Tuhan Dalam Kaitannya Dengan Penciptaan Realitas Imanen

50 tidak memiliki pengetahuan baik dan ekspresi untuk menggambarkan-Nya. Hal ini di luar kapasitasnya. Bentangan-Nya tak terbatas. Allah Maha Besar dan satu yang bisa menggambarkan-Nya, hanya jika Dia yang Besar. Allah dapat juga disebut Agung, karena Dia bisa melampaui kebesaran yang dicapai oleh orang lain. Dia tidak bisa menjadi ukuran. Dengan demikian, Dia tak terduga. Hanya Allah yang tahu bagaimana Besar-Nya Ia. Dia adalah Asal- muasal, tidak terbatas, tanpa awal, tanpa akhir dan tetap sama. 47 Dia adalah Allah Yang Maha Besar dan Kebesaran-Nya tersebut bersaksi pada ciptaan-Nya. Dia adalah Tuhan Yang Benar. Begitu juga Nama- Nya, diucapkan dengan pengabdian tanpa henti kepada ciptaan-Nya, karena Dia adalah Maha Melimpah dan tidak ada akhir untuk karunia-Nya. Ciptaan- Nya berdoa dan memohon kepada-Nya, dan Ia memberi dan terus memberi. Dia adalah Pemberi Abadi. 48 Dalam hal ajaran ketuhanannya yang transenden, agama Sikh terlihat lebih banyak terpengaruh oleh ajaran tauhid dalam Islam daripada Hinduisme. Karena dalam konsep kepercayaannya, agama Sikh menentang inkarnasi atau perwujudan Tuhan dalam bentuk-bentuk.

D. Tuhan Dalam Kaitannya Dengan Penciptaan Realitas Imanen

Tuhan yang impersonal menolak konsep Tuhan yang bersifat pribadi atau antropomorphis. Tuhan bukanlah sosok yang berbeda secara diametral dengan makhluknya, khususnya manusia, tetapi Tuhan sebagai entitas yang dekat dan tak terpisah dari makhluknya. 49 47 Singh, Japji, h. 21-22. 48 Singh, Japji, h. 25. 49 Sabara Putra Borneo, Tuhan Personal dan Tuhan Impersonal. 51 Dalam realitas imanennya, Ciptaan-Nya banyak sekali dan karya-Nya tak terhitung jumlahnya. Ciptaan-Nya tak terbatas dan batas-batas ciptaan-Nya berada di luar pemahaman. 50 Tuhan yang tampak wujudnya Imanen dalam Sikh disebut dengan ―Oankar‖. Guru Nanak mengadaptasi kata Oankar dan memberikan bentuk yang berbeda maknanya. Merupakan kombinasi dari dua kata: Oan dan Kar. Oan berarti Mahatinggi Allah, dan Kar berarti Tunggal. Oankar merupakan kata kedua dalam doa, Ini juga kadang-kadang ditulis sebagai Oamkar, namun ini adalah salah. Guru Nanak sendiri dalam himnenya, Dakhani Oankar, menggunakan kata Oankar. 51 Swami Vivekananda, seorang reformer Hindu, menegaskan bahwa kata oankar dalam Sikh berasal dari Veda asli. Dia menulis Oankar adalah kata yang paling suci dalam Veda. Sebuah kata yang merupakan simbolis dari Mahatinggi, Samudera Pengetahuan dan Kebahagiaan Mutlak. ‖ 52 Namun, bentuk kata Sansekerta seperti itu nantinya akan mempunyai bentuk lain dan terucap seperti Om. Dalam karya Dakhani Oankar, mantera dari Guru Nanak disebut sebagai Onam, Jika diambil sebagai suara hidung, akan terucap sebagai Om. Kata tersebut diinterpretasikan untuk mewakili Trimurti dalam Hindu, yaitu Brahma, Wisnu dan shiva. Namun, Guru Nanak mengadaptasi kata Oankar dan memberikannya bentuk yang berbeda maknanya, menggabungkan dari dua kata: Oan dan Kar. Oan berarti Mahatinggi Allah, dan Kar berarti Tunggal. Penekanan Guru 50 Singh, Japji, h. 22. 51 Singh, Japji, h. 44. 52 Singh, Japji, h. 45. 52 Nanak terhadap Allah Yang Maha Agung, yang tidak memiliki saingan atau sama dengan-Nya. 53 Dengan menggabungkan Ek dan Oankar, itu bermakna Allah hanyalah Satu, yang menciptakan alam semesta, tak Terbatas, Maha Tinggi, yang dipancarkan melalui Mantera Bij, rumus dasar Sikh, yang mana merupakan subjek dari meditasi. 54 Dalam hal penciptaan, Guru Nanak menolak teori evolusi. Menurutnya, satu Firman yang diucapkan Allah, maka seluruh alam semesta berdenyut-denyut menjadi ada. Berjuta sungai kehidupan datang mengalir. Dia membuat berbagai jenis perintah, warna, bumi, langit dan alam semesta. Ciptaan-Nya tidak terbatas dan Dia tetap menjaga ciptaan-Nya. Alam semesta diciptakan melalui Firman-Nya dan Nama-Nya. 55

E. Tuhan Dalam Kaitannya Dengan Manusia