Konsep Uang dalam Ekonomi Islam 1. Fungsi Uang dalam Islam

21

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Uang dalam Ekonomi Islam 1. Fungsi Uang dalam Islam

Dalam ekonomi konvensional, uang mempunyai tiga fungsi, yakni sebagai satuan pengukur nilai, sebagai alat tukar dan sebagai alat penimbun kekayaan 1 . Sebenarnya fungsi uang yang utama adalah sebagai alat tukar medium of exchange. Dari fungsi utama ini, diturunkan fungsi lain seperti uang sebagai standard of value pembakuan nilai, store of value penyimpan kekayaan, unit of account satuan penghitungan, dan standard of deffered payment pembakuan pembayaran tangguh. Sedangkan dalam ekonomi Islam, fungsi uang hanya sebagai alat pertukaran medium of exchange for transaction dan satuan nilai unit of account 2 . Dalam Islam fungsi uang hanya sebagai medium of exchange dan bukan suatu komoditas yang bisa dijualbelikan dengan mengambil keuntungan secara on the spot maupun bukan. Suatu karakteristik uang yang terpenting adalah bahwa uang bukan untuk dikonsumsi, dia tidak diperlakukan untuk dirinya sendiri, tapi merupakan sarana yang diperlukan untuk membeli barang untuk 1 . Nopirin, Ekonomi Moneter. Buku 1, BPFE, Yogyakarta, 2000. Pesenti Tille: 2003, h. 43. 2 . Huda, Nurul, Pengantar Mata Kuliah Makro Ekonomi Islam, Jakarta, 2005. 22 memenuhi kebutuhan manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ghazali bahwa emas dan perak hanyalah logam yang di dalam substansinya zatnya itu sendiri tidak ada manfaatnya atau tujuan-tujuannya. Menurut beliau, “kedua- duanya tidak memiliki apa-apa tetapi keduannya berarti segalanya”. Keduanya ibarat cermin, ia tidak memiliki warna namun ia bisa mencerminkan semua warna. 3 Menurut Ibnu Miskawaih 1020M yang disebut uang itu harus memenuhi syarat-syarat: 1 tahan lama durability; 2 mudah convenience dibawa; 3 tidak dapat dikorup incorruptibility; 4 dikehendaki semua orang disirability semua orang; dan 5 orang senang melihatnya. Dari berbagai bentuk “uang” yang disebutkan diatas hanya emas dan peraklah yang memenuhi kelima syarat uang yang dirumuskan Ibn Miskawaih. Menurut Hamidi 2003 mata uang harus memenuhi syarat sebagaimana berikut: 4 Petama, mata uang harus relatif stabil nilainya. Stabil dalam arti tidak mengalami fluktuasi naik turun harga yang tinggi di pasar spot, sehingga penggunaanya akan relatif terjaga dari resiko pergerakan kurs yang liar. 3 . Ibid. 4 . Hamidi, M. Lutfi, Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007, h. 33. 23 Kedua, mata uang itu tahan dari inflasi. Mata uang yang stabil akan memiliki tingkat inflansi yang rendah, dan tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang. Ketiga, mata uang itu bisa menjamin dirinya sendiri. Artinya, ia tetap bernilai dimana pun dia, bahkan dalam kondisi yang telah rusak sekalipun terbakar maupun sobek. Mata uang ini akan memiliki nilai yang kurang lebih sama ketika dipakai di New York, Jerman, Mesir dan Indonesia. Keempat, mata uang ini mudah dipakainya, praktis, tidak menyulitkan untuk menyimpannya, dan harus aman. Untuk melihat apakah mata uang kertas fiat money yang umum dipakai saat ini memenuhi kreteria fungsi uang. Kita simulasikan Dolar notabene mata uang besar, dalam jangka pendek relatif stabil namun dalam jangka panjang Dolar AS mengalami inflasi yang signifikan. Pada tahun 1972 sistem Bretton Wood harga tiap ounce emas setara dengan 35 Dolar AS akan tetapi pada tahun 2001 harga emas telah mencapai 274 Dolar. Berarti, selama 30 tahun Dolar AS mengalami inflasi terhadap emas sebesar 800 persen. Untuk itu uang emas mejadi pilihan sebagai alat tukar disebabkan emas mempunyai nilai melekat pada zatnya nilai intrinsik sama dengan nilai riilnya dan berlaku diseluruh dunia selama berabad-abad lamanya. 24

2. Permasalahan Uang Kertas

Sejak pertama uang kertas tidak di-back up dengan emas terlihat berbagai fenomena dalam sistem keuangan global. Berbagai krisis terjadi yang menunjukan tanda-tanda keruntuhan ekonomi. Keputusan negara-negara melepaskan jaminan penompang uang kertas dengan emas secara total, membuat uang kertas bebas diterbitkan. Negara dapat mencetak uang kertas berapa pun ia mau sesuai dengan keperluan tanpa syarat yang mengontrol proses penerbitan. Akibatnya muncul kekurangan-kekurangan dari penggunaan uang kertas tersebut. Menurut Hasan kekurangan yang dimiliki uang kertas sebagai berikut: 5 a. Risiko kekacauan dalam kegiatan keuangan dan kegiatan internasional. Sistem uang kertas tidak menjamin stabilitas nilai tukar seperti yang ada pada sistem uang emas yang memiliki nilai tukar tetap. Dari sana tidak terealisasikan kondisi dimana stabilitas uang terjaga dalam kegiatan keuangan dan kegiatan internasional. b. Risiko penerbitan yang berlebihan dan akibatnya seperti inflasi keuangan yang menyebabkan kenaikan harga-harga dan kekacauan kondisi masyarakat. Profesor Maurice Allais Peraih hadiah Nobel untuk bidang ekonomi tahun 1988 berkata: “Dengan pengalaman 2 abad kekacauan yang beragam yang menyertai turun naiknya perekonomian, dan silih bergantinya masa-masa peningkatan dan kemunduran, semestinya kita tau bahwa dua faktor yang sudah menjadi besar, walaupun bukan penyebab kekacauan ini. Keduanya 5 . Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, h. 83. 25 pada satu sisi yaitu: menerbitkan uang dari tidak ada dengan media kredit dan pembiayaan imvestasi-investasi jangka panjang long-term investement dengan pinjaman-pinjaman jangka pendek. Dan pada sisi lain, tidak adanya unit uang hitungan yang tetap fixed unit of currency yang memberikan kesempatan untuk merealisasikan kompetensi hitungan perekonomian dalam menuju masa depan, sebagaimana memberikan kesempatan untuk merealisasikan penyelesaian utang-utang dalam kontrak-kontrak keuangan antara pihak kreditor dan pihak debitor”. Selain itu Rab 2002 dalam bukunya Money “Problem Created by the Fiat Money, Islamic Dinar and Other Available Alternatif” menyebutkan bahwa uang kerta adalah sebuah alat pembayaran yang sah yang mana nilainya ditentukan oleh kekuatan ekonomi dan modal pemilik uang yang mendukungnya. Manusia menerima uang kertas dalam pertukaran barang dan jasa disebabkan karena mereka dapat membeli barang dan jasa disebabkan terbatasnya pilihan dan penggunaan sarana alat tukar lainnya, dan disebabkan karena mereka dapat membeli barang-barang lain dengan uang kertas. Hasil yang kurang baik sebagai alat penyimpan nilai stor of value karena biaya penciptaan uang yang hampir nol menyebabkan nilainya jatuh dengan cepat ketika penawaran uang meningkat melebihi kebutuhan-kebutuhan riil ekonomi. Dampak lain yang ditimbulkan akibat penciptaan uang yang berlebihan adalah terciptanya instabilitas uang. Banyak pengamat mengemukakan bahwa volatilitas yang tinggi mata uang yang tidak stabil memiliki pengaruh negatif terhadap perdangan. Ibnu Taimiyah menyebut beberapa dampak instabilitas uang sebagai berikut: 1 perdagangan uang akan memicu inflasi; 2 hilangnya kepercayaan orang akan stabilitas uang nilai uang akan mencegah orang 26 melakukan kontrak jangka panjang dan mendholimi golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap sebagai pegawai; 3 perdagangan domestik akan turun karena kekhawatiran stabilitas nilai uang, dan 4 perdagangan internasional akan turun. Mengingat situasi bisnis dunia yang semakin berkembang, sangat diperlukan alternatif penggunaan mata uang bagi kegiatan ekonomi, terkait dalam hal cadangan devisa negara. Menurut Lutfi Hamidi 2007 hal 40 6 , mata uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan resiko eksternal dan resiko perubahan kurs.

3. Keunggulan Dinar

Upaya untuk menjadikan Dinar Emas sebagai mata uang global terus dilakukan. Hal ini disebabkan nilai nominal Dinar itu sendiri sama dengan nilai intrinsiknya dan kesetabilan nilainya sepanjang waktu. Berbeda halnya dengan uang hampa fiat money, uang kertas dan logam yang dipakai saat ini yang mengandalkan nilainya pada kepercayaan dan pengakuan otoritas negara, Dinar dan Dirham adalah uang nyata yang dijamin oleh dirinya sendiri sebagai logam mulia. 6 . Hamidi, Lutfi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. Pertama, h. 40. 27 Menurut Saidi. Dinar memiliki beberapa keunggulan dibanding valuta asing manapun, yaitu: 7 a. Dinar memiliki nilai nominal yang sesuai dengan nilai intrinsiknya. Berbeda dengan uang kertas fiat nilai nominal yang dibubuhi tidak sesuai dengan nilai intrinsiknya. b. Dinar dan Dirham merupakan mata uang tak berbangsa. Maka, sebagai valas Dinar dan Dirham dapat dipertukarkan secara langsung dengan valas lain, tanpa melalui valas perantara yang mengakibatkan kerugian bertingkat akibat perbedaan kurs berjenjang. c. Sebagai alat pembayaran internasional Dinar dan Dirham terfasilitasi dengan sistem on line yang efisien dan sangat murah. Biaya transaksi melalui sistem e-dinar sebagaimana berlaku saat ini sangat murah, ditetapkan satu persen per transaksi emas kepada pembayar, dengan nilai maksimum 50 sen Dolar AS. Bandingkan dengan biaya transfer valas uang kertas yang saat ini sekitar enam Dolar Amerika Serikat dan dikenakan pada pembayar maupun penerima total sekitar 12 Dolar AS. Bahkan dibandingkan dengan transaction cost melalui kartu kredit pun transaksi dalam Dinar masih jauh lebih murah. d. Dinar dan Dirham tidak mengenal cost of money, terbebas dari inflasi, dan karenanya Dinar dan Dirham merupakan alat hedging yang mumpuni. Telah disebutkan di atas Dinar dan Dirham tak pernah terdepresiasi dalam kurun 7 . http:www. Usm.mydinararticleZaim2.htm 28 waktu ribuan tahun lamanya. Di negeri mana pun emas terbukti stabil dari segala krisis moneter. Beberapa bukti sejarah sangat bisa diandalkan karena diungkapkan dalam al- Qur’an dan Hadist, dapat dipakai untuk menguatkan teori bahwa harga emas Dinar dan Perak Dirham adalah tetap, sedangkan mata uang lainnya tidak memiliki nilai intrinsik dan mengalami penurunan daya beli. Mengenai daya beli uang Emas Dinar dapat dilihat pada Hadist berikut: “Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata ‘Saya mendengar penduduk bercerita tentang ‘Urwah, bahwa Nabi SAW memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi SAW mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung.” HR Bukhari. Dari Hadist tersebut kita mengetauhi bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebih. Fakta kedua adalah bahwa ketika ‘Urwah menjual satu ekor kambing yang dibelinya, ia pun menjualnya dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua ekor kambing dengan harga satu Dinar, hal tersebut karena kepandaiannya dalam berdagang, sehingga dalam hadist tersebut ia dido’akan secara khusus oleh Rasulullah SAW. Pada riwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai dua Dinar, hal ini mungkin-mungkin saja 29 terjadi karena di pasar manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang dan besar. Kalau dianggap harga kambing yang sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar dan yang besar dua Dinar asumsi satu Dinar = Rp. 1.171.725,00 kita bisa membeli seekor kambing di manapun di seluruh dunia. Artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap. 8 Contoh lain antara minyak dan emas. Jika dilihat dari harga minyak mentah Indonesia dalam lima tahun terakhir, dari US 37.58barel 2004 menjadi US 53.4barel 2005, menjadi US 64.29barel 2006, menjadi US 72.36barel 2007, dan pada tahun 2008 menjadi US 95.62barel. Kenaikannya adalah 154 dari US 37,58barel menjadi US 95.62barel. Secara flat kenaikan rata- rata harga minyak mentah Indonesia per tahunnya dalam DollarAS adalah 38.5. Sementara itu, kurs Dinar itu sendiri dari tahun ke tahun juga terus naik. Pada tahun 2004 satu Dinar adalah US 54, menjadi US 60 2005, berikutnya 2006 menjadi US 85, lalu US 95 2007, dan 2008 menjadi US 127. Jadi Dinar sendiri mengalami apresiasi cukup besar, meskipun cukup rendah dari kenaikan harga minyak mentah, yaitu 135 dari US 54Dinar menjadi US 117Dinar. Rata-rata apresiasi Dinar per tahun, dalam priode ini adalah 29.16 terpaut 9 dari rata-rata kenaikan harga minyak mentah Indonesia. 8 . Iqbal, Muhaimin, Dinar the Real Money, Jakarta: Gema Insani, 2009, Cet. Ketiga, h. 35. 30 Jika dilihat harga minyak mentah dalam priode yang sama dalam Dinar, pada tahun 2004 harga minyak mentah Indonesia adalah 0.7 Dinarbarel, yang sudah mengalami kenaikan lumayan tinggi setahun kemudian 2005 yakni 28 menjadi 0.9 Dinarbarel, kembali turun 11 setahun kemudian 2006 menjadi 0.76 Dinar barel. Dalam kurun tiga tahun terkahir 2006-2008, ketika situasi sangat tidak stabil, yang selalu ditampilkan sebagai ‘krisis’, harga minyak dalam Dinar justru sangat stabil, tidak beranjak dari 0.76 Dinarbarel. Dalam periode ini harga minyak mentah dalam Dolar AS naik secara drastis sekitar 49 dari US 64.29barel menjadi US 95.62barel, sedang dalam Dinar tidak berubah kenaikannya, dengan kata lain kenaikannya 0. 9 Jadi jelaslah di sini bahwa sepanjang zaman bukan harga komoditas yang naik, melainkan uang kertas yang terus merosot. Dengan menggunakan Dinar kita melepaskan kaitan antara komoditas dan uang kerta. Dinar mengembalikan hubungan fitrah antar komoditas. Hadist Rasullulah SAW di atas telah dibuktikan juga oleh Prof. Roy Jastram, dalam bukunya The Golden Constan, bahwa sekitar 500 tahun 1560-1997 nilai tukar emas atas komoditas adalah konstan. Perubahan yang signifikan terhadap nilai emas dan mata uang lainnya dalam hal ini disebabkan karena perubahan yang signifikan terhadap nilai Dolar AS yang menjadi dasar ukuran emas dan mata uang lainnya. Untuk menganalisis kestabilan harga emas ini, secara 9 . http:zaimsaidi.orgcategorymuamalatmata-uang. 31 kontekstual saat ini dibandingkan dengan nilai tukar Rupiah, namun karena nilai tukar Rupiah yang terus terdepresi sehingga harga emas terapresiasi. Sebenarnya, harga emas tetap stabi nilai Rupiahnya yang menurun. Muhaimin Iqbal menjelaskan bahwa emas lebih terjaga daya belinya dibandingkan daya beli uang kertas adalah karena hal berikut: 10 a. Ketersediaan emas di seluruh dunia yang terakumulasi sejak pertama kali manusia menggunakannya sampai sekarang diperkirakan hanya sekitar 130.000 sampai 150.00 ton. Peningkatan per tahun hanya berkisar antara 1.5-2.00. Ini cukup dan tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia di seluruh dunia yang jumlah penduduknya timbuh sekitar 1.2 per tahun. b. Emas tidak bisa rusak atau dirusak. Emas memang bisa dirubah bentuknya dari keping emas menjadi perhiasan yang dicampur bahan lain seperti perak, tembaga, dan sebagainya, namun apabila dilebur perhiasan tersebut dan dipisahkan campurannya maka akan didapatkan kembali emas yang asli dalam jumlah yang sama. c. Kepadatan yang tinggi sehingga mudah disimpan. Seluruh emas di dunia yang seberat 150.000 ton itu dapat disimpan dalam satu kolam renang yang besar. 10 . Iqbal, Muhaimin. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham Jakarta: Spiritual Learning Center DinarClub, 2007, Cet. Pertama, h. 58. 32 d. Emas mudah dibentuk, dibagi dan dipecah kecil-kecil sehingga memudahkan untuk menggunakannya sebagai alat tukar dengan cara yang palin primitif sekalipun.

B. Stabilitas Uang