Pandangan Manusia Tentang Tuhan

23

BAB III AJARAN KETUHANAN DALAM HINDUISME DAN ISLAM

A. Pandangan Manusia Tentang Tuhan

Kata Tuhan Allah merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural, 1 biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini, misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta menjadi ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan. 2 Menurut paham sufisme dalam Islam, 3 Tuhan adalah satu-satunya yang hakiki, dalam arti yang betul-betul ada, keberadaan yang absolut, sedangkan yang lain keberadaannya tidaklah hakiki, dalam arti tergantung pada kemurahan Tuhan. Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Lahir dan 1 Supranatural berasal dari kata Latin ―super‖ dan ―natural,‖ yang berarti di atas luar ambang kodrati ―adikodrati,‖ yang tidak melekat-serta pada kondisi kelahiran atau munculnya sesuatu. Para teolog menggunakan kata ―supranatural‖ dalam arti ―karunia Allah bagi ciptaan-Nya untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri dalam seluk beluk diri- Nya sendiri.‖ J. Sunarka S.J, Dunia Iman dan Supranatural, artikel diakses pada 12 September 2010 dari www.indonesiamedia.com, 2 Diakses dari www.wikipedia.com , dengan judul artikel ―Tuhan,‖ pada 18 Agustus 2010. 3 Sufisme adalah tradisi tasawuf Islam yang merangkumi berbagai kepercayaan dan amalan, diantaranya ialah aspek esoterik mengenai komunikasi dan dialog langsung antara manusia dengan Allah. Tariqa mazhab Sufi dipengaruhi oleh ajaran Syiah, Sunni, serta aliran Islam yang lain, atau dengan satu gabungan tradisi berkelompok. Pemikiran Sufi muncul pertamakali di Timur Tengah pada abad ke-8 dan penganut-penganutnya kini terdapat di seluruh dunia. Merupakan suatu ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin dan untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi, yaitu bersatunya roh dengan Tuhan. Artikel diakses dari Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.orgwikiSufisme, pada 26 Oktober 2010. 24 yang Bathin, penyebab dari segala yang ada dan tujuan akhir, tempat semua makhluk kembali. 4 Sedangkan menurut Mulyadhi Kartanegara, Tuhan adalah prinsip asal dari segala yang ada mawjudat dan Dia wajib adanya wajib al-wujud. Sedangkan selain-Nya, yang biasa disebut alam atau makhluk, hanyalah mungkin adanya mumkin al-wujud. Bukti keberadaan Tuhan adalah fakta bahwa alam ini ada. Keesaan Tuhan tercermin dalam kesatuan sistem perintah amr yang mengendalikan alam semesta. Kenyataan bahwa hanya ada satu sistem yang berlaku di alam semesta pada suatu saat, menunjukkan bahwa hanya ada satu sistem perintah yang berlaku. Pada gilirannya, ini menunjukkan keesaan Pemberi perintah tersebut, yakni Sang Pencipta alam semesta yang tak lain adalah Tuhan. 5 Tuhan Sang Pencipta itu Esa, maka tak ada suatu apapun yang bisa dipandang serupa atau setara dengan-Nya. Segala pandangan yang mengisyaratkan penyekutuan Tuhan adalah kekeliruan yang nyata. Karena tidak ada yang menyerupai-Nya, maka pengenalan manusia terhadap-Nya hanya melalui akal saja. Hanya Tuhanlah melalui wahyu-Nya, yang dapat menggambarkan diri-Nya secara positif. Pengetahuan manusia mengenai Tuhan hanya bersifat majazi alegoris, yaitu pengungkapan dan tidak bisa disebut mutlak. 6 4 Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf Jakarta : Erlangga, 2006, h. 6. 5 Mulyadhi Kartanegara, Nalar Religius: Memahami Hakikat Tuhan, Alam dan Manusia Jakarta: Erlangga, 2007, h. 2-4. 6 Kartanegara, Nalar Religius, h. 2-4. 25

B. Ajaran Ketuhanan Dalam Agama Hindu