Ajaran Ketuhanan Dalam Agama Hindu

25

B. Ajaran Ketuhanan Dalam Agama Hindu

Hinduisme muncul sekitar tahun 1800 sebelum Masehi di India 7 dan termasuk agama paling tua di dunia yang masih hidup hingga sekarang. Dalam hal ajaran ketuhanannya, agama Hindu merupakan agama monotheistik politeisme 8 , yang pengikut-pengikutnya percaya pada satu Tuhan, yaitu Brahman Roh yang mutlak, yang tak dapat dijangkau dan dimengerti oleh manusia, namun terdapat berjuta-juta gambar yang membuat Brahman bisa dilihat dan dikenal oleh para pemujanya, yang mana disebut dengan Dewa- Dewi. 9 Menurut pandangan Hindu, Kenyataan Brahman dalam Kitab Upanishad 10 dapat dilihat dari dua aspek, yaitu transendental Impersonal 11 dan tetap ada Personal 12 . Dalam aspek transendental-Nya, Kenyataan 13 disebut dengan Nirguna Brahman, yaitu Brahman tanpa atribut. Nirguna Brahman bukanlah objek doa, tetapi objek meditasi dan pengetahuan. Tidak dapat digambarkan, pengetahuan yang mutlak dan kebahagiaan yang mutlak dan orang mengatakan ini sebagai keberadaan yang mutlak, pengetahuan dan kebahagiaan yang absolut sat-cit-ananda 14 . 15 Dalam Brahma Sutra I. 1. 1 7 Michael Keene, Agama-Agama Dunia Yogyakarta: Kanisius, 2006, h. 10. 8 Monotheisme adalah paham yang percaya pada Tuhan yang satu dan berkuasa penuh atas segala sesuatu, sedangkan monotheistik politeisme adalah pengakuan tentang Tuhan yang diketahui dengan berbagai cara dan dipuja dalam berbagai bentuk. Lihat Bansi Pandit, Pemikiran Hindu Surabaya: Paramita, 2003, h. 43-46. 9 Keene, Agama-Agama, h. 14. 10 Kitab Upanishad adalah penafsiran filosofis atas kitab Veda, yang berisi tantang filsafat Hindu, baik berisi mantera-mantera ataupun berbagai teori mengenai aspek ketuhanan. Lihat Gde Sara Sastra, Konsepsi Monotheisme dalam Agama Hindu Surabaya: Paramita, 2005. 11 Impersonal atau transendental berarti pengenalan Tuhan tentang diri-Nya. 12 Personal atau imanen berarti pengenalan Tuhan melalui ciptaan-Nya. 13 Kenyataan maksudnya Tuhan, Dzat Yang Maha Esa. 14 Brahman memiliki 3 aspek, yaitu: Sat sebagai Maha Ada satu-satunya, tidak ada keberadaan yang lain di luar beliau. Dengan kekuatanNya Brahman telah menciptakan bermacam- macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam semesta ini. Planet, manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan serta benda yang disebut benda mati berasal dari Tuhan dan kembali pada Tuhan bila saatnya tiba. Cit sebagai Maha Tahu, Dialah sumber ilmu pengetahuan, bukan pengetahuan agama, 26 dijelaskan bahwa asal dari asal itu adalah Brahman, Ia yang tahu dan Ia adalah akibat dari yang ada. Sloka tersebut berbunyi ―Athato Brahma jijnasa‖. Artinya : ―Brahman Tuhan adalah asal dari akibat tahu dan melihat segala ciptaan yang merupakan hasil yadnya-Nya ‖. 16 Sedangkan aspeknya yang selalu ada dimana-mana imanen, Kenyataan disebut dengan Sadguna Brahman, yaitu Brahman dengan Atributnya. Sadguna Brahman adalah Personal Tuhan, Pencipta, Pemelihara dan Pengendali dari jagat raya ini. 17 Dalam agama Hindu, aspek personal dipuja dalam bentuk pria dan wanita Ardhanareswari. Dari aspek pria, Kenyataan ini disebut dengan berbagai nama dalam bahasa Sanskerta, seperti Isvara, Paramesvara, Paramatma, Mahesvara dan Purusa. Walaupun ada perbedaan yang mendasar dalam arti dari kata Sanskerta tersebut, secara umum menyatakan Kenyataan sebagai Pencipta, Pemelihara dan Pengendali dari seluruh jagat raya. Dari aspek wanita, Kenyataan ini disebut dengan nama seperti Ibu Mulia, Durga dan Kali. Terdapat dalam Adhyaya IV. 2 Sweta Swatara Upanisad yang berbunyi : ―Tat ewa gnis tad adityas tad wwyus tad u candramah, tad ewa sukram tad brahma tad apas tad prajapatih.‖ Artinya : ―Itu Brahman sesungguhnya juga adalah Agni, juga adalah Sang Aditya, juga adalah Sang Wayu dan juga Sang Candrama atau Sang Bulan. Beliau itu juga adalah bintang-bintang yang ada di langit Brahman itu tetapi sumber segala pengetahuan. Ananda adalah kebahagiaan abadi yang bebas dari penderitaan dan suka duka. Lihat, www.ang-gun.blogspot.com , dengan judul artikel ―Konsep Ketuhanan Dalam Agama Hindu, diakses pada 26 oktober 2010. 15 Pandit, Pemikiran, h. 40-41. 16 Sastra, Konsepsi Monotheisme, h. 61. 17 Pandit, Pemikiran, h. 41. 27 juga Hiranyagarbha pencipta semua yang ada, juga adalah Prajapati asal dari segala yang ada .‖ 18 Dalam pemahaman agama Hindu, Tuhan menjelma dalam banyak wujud. Konsep satu Tuhan dalam banyak perwujudan ini berfungsi untuk memudahkan manusia dalam memahami Tuhan Yang Maha Esa. Trinitas Hindu atau Trimurti, wujud Dewa dan Dewi, para Avatara atau titisan dari Wishnu Sang Tuhan, Dewata-Dewata, titisan Dewa-Dewa dalam bentuk planet dan binatang merupakan perpanjangan bentuk manifestasi dari Tuhan. 19 Trimurti terdiri dari Brahma, Wishnu dan Shiwa, bukanlah tiga yang berdiri sendiri atau dewa yang terpisah satu sama lain, tetapi merupakan tiga aspek yang berbeda dari satu Tuhan. Brahma mewakili aspek Maha Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara dan Shiwa mewakili aspek Pemusnah alam semesta. dari ketiga dewa-dewa ini lalu berkembang menjadi dewa-dewa yang lainnya. Pemberian nama terhadap sifat-sifat Tuhan ini adalah suatu hal yang tak dapat dielakkan, namun tidak mempengaruhi hakikat-Nya yang hakiki. Karena menurut Kitab Suci Veda 20 yang absolut Tuhan itu adalah satu, hanya orang-orang bijaksana yang menyebutkan dengan banyak nama. Hal ini tercantum dalam syair mantera Veda, yaitu Rg Veda mandala 10. 90. 1 – 2 yang berbunyi : 18 Sastra, Konsepsi Monotheisme, h. 66. 19 Bagus Takwin, Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran Timur Yogyakarta: Jalasutra, 2003, h. 52. 20 Veda adalah sumber dari agama Hindu. Veda ini diucapkan sebagai nafas Tuhan, kalimat-kalimat Veda disebut mantera yang meliputi bunyi dan arti dalam kesatuannya. Menurut sifatnya, isi dari Veda dibagi atas tiga bagian: Bagian Mantera, terdiri dari empat himpunan Catur Veda Samhita yaitu Rg Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharwa Veda. Bagian Brahmana Karma Kanda dan Bagian Upanishad dan aranyaka Jnana Kanda, lihat Sastra, Konsepsi Monotheisme, h. 6, 59. 28 ―Sahasra sirsa purusah, Sahasraksah sahasrapat, Sa bhumim vis ‗vato vrtva, Tyatisthad das angulam, Purusa evedam sarvam, Yadbhutam yacca bhavyam .‖ 21 Artinya : ―Purusa mempunyai kepala, seribu mata dan seribu kaki Purusa tak terbatas, beliau meliputi alam semesta ini dari semua arah, tetapi diri-Nya sendiri Purusa lebih dari alam semesta itu dengan ukuran sepuluh jari. Semua ini, semua yang sudah jadi dan semua yang akan jadi adalah sama dengan Purusa atau Purusa adalah sama dengan semua ini, yaitu semua yang sudah jadi semua yang akan jadi. ‖ Kitab-kitab suci Hindu, Veda dan Upanishad, telah membuka jalan ke pemikiran filosofis mendalam dimana akhirnya segala-galanya dipahami sebagai Satu. Dzat paling mendasar adalah Brahman sebagai Atman jiwa meresapi segala-galanya. Ada yang berpendapa t bahwa yang sebenarnya ‗ada‘ hanyalah Brahman sebagai realitas satu-satunya, sedangkan segala apa yang kelihatan, seluruh alam inderawi adalah maya tipuan belaka. 22 Namun dalam penghayatan lebih umum, yang Satu mengungkapkan diri dalam Trimurti, dengan tiga wajah-Nya yang kemudian juga bisa menjadi tiga Dewa —Brahman, Wishnu dan Shiwa. Bagi rakyat biasa, ketuhanan tersebut terungkap dalam ribuan Dewa dan Dewi yang sebagian kita kenal dari kisah Ramayana dan Mahabharata. Dengan demikian, seluruh realitas terpenuhi oleh kehadiran dimensi adi-duniawi. Dewa-Dewi ini merupakan personifikasi ketuhanan yang satu, yang begitu abstrak. Melalui Dewa-Dewi ini, ketuhanan menjadi kehadiran dalam lingkungan hidup nyata. 23 Hinduisme memberikan tiga cara yang unik kepada pengikutnya untuk menyembah Brahman, yaitu dengan kata-kata suci, melagukan mantera dan 21 Sastra, Konsepsi Monotheisme, h. 45. 22 Franz magnis Suseno, Menalar Tuhan Yogyakarta: Kanisius, 2006, h. 29-30. 23 Magnis Suseno, Menalar, h. 29-30. 29 penggunaan Mandala 24 pola geometris yang kompleks. Banyak dari umat Hindu yang melakukan ibadat di rumah, di rumah dan kuil atau hanya beribadat di kuil saja.

1. Kata-kata suci

Kata-kata suci atau kata keramat, AUM atau OM, adalah kata yang pertama muncul dalam kitab-kitab Upanishad dan tersusun dari tiga unsur bunyi —‗a‘, ‗u‘ dan ‗m‘—menjadi satu kata yang disenandungkan dengan alunan suara yang dalam. Orang Hindu percaya bahwa jika diucapkan, bunyi yang terdiri dari tiga unsur bunyi ini menyatakan: a. Tiga Kitab Veda dari bagian pertama; b. Tiga dunia—bumi, atmosfer dan langit. c. Tiga dewa utama—Brahma, Wishnu dan Shiwa. Namun demikian, bagi kebanyakan umat Hindu, kata keramat ini menyatakan lebih daripada hal yang dinyatakan diatas. Mereka meyakini bahwa bunyi itu menjangkau seluruh alam semesta dan kesatuannya dengan Brahman. Dalam Mandukya Upanishad dikatakan: ―OM. Bunyi yang tidak bisa mati adalah benih dari segala yang ada. Kemarin, sekarang dan yang akan datang, semuanya adalah OM yang kelihatan.‖ 25 24 Mandala adalah istilah untuk lingkaran. Dalam meditasi Hindu dan Buddha digunakan untuk meningkatkan kesadaran. Dalam meditasi, orang tersebut perbaikan pikirannya di tengah lingkaran suci. desain geometrik yang umum. Pusat beberapa Mandala menunjukkan segitiga dengan Bindu dot di dalam lingkaran. Ini merupakan penggabungan kekuatan laki-laki dan perempuan, contoh dari mandala ini misalkan Candi Prambanan untuk agama Hindu dan Candi Borobudur untuk agama Buddha. Lih Keene, Agama-Agama, h. 24, dan https:www.paradetect.com, diakses pada 03 November 2010. 25 Keene, Agama-Agama, h. 24.