5
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana yang telah diilustrasikan diatas, pada awalnya peranan asuransi adalah media peralihan risiko finansial yang terjadi akibat hilangnya
fungsi badan atau barang. Seiring perkembangan zaman asuransi tidak hanya dalam bentuk pertanggungan, namun sudah ada dalam bentuk tabungan dan
investasi. Bentuk plan dasar asuransi jiwa terdiri dari 3:
1
1 term insurance yaitu pertanggungan berjangka dengan pola pembayaran tertentu dan jaminan
manfaat pertanggungan jika tertanggung mengalami musibah meninggal dunia selama masa asuransi; 2 endowment insurance asuransi dwiguna
yaitu pertanggungan dengan pola pembayaran tertentu dan jaminan manfaat jika tertanggung mengalami musibah meninggal dunia selama masa asuransi
atau hidup hingga kontrak asuransi berakhir; dan 3 whole life insurance yaitu pertanggungan seumur hidup, tidak berjangka tidak ada batas akhir.
Dari bentuk plan asuransi tersebut, lahir produk-produk dengan mekanisme premi yang terdapat unsur tabungan maunpun investasi yang saat ini biasa
dikenal dengan asuransi pendidikan anak, asuransi kesehatan, asuransi haji dan asuransi unit link.
Ditinjau dari skema mekanisme pengelolaan dananya, produk asuransi dengan unsur tabungan dan investasi terdiri dari: Pertama, rekening tabarru’
1
. Gene A. Morton, Principle of Life and Health Insurance, LOMA, Atlanta, Georgia, 1984, hlm. 39-40.
6
yang diperuntukan sebagai dana klaim jika tertanggung mengalami musibah; Kedua, rekening tabungan sebagai pool pengembangan investasi.
Jika menilai tingkat pendapatan perkapita rakyat Indonesia saat ini, dengan segala kebutuhan yang dimiliki pada suatu keluarga, maka jika
keluarga tersebut membeli sebuah produk asuransi jangka panjang yang asumsinya memiliki tingkat rate premi standar maka umumnya biaya premi
asuransi yang harus dibayar akan memangkas pendapatan bulanan keluarga tersebut sebesar 25, dengan tujuan akan mendapatkan manfaat asuransi pada
saat jatuh tempo. Namun kenyataannya yang terjadi nilai manfaat yang diterima pada saat jatuh tempo tidak bersifat ekonomis karena tergerus oleh
laju inflasi. Adanya instabilitas nilai mata uang fiat yang terefleksikan pada nilai
manfaat asuransi jangka panjang maka diperlukan mata uang yang stabil dan adil sebagai alat pembayaran premi asuransi. Dalam sejarah telah terbukti
bahwa Dinar stabil dan tidak pernah mengalami inflasi, sementara sejak perjalanan uang kertas perjalanannya terus mengalami fluktuasi dan depresi.
Untuk itu, penggunaan Dinar diharapkan dapat memberi alternatif terbaik dalam industri asuransi saat ini.
Selain itu, alasan penggunaan Dinar sebagai alat transaksi yang meliputi pembayaran premi asuransi disamping nilainya yang stabil, ataupun terbebas
dari praktek maisir, gharar dan riba. Penggunaan Dinar akan mengurangi
7
ketergantungan terhadap Dolar Amerika Serikat yang berujung pada kemandirian ekonomi bangsa.
Berdasarkan hal di atas maka rumusa masalah penelitian disusun sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat stabilitas nilai tukar Dinar terhadap minyak mentah
dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System? 2.
Bagaimana tingkat stabilitas nilai tukar Dolar terhadap minyak mentah dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System?
3. Apa tantangan dan peluang asuransi syari’ah dalam upaya penerapan
Dinar sebagai alternatif pembayaran premi produk asuransi syari’ah?
C. Pembatasan Masalah