alat atau organ PBB yang berwenang dalam perdamaian dan keamanan internasional adalah: a. Dewan Keamanan Pasal 24 – Bab VII Piagam PBB; b. Majelis Umum Pasal 11 ayat 2 Piagam PBB; c. Sekretaris Jenderal PBB Pasal 99 Piagam PBB. 33 1. Dewan Keamanan Dewan Keamanan Dewan adalah salah satu dari enam organ utama PBB dimana negara-negara anggota PBB telah memberikan tanggung jawab utama kepada Dewan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB. 34 Dalam menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan sengketa, Dewan dapat memroses sengketa atas: a. Inisiatif sendiri pasal 34 Piagam PBB; b. Permintaan negara anggota pasal 35 ayat 1 Piagam PBB; c. Permintaan negara bukan anggota PBB pasal 35 ayat 2 Piagam PBB; d. Permintaan Majelis Umum pasal 11 Piagam PBB; e. Permintaan Sekjen PBB Pasal 99 Piagam PBB. Berdasarkan pasal 24 ayat 1 Piagam PBB, Dewan Keamanan berfungsi memberikan rekomendasi untuk penyelesaian sengketa dengan damai dan dalam menjalankan tugasnya Dewan bertindak atas nama negara-negara anggota PBB. 33 Bouer Mauna. Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global. Bandung: PT.Alumni 2011 hlm. 217. 34 Pasal 24 Piagam PBB Universitas Sumatera Utara Maka dapat disimpulkan bahwa tugas dari Dewan Keamanan dalam menyelesaikan sengket diantaranya sebagai berikut: a. Memelihara perdamaian dan keamanan sesuai dengan asas dan tujuan PBB; b. Mengadakan penyelidikan setiap perselisihan yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional; c. Memberi saran atau rekomendasi kepada para pihak tentang cara- cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan suatu sengketa; d. Menentukan apakah terjadi suatu keadaan yang mengganggu perdamaian internasional atau tindakan agresi dan menyarankan tindakan apa yang dapat diambil untuk menyelesaikan sengketa tersebut; e. Menganjurkan para anggota untuk mengambil sanksi ekonomi atau tindakan lain yang bersifat kekerasan untuk mencegah atau menghentikan suatu agresi serta mengambil tindakan militer terhadap adanya agresi. Embargo merupakan salah satu bentuk dari sanksi yang dapat dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap negara-negara yang dianggap telah melanggar ketentuan dalam Pasal-Pasal Piagam PBB. Kewenangan ini diberikan pada Dewan Keamanan berdasarkan yang menyatakan bahwa Dewan Keamanan dapat mengambil tindakan-tindakan apapun di luar penggunaan kekuatan senjata yang harus dilaksanakan agar putusan-putusannya dapat Universitas Sumatera Utara dilaksanakan. Embargo yang dijatuhkan dapat berupa pemutusan seluruhnya atau sebagian hubungan-hubungan ekonomi, termasuk hubungan kereta api, laut, udara, pos, telegraf, radio dan alat-alat komunikasi lainnya, serta pemutusan hubungan diplomatik. 35 Dengan diberlakukannya Sanksi embargo ini tentunya akan menimbulkan dampak yang dampak tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh pemerintahan negara yang dijatuhkan sanksi, namun juga berdampak terhadap rakyat negara tersebut. Pada pasal 4 Piagam PBB dinyatakan: “Dewan Keamanan memiliki hak menjatuhkan sanksi-sanksi udara dan darat menentang setiap negara yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional”. Pasal 16 menyatakan: “Dewan Keamanan memiliki kekuasaan untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat bagi negara-negara anggota PBB untuk menghentikan hubungan ekonomi, transportasi darat, udara, pos, telegram, dan radio secara total, baik keseluruhan atau sebagian, melawan negara yang mengancam perdamaian atau melakukan agresi, Dalam hal tindakan yang menggunakan kekuatan militer dapat dilakukan jika tindakan sebelumnya tidak cukup, maka Dewan Keamanan dapat mengambil tindakan dengan mempergunakan 35 Pasal 41 Piagam PBB Universitas Sumatera Utara angkatan darat, laut, dan udara yang mungkin diperlukan dalam menjaga perdamaian. Selain itu tindakan seperti blokade, demonstrasi, dan tindakan lain mempergunakan angkatan darat, laut, dan udara dari anggota-anggota PBB. 36 Dewan Keamanan PBB mempunyai kekuasaan untuk memutuskan keputusan yang mempunyai kekuatan mengikat sebagaimana tertuang dalam pasal 25 Piagam PBB: The Members of the United Nations agree to accept and carry out the decisions of the Security Council in accordance with the present Charter. Kekuatan memaksa yang dimiliki oleh Dewan Keamanan memiliki batasan yaitu: 37 a. Hak membela diri secara unilateral maupun secara kolektif secara Dalam pasal 51 Piagam PBB memberikan pembatasan bahwa dalam hal terjadi serangan bersenjata terhadap negara anggota PBB, tidak dibenarkan adanya tindakan yang dapat merugikan hak perseorangan maupun kolektif dalam membela diri hingga adanya tindakan dari Dewan Keamanan yang diperlukan dalam memelihara perdamaian dan kemaanan internasional. Jika tindakan yang dilakukan negara anggota tersebut merugika hak perseorangan maupun hak kolektif, maka tindakan tersebut wajib dilaporkan kepada Dewan Keamanan. 36 Pasal 42 Piagam PBB 37 Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian ...., Op Cit hlm. 135 Universitas Sumatera Utara b. Tindakan pemaksaan yang dilakukan oleh organisasi regional atas kewenangan yang diberikan oleh Dewan Keamanan c. Dalam pasal 53 Piagam PBB, mengartikan bahwa tindakan pemaksaan dapat dilakukan oleh organisasi regional dengan kekuasaan organisasi tersebut harus dilakukan dengan adanya wewenang yang diberikan oleh Dewan Keamanan untuk melakukannya. Dewan Keamanan menjalankan kewenangan ekstensif dibandingkan Majelis Umum yang berarti kewenangan Dewan Keamanan untuk menyelesaikan sengketa jauh lebih besar wewenang dan perannya dan dapat memaksa atas hasil keputusan yang dikeluarkannya. Hal ini berarti wewenang Dewan Keamanan lebih luas dibandingkan dengan Majelis Umum yang kewenangannya dalam penyelesaian sengketa masih terbatas. 38 2. Majelis Umum PBB Majelis Umum memiliki wewenang luas dalam memberikan saran dan rekomendasi berdasarkan Bab IV Pasal 9-14 Piagam PBB. Dalam pasal 10 Piagam PBB menyatakan bahwa Majelis mempunyai kewenangan yang luas dalam membahas semua persoalan termasuk dalam kerangka Piagam atau yang berhubungan dengan kekuasaan dan fungsi organ PBB lainnya dan membuat rekomendasi kepada anggota-anggota PBB atau ke Dewan Keamanan. 38 http:www.academia.edu8616314Peran_Organisasi_Internasional_dalam_Mengatasi_Kon flik diakses pada tanggal 25 Juli 2015 pukul 14.00 Universitas Sumatera Utara Dapat disimpulkan bahwa kewenangan Majelis Umum dalam penyelesaian sengketa mencakup hal-hal berikut: 39 a. Membahas setiap masalah atau urusan yang termasuk dalam ruang lingkup Piagam atau yang berkaitan dengan kekuasaan atau fungsi dari organ-organ yang terdapat dalam Piagam termasuk masalah-masalah yang terkait dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional yang dibawa ke hadapannya oleh negara-negara anggota atau Dewan Keamanan dan dapat membuat rekomendasi mengenai masalah atau urusan tersebut pasal 10, pasal 11 ayat 2 piagam PBB; b. Mengangkat suatu situasi yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional ke hadapan Dewan Keamanan pasal 11 ayat 3 Piagam PBB; c. Mempertimbangkan prinsip-prinsip umum mengenai kerja sama dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional dan membuat rekomendasi guna mendorong perkembangan progresif hukum internasional dan pengkodifikasiannya pasal 13 Piagam PBB; d. Memberikan rekomendasi mengenai upaya-upaya untuk penyelesaian sengketa setiap situasi, yang tampaknya dapat membahayakan kesejahteraan umum atau hubungan-hubungan bersahabat antarnegara pasal 14. Kedudukan Majelis Umum dalam penyelesaian sengketa lebih diwarnai kepentingan-kepentingan politis karena sifat dan kedudukan Majelis Umum 39 Huala Adolf, Hukum ...., Op Cit hlm. 108. Universitas Sumatera Utara sebagai badan politis menempatkan hukum internasional sebagai pertimbangan kedua dengan memprioritaskan penyelesaian sengketa yang bersifat politis seperti kepentingan ekonomi. 3. Sekretaris Jenderal Selain Dewan Keamanan dan Majelis Umum, Sekjen PBB juga sebagai organ dalam penyelesaian sengketa di PBB. Pasal 99 Piagam PBB: Sekretaris Jenderal dapat menarik perhatian Dewan Keamanan atas semua masalah, yang menurut pendapatnya, dapat mengancam perdamaian dan keamanan dunia. Jika dalam Liga Bangsa-Bangsa Pendahulu Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sekretaris Jenderal hanya merupakan pejabat administratif tertinggi organisasi dan tidak berdaya dalam menghadapi kelambanan yang disengaja dan kadang-kadang diperhitungkan negara anggotanya, maka dalam PBB, Sekretaris Jenderal dapat melancarkan tanda bahaya dan memainkan peranan penting dalam masalah yang tidak hanya menyangkut perdamaian dan keamanan internasional, namun juga kepentingan masyarakat pada umumnya. Sekretaris Jenderal juga dapat melaksanakan fungsi diplomatiknya atas mandat dari Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB. 40 Sehingga tugas Sekretaris Jenderal PBB dalam masalah perdamaian dan kemanan internasional dapat dilakukan atas kapasitas menjalankan tugas yang didelegasikan oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan, dan kapasitas atas permintaan para pihak atau inisiatif sendiri. 40 Pasal 98 Piagam PBB Universitas Sumatera Utara

B. Penyelesaian Sengketa oleh Organisasi Negara-Negara Amerika

Dokumen yang terkait

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI MELALUI ARBITRASE DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

1 8 20

SKRIPSI PENGARUH PERJANJIAN PENYELESAIAN SENGKETA PENGARUH PERJANJIAN PENYELESAIAN SENGKETA ASEAN TERHADAP PENGIMPLEMENTASIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 3 13

Peranan ASEAN Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota Berdasarkan Piagam ASEAN Tahun 2008 (Studi Kasus: Penyelesaian Sengketa Antara Kamboja Dengan Thailand Tahun 2009).

0 1 5

Peranan ASBAN Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota Berdasarkan Piagam ASEAN Tahun 2008 (Studi Kasus: Penyelesaian Sengketa Antara Kamboja Dengan Thailand Tahun 2009).

0 1 6

Cultural Analysis of School Leadership Practices within Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Countries

0 0 4

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

0 0 5

BAB II PENGATURAN - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

0 0 16

SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) DALAM PENYELESAIAN

0 0 11

BAB II ASEAN DAN HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA ASEAN DALAM LINGKUP INTERNASIONAL TERHADAP KEJAHATAN LINTAS NEGARA - Kesepakatan Antara Indonesia Dengan Malaysia Sebagai Anggota Association Of South East Asian Nations (Asean) Dalam Memberantas Kejahatan Lintas Ne

0 0 35