Monotheisme Dalam Agama Sikh

36

BAB IV AJARAN KETUHANAN DALAM AGAMA SIKH

A. Monotheisme Dalam Agama Sikh

Semua orang yang beragama mufakat dalam mengartikan Allah sebagai Yang Maha Tinggi, tetapi arti dari Yang Maha Tinggi itu berbeda- beda. Secara global agama-agama dibagikan menurut tiga bentuk, yaitu: 1. Menurut panteisme: Semesta alam, termasuk manusia, merupakan sebagian dari Allah. Pandangan ini sesuai dengan pengalaman manusia tentang kesatuan fundamental dari segala yang ada. 2. Menurut politeisme: Terdapat lebih dari satu Allah. Ini sesuai dengan pengalaman manusia, bahwa semesta alam mempunyai segi-segi yang berbeda-beda, yang semuanya mencerminkan suatu kekuatan Ilahi. 3. Menurut Monoteisme: Allah tidak boleh dicampurkan dengan hal-hal dunia, disadari bahwa Allah itu satu dan tak dapat dibagikan kemuliaan- Nya. 1 Dalam monotheisme, Allah di pandang sebagai Pribadi yang berlainan dari dunia. Allah bukanlah suatu objek seperti benda-benda dunia, melainkan suatu wujud yang transenden, yang serentak bersifat imanen dalam hal-hal dunia pula. 2 Sedangkan dalam agama Sikh, Keyakinan tentang ketuhanan dapat dijabarkan dalam istilah Mystic Monotheism. Guru Nanak menerima pokok keyakinan di dalam agama Islam tentang keesaan Allah Maha Kuasa, tidak 1 Theo Huijber, Manusia Mencari Allah Suatu Filsafat Ketuhanan Yogyakarta: Kanisius, 1977, h. 18-19. 2 Huijber, Manusia Mencari Allah, h. 20-21. 37 beranak, tidak diperanakkan, tanpa ada suatu apapun yang mirip dengan-Nya, yang menciptakan alam semesta dan mempunyai wewenang penuh atas makhluk-Nya. Dengan begitu, Guru Nanak menolak Polytheisme yang dianut agama Hindu. Tetapi, Guru Nanak menerima pokok keyakinan di dalam agama Hindu yang menyatakan bahwa Dzat Allah Maha Kuasa itu meresapi seluruh alam, yakni Pantheisme. 3 Keyakinan serupa itulah yang disebut dengan Mystic Monotheism, yakni yakin akan keesaan Allah secara mistik. Melalui tatacara mistik akan dapat dicapai penggabungan kembali antara Dzat Insan dengan Dzat Tuhan dalam satu kesatuan —wujud 4 Wihdatul-Wujud, pada saat-saat yang sangat singkat. Dengan meminjam istilah Hindu moksha, yakni persatuan Dzat Atman dengan Dzat Brahman menurut konsepsi Upanishad di dalam agama Hindu. 5 Orang-orang Sikh percaya hanya ada satu Allah dan bahwa Dia bukan sesuatu yang substansial atau manusia super, tetapi merupakan prinsip kebenaran mutlak. Para guru dalam agama Sikh bersikeras bahwa Allah tidak memiliki bentuk atau substansi dan sangat menentang penyembahan terhadap berhala. 3 Joesoef Sou‘yb, Agama-agama Besar Di Dunia Jakarta: Pustaka Alhusna, 1993, h. 158. 4 konsep ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam salat karena salat adalah me-mirajkan ruh manusia kepada Ruh Allah SWT. Atas dasar pengaruh penyatuan inilah maka kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada penyatuan yang lebih mendalam. Lih Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.orgwikiSufisme, pada 26 Oktober 2010. 5 Sou‘yb, Agama-Agama, h. 159. 38 Guru Nanak percaya hanya ada Satu Yang Tunggal, Tidak Terbatas, Maha Tertinggi, Tuhan, Imanen dalam ciptaan-Nya. Konsep tentang Allah yang diuraikan oleh Guru Nanak terdapat dalam Mul Mantra, yaitu Doa, yang mana menyediakan saripati pemikiran dan filsafat. Seluruh Japji menguraikan doa ini dan menyediakan ringkasan, atau inti dari Adi Granth. 6 Japji berarti meditasi. Objek meditasi dalam Sikh adalah Allah yang dikonsepkan dalam uraian Mul Mantra. Secara teknis, Mul Mantra bukan merupakan bagian dari Japji, yang telah dijelaskan oleh Guru Nanak di dalam objek meditasi sloka pertama. 7 Dalam Mul Mantra disebutkan: ―Hanya ada Satu Allah, yang Nama-Nya adalah Kebenaran. Dia adalah Pencipta segala yang ada, tidak mengenal takut, tidak terbatas waktu, tidak mempunyai wujud. Ia tidak dilahirkan dan tidak dapat mati, Ia bijaksana, Ia dikenal melalui Anugerah Guru .‖ 8 Dia adalah Maha Tinggi yang Abadi sebelum waktu dimulai pertamakali, sekarang dan untuk semua waktu yang akan datang. 9 Menurut esensinya, Tuhan dalam Sikh adalah Allah yang impersonal Nirguna dan Allah yang personal Sadguna. Impersonal dan tidak berbentuk abstrak; Allah berada di luar jangkauan, tak berbatas, Mutlak ada- Nya. Kemudian Allah meniupkan cahaya-Nya sendiri ke dalam ciptaan-Nya, oleh sebab itu, berkaitan dengan ciptaan-Nya ini, Ia adalah pribadi nyata, meskipun memiliki bentuk yang tak berbatas Sadguna. 10 6 Sangat Singh, Japji; The Divine Prayer Of Guru Nanak Giving The Quintessence Of the Sikh Faith Delhi: Hind Pocket Books, 1987, h. 9. 7 JAPJI dikenal sebagai Japji Sahib, memiliki hak istimewa yang menjadi wasiat pertama setelah Doa di dalam Kitab Adi-Granth. Japji memiliki dua sloka, yaitu satu berada di awal, yang lainnya di akhir dan diantaranya terkandung 38 Pauris bait. 8 Singh, Japji, h. 59. 9 Singh, Japji, h. 15. 10 Singh, Japji, h. 50-51. 39

B. Keterpengaruhan Ajaran Ketuhanan dalam Sikhisme