B. Penyelesaian Sengketa oleh Organisasi Negara-Negara Amerika
Piagam Organization of American States OAS pada 30 April 1948 menjadi landasan berdirinya Organisasi Negara-Negara Amerika. Dalam pasal 1
Piagam ini menegaskan tujuan berdirinya OAS yaitu untuk mencapai kedamaian dan mempromosikan solidaritas, untuk memperkuat kolaborasi antar anggota dan
untuk mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial, dan kemandirian. Penyelesaian sengketa diatur dalam bab VI pasal 23-26 piagam tersebut
yang menyatakan bahwa jika terjadi suatu sengketa antara dua atau lebih negara makan penyelesaian terlebih dahulu dilakukan melalui jalur diplomatik yang
dapat berupa negosiasi, mediasi, ad hoc committee, atau cara lain yang disepakati para pihak. Jika gagal mencapai kesepakatan maka para pihak akan memilih cara
penyelesaian sengketa lainnya atas persetujuan bersama. Negara-negara Amerika juga menandatangani Pakta Bogota atau the
American Treaty on Pacific Settlement yang mengatur khusus tentang penyelesaian sengketa. Dalam pakta tersebut, Council OAS dan the Inter-
American Peace Committee yang berwenang dalam menangani sengketa yang terjadi. Committee berfungsi melakukan pencarian fakta, mediasi, dan konsiliasi.
Saat Piagam OAS diubah ke Protokol Buenos Aires pada 27 Februari 1967, the Inter-American Peace Committee digantikan oleh the Inter-American on
Peaceful Settlements Committee yang berada di bawah the Council OAS. Salah satu pihak ataupun pihak secara bersama-sama dapat menyerahkan
masalah-masalah yang terjadi ke Council OAS. Lalu komisi berdasarkan kesepakatan para pihak, penyelidikan akan dilakukan. Setelah itu, rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
mengenai prosedur penyelesaian sengketa yang tepat akan diberikan. Komisi dapat pula menyerahkan persoalan tersebut ke the Inter-American Committee on
Peaceful Settlements. Committee ini terdiri dari beberapa perwakilan negara anggota OAS dalam menyelesaikan sengketa yang disepakati para pihak.
Council OAS akan menyerahkan permasalahan kepada the Committee agar diadakan penyelidikan, memberikan jasa-jasa baik atau memberikan
rekomendasi prosedur penyelesaian sengketa. Jika penyerahan sengketa ini tidak disetujui oleh pihak yang bertentangan maka committee akan melaporkan kepada
the Council OAS lalu jika hal ini terus berlanjut maka akan dibuat laporan kepada Assembly OAS. Upaya dari OAS berakhir di tahap ini saja.
Dalam pasal 31 Pakta Bogota memberikan dan mengakui semua sengketa kepada yurisdiksi ICJ, sesuai dengan pasal 36 ayat 2 Statuta ICJ Optional
Clause. Dan dalam pasal 32 menyatakan bahwa ICJ dapat berwenang bila suatu prosedur konsiliasi tidak berhasil mencapai kesepakatan atau para pihak tidak
menyerahkan sengketanya ke arbitrase.
41
C. Penyelesaian Sengketa oleh Uni Eropa