Penyelesaian Sengketa oleh Organisasi Persatuan Afrika

kewajibannya maka negara tersebut akan diminta melakukan tindakan yang diperlukan untuk mematuhi putusan the Court. Dalam The Single European Act 1986 memperkenalkan suatu pengadilan baru, yaitu the Court of First Instance, yang mulai bekerja pada 1 September 1989, berfungsi mendengar dan mengadili sengketa di antara Uni Eropa dengan pegawainya semacam peradilan administratif Uni Eropa, sengketa mengenai hukum persaingan, atau sengketa-sengketa yang tergolong kecil. Badan ini terdiri dari 15 orang hakim dan bertugas dengan jangka waktu 6 tahun. 42

D. Penyelesaian Sengketa oleh Organisasi Persatuan Afrika

Organisasi Persatuan Afrika atau the Organization of African Unity OAU berdiri pada 23 Mei 1963 didasarkan pada Piagam Addis Abbaba. Pembentuka organisasi ini digagas oleh Gamal Abdul Naser dari Mesir, Kwame Nkrumah dari Ghana, dan Ahmad Sekouture dari Guinea. Adapun tujuan dari OAU terdapat dalam pasal 2 Piagam OAU yang menyatakan: 1. Memajukan persatuan dan solidaritas negara-negara Afrika; 2. Mengoordinasi dan meningkatkan kerja sama dan usaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bagi bangsa-bangsa Afrika; 3. Membela kedaulatan, keutuhan wilayah, dan kemerdekaan Afrika; 4. Menghapuskan segala bentuk kolonialisme dari Afrika; 5. Memajukan kerja sama internasional. 42 Ibid hlm. 127 Universitas Sumatera Utara Maka dapat disimpulkan bahwa OAU memiliki tujuan dalam mengumpulkan negara-negara Afrika menjadi satu entitas politik dan berusaha menyelesaikan segala bentuk konflik dan perselisihan yang terjadi di antara negara Afrika. Dalam pasal 19 Piagam memuat menegenai pengaturan penyelesaian sengketa dimana memuat batasan penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan dengan pembentukan Komisi Mediasi, Konsiliasi, dan Arbitrase. Pembentukan Komisi lebih lanjut diatur dengan Protokol Kairo pada 21 Juli 1964 dimana Komisi ini terdiri dari 21 anggota yang dipilih oleh the Assembly of Heads of State and Government atau the Assembly badan tertinggi OAU. Komisi ini memiliki wewenang sebagai badan yudisial dan non yudisial peradilan dan non peradilan. Penanganan sengketa dilakukan oleh Komisi jika para pihak menyepakatinya, namun ada kemungkinan bahwa suatu sengketa diserahkan secara sepihak ke the Council of Ministers Council atau the Assembly. Apabila kata sepakat tidak diterima oleh pihak lain, maka Bureau of the Commission akan menyerahkan sengketanya kepada Council agar dapat dipelajari. Jika hal ini diterima oleh pihak lainnya maka the Commission akan melanjutkan penyelidikan dan melaksanakan fungsinya sebagai mediator. Prosedur yang lebih sering ditempuh yaitu dengan cara para pihak menyerahkan sengketanya dengan cara penyelesaian mediasi oleh the Assembly. Proses melalui mediasi bersifat informal. Dalam pasal 20 Protokol jika suatu sengketa diserahkan ke Komisi Mediasi maka presiden akan menunjuk satu atau lebih anggota komisi untuk melakukan mediasi atas persetujuan para pihak. Universitas Sumatera Utara Penyelesaian sengketa melalui konsiliasi jarang dilakukan. Penunjukkan badan Konsiliasi dilakukan jika penyelesaian sengketa dilakukan dengan cara tersebut. Fungsi badan konsiliasi yaitu mengklarifikasi pokok sengketa dan setelah itu akan berupaya mencari penyelesaiannya. Dalam praktik, OAU juga telah memanfaatkan prosedur penyelesaian sengketa lainnya seperti ad hoc committee yang dibentuk oleh the Council of Ministers maupun the Assembly of Heads of State and Government untuk menyelesaikan sengketa. OAU juga telah memanfaatkan jasa jasa baik dari pemimpin negara-negara Afrika. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN MENURUT MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA ASEAN

A. Mekanisme Penyelesaian Sengketa dalam Piagam ASEAN

Dokumen yang terkait

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI MELALUI ARBITRASE DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

1 8 20

SKRIPSI PENGARUH PERJANJIAN PENYELESAIAN SENGKETA PENGARUH PERJANJIAN PENYELESAIAN SENGKETA ASEAN TERHADAP PENGIMPLEMENTASIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 3 13

Peranan ASEAN Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota Berdasarkan Piagam ASEAN Tahun 2008 (Studi Kasus: Penyelesaian Sengketa Antara Kamboja Dengan Thailand Tahun 2009).

0 1 5

Peranan ASBAN Dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota Berdasarkan Piagam ASEAN Tahun 2008 (Studi Kasus: Penyelesaian Sengketa Antara Kamboja Dengan Thailand Tahun 2009).

0 1 6

Cultural Analysis of School Leadership Practices within Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Countries

0 0 4

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

0 0 5

BAB II PENGATURAN - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Mekanisme Penyelesaian Sengketa oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam Penyelesaian Sengketa Antar Negara Anggota ASEAN.

0 0 16

SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) DALAM PENYELESAIAN

0 0 11

BAB II ASEAN DAN HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA ASEAN DALAM LINGKUP INTERNASIONAL TERHADAP KEJAHATAN LINTAS NEGARA - Kesepakatan Antara Indonesia Dengan Malaysia Sebagai Anggota Association Of South East Asian Nations (Asean) Dalam Memberantas Kejahatan Lintas Ne

0 0 35