1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah bahan literatur bagi Hukum Internasional khususnya dalam hukum Penyelesaian Sengketa
Internasional. Dan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya pada bidang yang sama, khususnya dalam hal menyangkut
instrumen hukum dan penyelesaian sengketa di ASEAN mengahadapi ASEAN Economic Community.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada penegak hukum di Indonesia mengenai
keberadaan instrumen hukum yang dibentuk oleh ASEAN dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015.
b. Memberikan pemahaman kepada lapisan masyarakat mengenai
mekanisme penyelesaian sengketa yang dianut oleh ASEAN yang mengedepankan cara-cara damai.
c. Memberikan pemahaman mengenai eksistensi ASEAN sebagai
organisasi internasional
regional yang
berkembang serta
mengakomodir segala bidang yang ada di dalam nya.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi dengan judul
“MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA OLEH
ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS ASEAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTAR NEGARA ANGGOTA
ASEAN” telah diperiksa melalui penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara dan sepengetahuan penulis belum pernah ditulis walaupun ada beberapa topik penelitian tentang ASEAN atau penyelesaian
sengketa sebelumnya, seperti “Penyelesaian Sengketa Perbatasan Dangrek Antara Kamboja dan Thailand melalui ASEAN Charter
2007” dan “Konflik Batas Wilayah Preah Vihear Antara Thailand dan Kamboja ditinjau dari Hukum
Internasional” yang membahas pendekatan dari sudut pandang yang berbeda. Jadi penulisan ini bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya
tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas
masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan penelitian ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan pengertian sebagai berikut :
1. Mekanisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mekanisme berarti penggunaan mesin; hal kerja mesin; cara kerja suatu organisasi, perkumpulan dan lain
sebagainya. Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani ‘mechane’ yang
memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara
menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi beberapa pengertian diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
a. Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan
bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.
b. Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan
prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.
7
2. Sengketa
Menurut John Collier Vaughan Lowe membedakan antara sengketa dispute dengan konflik conflict. Sengketa dispute adalah:
8
A specific disagreement concerning a matter of fact, law or policy in which a claim or assertion of one party is met with refusal, counter claim
or denial by another Setiap sengketa adalah konflik, tetapi tidak semua konflik dapat
dikategorikan sebagai sengketa. Sengketa berbeda dengan konflik. Konflik selalu berkaitan erat dengan pertikaian menggunakan senjata dan diatur tersendiri oleh
Hukum Humaniter. Konflik lebih tepat digunakan karena kompleksitas permasalahan pihak-pihak terkait.
Sengketa merupakan perselisihan yang berupa masalah fakta, hukum atau politik mengenai tuntutan atau pernyataan dari suatu pihak yang ditolak, dituntut
7
https:id.wikipedia.orgwikiMekanisme diakses pada tanggal 18 Mei 2015 pukul 23.18
8
John Collier Vaughan Lowe, Settlement of Disputes in International Law dikutip dalam Sefriani, Hukum Internasional:Suatu Pengantar. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada 2010
hlm.322
Universitas Sumatera Utara
balik atau diingkari oleh pihak lain.
9
Pihak yang terlibat dalam sengketa dapat terjadi antar individu maupun melibatkan antar negara.
Sengketa yang melibatkan antar negara disebut sengketa internasional. Sengketa internasional dapat diartikan sebagai perselisihan yang secara eksklusif
melibatkan negara dan memiliki konsekuensi pada lingkup internasional. Sengketa-sengketa internasional mencakup sengketa yang melibatkan antar negara
dan juga kasus-kasus lain yang berada dalam lingkup pengaturan internasional, yaitu sengketa yang melibatkan semua subjek hukum internasional sebagai aktor
non negara.
10
3. ASEAN Association of Southeast Asian Nations
ASEAN didirikan berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand.
11
Tujuan utama pembentukan ASEAN adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan, sebagaimana terlihat dari dua butir isi deklarasi
butir 1 dan 3.
12
Keanggotaan ASEAN juga bertambah dengan bergabungnya Brunei Darussalam bergabung pada 8 Januari 1984; Vietnam bergabung 28 Juli
9
J. G. Merrills. Penyelesaian Sengketa Internasional. Bandung : Tarsito 1986 hlm. 1
10
Sefriani , Hukum....., Op.Cit, hlm.355
11
Biro Hubungan dan Studi Internasional Direktorat Internasional Bank Indonesia. Kerja Sama Perdagangan Internasional : Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2004 hlm. 107-108.
12
Butir 1 Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok 1967: mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan budaya di kawasan melalui upaya bersama dengan
semangat kesetaraan dan persahabatan dalam rangka memperkuat landasan untuk mencapai masyarakat negara-negara Asia Tenggara yang makmur dan damai.
Butir 3 Tujuan ASEAN dalam Dekalarasi Bangkok 1967: mendukung kerja sama yang aktif dan saling membantu atas persoalan yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya, masalah teknis, dan ilmu pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
1995’ Laos dan Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997; Kamboja 30 April 1999; dan Timor Leste bergabung pada tahun 2011.
Perkembangan lebih lanjut ASEAN dilihat dengan adanya agenda yang signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral
Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration ZOPFAN yang ditandatangani tahun 1971. Kemudian pada tahun 1976 kelima negara tersebut
menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia TAC yang menjadi landasan bagi negara-negara
ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai.
13
Perjanjian tersebut mendeklarasikan bahwa negara-negara anggota dalam hubungan bernegara harus
didasari prinsip saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, kesatuan wilayah dan identitas nasional dari seluruh negara. Tidak saling
mencampuri dalam urusan domestik, penyelesaian perbedaan atau sengketa secara musyawarah, penolakan atas segala bentuk ancaman atau kekuatan dan kerja sama
yang efektif antar negara anggota merupakan prinsip-prinsip lain lain dalam kerja sama ASEAN.
Di bidang ekonomi, Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements PTA berhasil disepakati dan ditandatangani di Manila pada 24
Februari 1977 yang menjadi landasan untuk mengadopsi berbagai instrumen dalam liberalisasi perdagangan.
13
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, Edisi ke-20, Jakarta, 2012, hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian