Stabilitas Uang Stabilitas Nilai Tukar dan Prinsip-prinsip Secara Islam

32 d. Emas mudah dibentuk, dibagi dan dipecah kecil-kecil sehingga memudahkan untuk menggunakannya sebagai alat tukar dengan cara yang palin primitif sekalipun.

B. Stabilitas Uang

Stabilitas mata uang dapat dilihat dari dua sisi internal closed economy maupun eksternal open economy mishkin, 2001 ; 456-457. Dari sisi closed economy, stabilitas nilai mata uang diukur dari fluktuasi nilai uang terhadap harga barang dan jasa, yang lebih jauh akan direfleksikan oleh inflasi dan deflasi. Kedua, dari sisi open economy stabilitas mata uang dapat diukur dari fluktuasi nilai uang tersebut terhadap nilai mata uang negara lain yang lebih lanjut akan direfleksikan oleh apresiasi dan depresiasi Habib Ahmad, 2002. Stabilitas mata uang dari sisi closed economy menggunakan pendekatan Quantity Theory of Money, sedangkan stabilitas mata uang dari sisi open economy menggunakan pendekatan Monetery Model.

C. Stabilitas Nilai Tukar dan Prinsip-prinsip Secara Islam

Pada zaman Rasulullah saw dikenal dua jenis mata uang yaitu mata uang yang berupa logam dan koin yang berasal dari kekaisaran Roma Byzantine. Dua logam yang digunakan adalah emas Dinar dan perak Dirham. Logam tembaga juga digunakan secara terbatas dan tidak sepenuhnya dihukumi sebagai uang, yang disebut sebagai fals atau jamaknya fulus. 33 Dalam sejarah perekonomian Islam, mata uang Islam sudah mulai dikenal di awal kekhalifahan. Hal itu bisa kita lihat ketika masa khalifah Umar dan Utsman r.a, mata uang Islam telah dicetak dengan mengikuti gaya Dirham Persia, dengan perubahan pada tulisan yang tercantum dimata uang tersebut. Meskipun pada masa awal pemerintahan khalifah Umar r.a pernah timbul ide untuk mencetak mata uang dari kulit, namun akhirnya dibatalkan karena tidak disetujui oleh para sahabat. Mata uang khilafah Islam yang mempunyai ciri khusus baru dicetak pada masa pemerintahan Ali r.a meskipun peredarannya masa terbatas. Dalam hal ini, emas dan perak yang digunakan sebagai mata uang Islam merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal manusia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini, secara mengejutkan sangat stabil. Perbandingan antara emas dan perak pada masa bimetalik sepanjang sejarah adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Harga Emas dan Perak pada Masa Bimetalik Periode Waktu Rasio Dinar Emas Dirham Perak Bimatelik 1 10 Ummayah 41662 – 132750 1 12 Abbasyyah 132750 – 6561258 1 15 Al-Maqrizi d.845 – 1442 1 35 Al-Asadi d.854 – 1450 1 50 US memberlakukan Bimetalik 1 15 34 Rasio pada saat bimetalik secara umum dapat dikatakan stabil dalam kurun waktu yang lama dan terus berlangsung selama beberapa waktu. Selanjutnya pada massa hampir saparuh kekhalifahan Ummayyah rasio menjadi 1:12, masa Abbasiyyah mencapai 1:15 atau kurang. Rasio perbandingan terus melebar dan berlangsung pada waktu yang cukup lama. Perbandingan Dinar dan Dirham berfluktuasi dan terus melebar berdasarkan tempat dan waktu. Rasio perbandingan terus melebar dan akhirnya mencapai rasio 1:50. Berdasarkan al-Maqrizi dan al-Asadi, ketidakstabilan mampu membuat uang buruk mendorong uang bagus keluar dari peredaran. Fenomena yang terjadi menjadi rujukan Hukum Gresham pada abad ke 16, Chapra, 1996: 1-2.

D. Prospek Emas sebagai Nilai Tukar dalam Kegiatan Asuransi Syari’ah