Analisis stabilitas emas sebagai alternatif pembayaran premi: peluang dan tantangan bagi asuransi syariah

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

R. WENDY FATTAHUL AMBIYA SURYAPUTRA

NIM. 105046201723

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

R. WENDY FATTAHUL AMBIYA SURYAPUTRA

NIM. 105046201723

Pembimbing Pembimbing I,

IR. ELA PATRIANA, M.M, AAAIJ

NIP. 196905282008012010

Pembimbing II,

DRS. AGUSTIANTO, M.AG

NIP. 150268009

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 20 Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001

Pembimbing I : Ir. Ela Patriana, M.M, AAAIJ (...) NIP. 196905282008012010

Pembimbing I : Drs. Agustianto, M.Ag (...) NIP. 150268009

Penguji I : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002

Penguji II : Ir. Nur Nurianto Arif, M.Si (...) NIP. 198110132008011006


(4)

i

ABSTRAK

Uang sebagai satuan hitung dalam kegiatan ekonomi sangat erat hubungannya dengan fungsi meyimpan nilai. Sebagai media pertukaran yang merepresentasikan harga suatu barang dan jasa, sebuah mata uang menjadi begitu penting untuk memiliki nilai tukar yang stabil. Stabilitas nilai tukar mata uang berarti adanya kemampuan daya beli (puchasing power) yang tidak berubah pada uang tersebut di setiap waktu.

Dalam skripsi ini akan ditelaah studi komparasi tingkat stabilitas mata uang Dinar dan Dolar terhadap minyak mentah dunia. Model GARCH diterapkan pada peramalan volatilitas nilai tukar Dinar dan Dolar. Berdasarkan analisis, diperoleh bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% nilai variansi Dinar lebih dari pada variansi Dolar AS. Hasil ini menunjukan bahwa Dinar memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik dari pada Dolar AS.

Kata kunci : Dinar, Dolar, log return, distribusi normal, mean, variansi, volatilitas, GARCH.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia yang diberikan dalam menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Berkat kumudahan atas kesulitan, kelebihan atas kekurangan, kekuatan atas ketidakberdayaan berikut petunjuk-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Seiring dengan itu shalawat serta salam, terus terucap kepada Nabi Muhammad SAW yang penuh dengaan kemuliaan sikap.

Atas penulisan ini penulis ingin sampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum dan Bapak Ah. Azharuddin Latif, M.Ag, M.H, selaku Sekretaris Prodi Mu’amalat Fakultas Syari’ah dan Hukum.

3. Ibu Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ dan Bapak Drs. Agustianto, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa menyempatkan waktu untuk penulis disela-sela kesibukannya.

4. Segenap Dosen dan Tenaga Pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu dan Bapak atas do’a yang tiada henti. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terjadi jika tanpa do’anya. Bapak yang telah memberikan


(6)

iii

banyak kemudahan dan fasilitas selama proses penulisan, betapa tanpa beliau penulisan ini mungkin tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga Allah menempatkan Ibu dan Bapak dalam kemuliaan-Nya.

6. Teteh Wynda, Aa Aden, Dek Sarah, dan Dek Hanna meskipun tidak secara langsung memberikan kontribusi. Namun penulis patut menyampaikan terimakasih atas support moral yang diberikan selama masa-masa kritis dalam penulisan skripsi ini.

7. Keluarga Besar Network Twenty One yang mengagumkan. Berkolaborasi dengan kelompok orang-orang yang bergairah dan menyenangkan merupakan pengalaman hidup saya yang paling hebat.

8. Teman-teman Jurusan Asuransi Syari’ah angkatan 2005, yang telah mengajari penulis untuk mencintai pendidikan, mengambil resiko, percaya pada diri sendiri, dan melayani orang lain. Ucapan terimakasih terutama tertuju kepada Firdaus, Patih, Pardan, Zulqarnain, Tonton, Ipung, Rijal, Candra, Nopa Grace, Puput, Tika, Tety dan Riza. Kita selesaikan apa yang sudah kita mulai.

9. Keluarga besar PT. AJ. BRIngin Jiwa Sejahtera. Unit kerja Divisi Individu. Pak Wijdaya, Ibu Anita, Pak Anggara, Pak Welly, Mas Sonhaji, Mba Betty, terimakasih untuk segala pengertiannya selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak meninggalkan jam kantor. Teman-teman Divisi Aktuaria, Helmy dan Nia Sofura yang bersedia memberikan bimbingan statistik dan

sharing ilmu memberikan pemahaman dasar tentang time series selama proses


(7)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ... i ii iv viii x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Pembatasan Masalah ... D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... E. Review Studi Terdahulu ... F. Kerangka Teori ... G. Kerangka Pemikiran ... H. Hipotesis ... I. Metode Penulisan ... J. Sistematika Penulisan ...

1 5 7 8 9 13 14 18 18 18

BAB II LANDASAN TEORI


(8)

v

1. Fungsi Uang dalam Islam ... 2. Permasalahan Uang Kertas ... 3. Keunggulan Dinar ... B. Stabilitas Uang ... C. Stabilitas Nilai Tukar dan Prinsip-prinsip secara Islam ... D. Prospek Emas sebagai Nilai Tukar dalam Kegiatan Asuransi Syari’ah ... E. Perkembangan Harga Emas Dunia ... F. Dinar Sebagai Instrumen Lindung Nilai ... G. Asuransi dalam Perspektif Islam ... 1.Definisi Asuransi ... 2.Sejarah dan Dasar Pelaksanaan Asuransi Syari’ah ... H. Review Studi Terdahulu ...

21 24 26 32 32 34 35 36 36 36 42 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Data dan Sumber Data ... 1. Data ... 2. Sumber Data ... 3. Identifikasi Variabel ... 4. Variabel Penelitian ... 5. Definisi Oprasional Penelitian ... B. Desain Model Analisis Penelitian ...

44 44 45 46 47 48 54


(9)

vi

1. Perhitungan Return ... 2. Uji Stasioneritas ... 3. Uji Normalitas dan Distribusi Data ... 4. Uji Autokorelasi ... 5. Uji Heteroskedastisitas ... 6. Uji White Heteroskedastisitas ... 7. Model ARCH(p) ... 8. Model GARCH(p,q) ... 9. GARCH(p,q) in Mean ... 10.Pemodelan Persamaan Mean ... 11.Pemodelan Variansi ... 12.Perhitungan Volatilitas ...

54 54 54 55 56 57 58 58 59 60 62 63

BAB IV ANALISA DATA

A. Data ... B. Volatilitas Dolar terhadap Minyak Mentah Dunia ... 1. Tahap Menstasionerkan Data ... 2. Pemodelan Mean ... 3. Pemodelan Variansi ... C. Volatilitas Dinar terhadap Minyak Mentah Dunia ... 1. Tahap Menstasionerkan Data ... 2. Pemodelan Mean ...

64 64 65 66 72 77 78 79


(10)

vii

3. Pemodelan Variansi ... D. Perhitungan Volatilitas Model GARCH ... 1. Perhitungan Volatilitas Dolar ... 2. Perhitungan Volatilitas Dinar ... 3. Interpretasi ... E. Peluang dan Tantangan Dinar sebagai Alat Pembayaran Premi

Asuransi Syari’ah ... 1. Ketersediaan Emas ... 2. Konsep Uang Menurut Para Pemikiran Islam ... 3. Analisa SWOT Penerapan Dinar sebagai Premi Asuransi Syari’ah ...

85 91 91 91 92

93 93 95

99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

106 107

DAFTAR PUSTAKA


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Harga Emas dan Perak pada Masa Bimetalik ... 33

Tabel 3.1 Identifikasi Model Deret Waktu AR(p), MA(q), ARMA(p,q) .... 60

Tabel 4.1 Uji Akar Unit (Unit Root Test) data return Oil Price in Dolar .... 66

Tabel 4.2 Korelogram Data Log Oil Price in Dolar ... 67

Tabel 4.3 Estimasi Parameter Model AR(4) ... 68

Tabel 4.4 Estimasi Parameter Model MA(4) ... 69

Tabel 4.5 Estimasi Parameter Model ARMA(4,4) ... 70

Tabel 4.6 Estimasi Parameter Model ARMA(2,2) ... 71

Tabel 4.7 ARCH LM MODEL ARMA (2,2) ... 72

Tabel 4.8 Korelogram Residual Kuadrat Model ARMA(2,2) ... 73

Tabel 4.9 Estimasi Parameter Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 74

Tabel 4.10 Tes ARCH LM Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 75

Tabel 4.11 Korelogram Residual Kuadrat yang Distandarisasi ... 76

Tabel 4.12 Uji Akar Unit (Unit Root Test) data return Oil Price in Dinar .... 80

Tabel 4.13 Korelogram Data Log Oil Price in Dinar ... 81

Tabel 4.14 Estimasi Parameter Model AR(4) ... 82

Tabel 4.15 Estimasi Parameter Model MA(4) ... 82

Tabel 4.16 Estimasi Parameter Model ARMA(4,4) ... 83


(12)

ix

Tabel 4.18 ARCH LM Model ARMA(2,2) ... 85

Tabel 4.19 Korelogram Residual Kuadrat Model ARMA(2,2) ... 86

Tabel 4.20 Estimasi Parameter Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 87

Tabel 4.21 Tes ARCH LM Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 88


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 17

Gambar 2.1 Pergerakan Harga Emas dalam Kurun Waktu September 1971 sampai dengan Desember 2009 ... 35

Gambar 3.1 Pola Penyebaran Residual Persamaan Regresi ... 57

Gambar 4.1 Plot Harga Minyak Mentah Dunia dalam Dolar ... 64

Gambar 4.2 Plot Log Return Data Harga Minyak Dunia dalam Dolar ... 65

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Normal Residual Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 77

Gambar 4.4 Plot Harga Minyak Mentah Dunia dalam Dinar ... 78

Gambar 4.5 Plot Log Return Data Harga Minyak Dunia dalam Dinar ... 79

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Normal Residual Model ARMA(2,2)-GARCH(1,1) ... 90


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Produk-produk industri keuangan berjangka panjang seperti tabungan pendidikan, tabungan haji, dana pensiun, tabungan kesehatan, asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan lain sebagainya sering mengecewakan para pembelinya karena pada saat dana jangka panjang tersebut cair – meskipun angkanya sama dengan yang dijanjikan – namun dana tersebut terlalu rendah daya belinya.

Sebagai contoh seseorang membeli salah satu produk asuransi jiwa pada tahun 1996 dengan nominal US$ 100.000,-, asuransi tersebut jatuh tempo pada tahun 2006 dan orang tersebut benar-benar menerima US$ 100.000,-. Dengan kondisi demikian senangkah orang tersebut dengan pembayaran manfaat asuransi tersebut?. Jawabannya tentu tidak, permasalahan yang timbul adalah uang US$ 100.000,- pada tahun 1996 apabila orang tersebut belikan emas (sebagai komoditi standar) maka dia masih memperoleh sekitar 258 ounce; sedangkan jumlah uang yang sama pada saat dana tersebut cair tahun 2006 apabila dibelikan emas hanya mendapatkan 158 ounce. Pengembaliannya yang tidak adil inilah yang dilarang dalam al-Qur’an.


(15)

θ ρ

≅‹69

χ ϑ9 ρ

ωρ

θ

Ψ9

Νδ ‹

∩∇∈∪

Artinya:

“... Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya ...” (Q.S al-Anfal, 7: 85)

Dari contoh diatas kita dapat memahami bahwa untuk benar-benar berjalan sesuai ketentuan syari’ah, maka dalam bermuamalah (khususnya yang berbentuk kontrak jangka panjang) kita harus menggunakan satuan ukuran yang baku, yang memiliki nilai standar dan tidak terpengaruhi faktor waktu dan tempat. Untuk inilah perlu Dinar dan Dirham segera digunakan dalam mua’amalah secara umum dan secara khusus pada produk-produk industri keuangan jangka panjang seperti tabungan pendidikan, biaya pengelolaan kesehatan baik dengan asuransi maupun JPKM, dana pensiun, dana bencana alam dan lain sebagainya.

Selain manfaat yang sangat berarti bagi konsumen seperti contoh diatas, penggunaan Dinar dan Dirham dalam industri keuangan akan berdaya guna ganda; pertama dengan menggunakan Dinar dan Dirham industri keuangan akan dapat benar-benar terbebas dari riba dan akan dapat memberikan layanan yang adil bagi nasabah. Kedua, industri keuangan akan mendorong iklim investasi yang islami yang sesuai syari’ah karena dana pihak ketiga yang


(16)

terkumpul dalam bentuk Dinar dan Dirham juga harus diinvestasikan dalam bentuk investasi yang paling sesuai dengan prinsip syari’ah yaitu Qirad dan

Mudharabah.

Ketika dunia tidak lagi menggunakan emas sebagai standar pengukuran harga maka alat dalam perdagangan kemudian beralih kepada uang fiat (fiat

money). Penggunaan uang fiat yang diikuti dengan penggunaan sistem uang

nilai tukar mengambang (floating exchange rate system) yang dimotori Amerika Serikat selanjutnya merubah sistem moneter dunia. Penggunaan fiat

money yang tidak diback up oleh emas mempunyai kelemahan antara lain

otoritas moneter dapat melakukan pencetakan uang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (bukan berdasarkan kebutuhan ekonomi), hal ini pada gilirannya akan berdampak kepada tingkat inflansi yang tinggi, hampir semua mata uang mengalami fluktuasi dan sangat sulit menghindari dari penurunan nilai, mengingat pergerakan nilai tukar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi domestik dan ekonomi global.

Dalam ekonomi konvensional salah satu cara yang digunakan untuk menghindari resiko yang timbul dari fluktuasi nilai tukar adalah menggunakan transaksi lindung nilai (hedging). Transaksi tersebut dilakukan untuk jangka waktu tertentu dimasa depan dengan melakukan transaksi jual/beli mata uang yang dibutuhkan tersebut secara kontrak saat ini. Namun demikian instrument

hedging yang umum digunakan saat ini seperti forward, swap, dan option


(17)

kegiatan perdagangan Islam, mengingat dalam kegiatan ekonomi harus terbebas dari unsur maisir, gharar, dan riba.

Selanjutnya secara berkesinambungan para ahli ekonomi Islam mulai membericarakan alternatif penggunaan Dinar sebagai mata uang/alat pembayaran. Penggunaan Dinar sebagai mata uang sudah berlaku sejak Nabi Muhammad saw lahir dan digunakan sebagai mata uang Islam dibawah kontrol pemerintah. Dalam perkembangannya nilai tukar Dinar relatif stabil pada jangka waktu yang panjang karena memiliki nilai intrinsik dan tidak tergantung pada jaminan manapun. Oleh karena itu menjadi penting untuk dipahami bahwa koin emas akan selalu bernilai meskipun hanya meliputi sejumlah kecil penggunaan moneter (uang). Hal demikian menjadikan Dinar itu dapat digunakan sebagai alat pembayaran premi asuransi syari’ah yang diperkirakan mempunyai stabilitas untuk jangka waktu yang panjang.

Dari permasalahan di atas, dapat dipahami bahwa uang kertas sebagai alat pembayaran premi asuransi tidak stabil sehingga menyebabkan ketidakadilan pembayaran manfaat asuransi. Selain itu secara makro penggunaan uang kertas menyebabkan permasalahan ekonomi seperti fluktuasi nilai tukar, inflasi dan ketergantungan ekonomi. Sebaliknya dari fakta sejarah yang ada, diketahui bahwa Dinar stabil dalam perjalanannya sebagai nilai tukar. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti stabilitas nilai tukar Dinar dengan judul: Analisis Stabilitas Emas Sebagai Alternatif Pembayaran Premi: Peluang dan Tantangan Bagi Asuransi Syari’ah.


(18)

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana yang telah diilustrasikan diatas, pada awalnya peranan asuransi adalah media peralihan risiko finansial yang terjadi akibat hilangnya fungsi badan atau barang. Seiring perkembangan zaman asuransi tidak hanya dalam bentuk pertanggungan, namun sudah ada dalam bentuk tabungan dan investasi.

Bentuk (plan) dasar asuransi jiwa terdiri dari 3:1 (1) term insurance yaitu pertanggungan berjangka dengan pola pembayaran tertentu dan jaminan manfaat pertanggungan jika tertanggung mengalami musibah (meninggal dunia) selama masa asuransi; (2) endowment insurance (asuransi dwiguna) yaitu pertanggungan dengan pola pembayaran tertentu dan jaminan manfaat jika tertanggung mengalami musibah (meninggal dunia) selama masa asuransi atau hidup hingga kontrak asuransi berakhir; dan (3) whole life insurance yaitu pertanggungan seumur hidup, tidak berjangka (tidak ada batas akhir). Dari bentuk (plan) asuransi tersebut, lahir produk-produk dengan mekanisme premi yang terdapat unsur tabungan maunpun investasi yang saat ini biasa dikenal dengan asuransi pendidikan anak, asuransi kesehatan, asuransi haji dan asuransi unit link.

Ditinjau dari skema mekanisme pengelolaan dananya, produk asuransi dengan unsur tabungan dan investasi terdiri dari: Pertama, rekening tabarru’

1 . Gene A. Morton, Principle of Life and Health Insurance, LOMA, Atlanta, Georgia,


(19)

yang diperuntukan sebagai dana klaim jika tertanggung mengalami musibah; Kedua, rekening tabungan sebagai pool pengembangan investasi.

Jika menilai tingkat pendapatan perkapita rakyat Indonesia saat ini, dengan segala kebutuhan yang dimiliki pada suatu keluarga, maka jika keluarga tersebut membeli sebuah produk asuransi jangka panjang yang asumsinya memiliki tingkat rate premi standar maka umumnya biaya premi asuransi yang harus dibayar akan memangkas pendapatan bulanan keluarga tersebut sebesar 25%, dengan tujuan akan mendapatkan manfaat asuransi pada saat jatuh tempo. Namun kenyataannya yang terjadi nilai manfaat yang diterima pada saat jatuh tempo tidak bersifat ekonomis karena tergerus oleh laju inflasi.

Adanya instabilitas nilai mata uang fiat yang terefleksikan pada nilai manfaat asuransi jangka panjang maka diperlukan mata uang yang stabil dan adil sebagai alat pembayaran premi asuransi. Dalam sejarah telah terbukti bahwa Dinar stabil dan tidak pernah mengalami inflasi, sementara sejak perjalanan uang kertas perjalanannya terus mengalami fluktuasi dan depresi. Untuk itu, penggunaan Dinar diharapkan dapat memberi alternatif terbaik dalam industri asuransi saat ini.

Selain itu, alasan penggunaan Dinar sebagai alat transaksi yang meliputi pembayaran premi asuransi disamping nilainya yang stabil, ataupun terbebas dari praktek maisir, gharar dan riba. Penggunaan Dinar akan mengurangi


(20)

ketergantungan terhadap Dolar Amerika Serikat yang berujung pada kemandirian ekonomi bangsa.

Berdasarkan hal di atas maka rumusa masalah penelitian disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat stabilitas nilai tukar Dinar terhadap minyak mentah dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System?

2. Bagaimana tingkat stabilitas nilai tukar Dolar terhadap minyak mentah dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System?

3. Apa tantangan dan peluang asuransi syari’ah dalam upaya penerapan Dinar sebagai alternatif pembayaran premi produk asuransi syari’ah?

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penulisan ini, maka masalah akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Pergerakan harga minyak mentah dunia dalam Dolar Amerika Serikat pada waktu periode sesudah Bretton Wood System (September 1971 s/d Desember 2009).

2. Pergerakan harga minyak mentah dunia dalam Dinar pada waktu priode sesudah Bretton Wood System (September 1971 s/d Desember 2009). 3. Analisa hanya terbatas pada alternatif pembayaran premi asuransi yang


(21)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian dalam melakukan penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menilai stabilitas nilai Dinar pada waktu priode sesudah Bretton

Wood System.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar emas.

c. Melihat peluang dan tantangan asuransi syari’ah dalam upaya menerapkan Dinar sebagai alat pembayaran premi asuransi.

2. Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam penyempurnaan bentuk oprasioanal industri asuransi syariah yang berlaku.

b. Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan intelektual mengenai konsep penggunaan Dinar pada industri asuransi syariah.

c. Dapat memberikan rekomendasi wacana dari analisis sistem pembiayaan yang berkeadilan dalam dunia asuransi syariah.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan pengembangan dan penerapan Dinar sebagai salah satu bentuk pembayaran premi produk asuransi syariah.


(22)

e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana mensosialisasikan penerapan Dinar dalam berbagai transaksi.

f. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi jawaban kritis atas fenomena yang terjadi berkaitan tentang sistem keuangan yang tidak berkeadilan dan tidak dapat dipercaya.

E. Review Studi Terdahulu

Berikut adalah anotasi dari beberapa penelitian yang terkait dengan tema penulis yang didapatkan :

1. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sain dan Humaniora 1(2), 184-204, yang dilakukan oleh I Made Sugiarta dengan judul Pengembangan Model Volalitas ARCH Berbasis Data Runtut Waktu Terinversi pada Regresi Semiparametik dari Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Ganesha.

Permasalahan yang dikaji melalui penelitian ini adalah menemukan dan sekaligus mengkaji secara teoritis dan empiris akurasi maupun prilaku dari model volatilitas ARCH yang nantinya dapat diaplikasikan untuk mengestimasi suatu estimator atau parameter-parameter dari fungsi regresi semiparametrik dengan basis data runtun waktu terinversi, yaitu dengan melakukan studi komparasi model runtut waktu ARCH semiparametrik dengan model ARCH parametrik dan model ARCH non parametrik.


(23)

Perbedaan dalam penelitian ini adalah pada objek penelitian. Objek penelitian yang dilakukan oleh I Made Sugiarta adalah kajian statistik untuk menentukan pemodelan volatilitas ARCH yang terbaik dalam pengukuran data runtut waktu dengan menggunakan regresi parametrik. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Model runtun waktu ARCH semiparametrik lebih baik daripada ARCH parametrik maupun non parametrik, sebab estimsi parameter-parameternya lebih mendekati keadaan sebenarnya. Dengan pengujian hipotesis dan teorema Hardle pernyataan ini dijamin kebenarannya.

2. Jurnal Ekonomi Ideologis (www.jurnal-ekonomi.org),2 oleh M. Hatta dengan judul Telaah Singkat Pengendalian Inflansi dalam Perspektif Kebijakan Moneter Islam. Penelitian ini mengangkat permasalahan pemodelan kebijakan moneter dalam upaya pengendalian inflasi dan akibat buruk fiat money dalam kaca mata Hizbut Tahrir. Analisa ini dilakukan dengan analisa dari pandangan Hizbut Tahrir tentang dinar dan dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata uang asing, hukum pertukaran mata uang, hukum riba, hukum pasar modal, hukum perbankan dan hukum pertukaran internasional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsep ekonomi sari’ah merupakan konsep yang

2. Hatta, M. Telaah Singkat Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Kebijakan Moneter

Islam. Jurnal diakses pada 2 Mei 2010 dari


(24)

saling terkait erat satu dengan yang lainnya. Sehingga meskipun Islam memiliki konsep beserta metodenya, hal ini akan sulit diimplementasikan. Hal ini dikarenakan kepemimpinan yang berjalan di Indonesia adalah demokrasi kapitalisme. Oleh karena itu kebijakan moneter berbasis syari’ah hanya bisa diterapkan dan dijalankan oleh kepemimpinan yang juga sesuai dengan syari’ah, yakni Daulah Khilafah Rasyidah.

3. Laporan Penelitian dengan judul Pemodelan Volalitas Nilai Tukar Mata Uang Rupiah terhadap Dolar AS dengan Model Runtut Waktu Bertipe ARCH yang dilakukan oleh Irwan Susanto, S.Si, DEA dan Dra. Sri Sulistijowati, M.Si. Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas 11 Maret, Oktober 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengkaji karakteristik dari volatilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian yakni tingkat stabilitas kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila (Mahasiswa Perbankan Syari’ah UIN) yang berjudul Mata Uang Emas dalam Perspektif Islam dan Prospek Aplikasinya pada Perbankan Syari’ah. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 ini fokus pada penjelasan konsep aplikasi mata uang emas pada perbankan syari’ah dengan meninjau kembali konsep mata uang menurut perspektif Islam.


(25)

Dari sisi metode penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila menggunakan kajian kepustakaan dengan mengedepankan peluang dalam pembuatan produk perbankan yang menggunakan mata uang emas. Perbedaan dalam penulisan skripsi ini terletak pada objeknya dan variabel yang digunakan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Darwis Harahap yang berjudul Analisis Stabilitas Dinar Emas dan Dolar AS dalam Denominasi Rupiah. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Paskasarjana Universitas Indonesia yang dilakukan pada tahun 2006.

Topik dalam penelitian ini adalah tingkat volatilitas antara Dinar Emas dengan Dolar AS yang kemudian hasil tersebut dijadikan hipotesa sebagai alternatif nilai tukar menggantikan Dolar AS. Perbedaan penelitian ini adalah metodelogi penelitiannya dan variablenya.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Helmy Fauzan Nashir, mahasiswa Universitas Padjajaran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika dengan judul Perhitungan Value at Risk (VaR) pada Investasi Saham Menggunakan Model GARCH-M.

Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada objek penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan data time series pergerakan rata-rata harga saham Bank BRI dari 10 Nopember 2003 s.d 8 Mei 2008, dengan maksud untuk mencari tingkat resiko yang akan ditanggung oleh investor.


(26)

F. Kerangka Teori

Krisis moneter dan ekonomi yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997 dan terulang kembali diakhir tahun 2009 lalu memberikan banyak pelajaran berharga. Diantaranya, orang kembali menengok Dinar. Investasi (saving) emas menjadi pilihan yang menjanjikan. Betapa tidak, akibat krisis moneter, nilai kekayaan masyarakat jauh berkurang, karena daya beli masyarakat yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena nilai tukar rupiah dan Dolar sebagai mata uang besar dunia anjlok, namun kenyataan itu tidak terjadi pada emas. Sebab, emas tidak terpengaruh oleh inflasi serta aman dari depresi nilai mata uang. Maka wajar jika investasi emas menjadi investasi stategis.

Namun disayangkan efektifitas emas sebagai instrumen moneter belum dapat dioptimalisasi. Penggunaan emas saat ini hanya terbatas pada investasi yang sifatnya storage dalam bentuk fisik, meskipun dalam tataran lebih jauh ada yang sudah mengembangkan dengan model Qirad, namun belum berkembang secara pesat.

Kondisi ini yang seharusnya ditangkap oleh lembaga keuangan syari’ah, khusus asuransi syari’ah. Keberadaan asuransi syari’ah yang berperan dalam perencanaan keuangan masa depan saat terjadinya risko dengan menggunakan mata uang Dinar dapat memberikan garansi pertanggungan yang adil dan bernilai ekonomis.

Sejarah telah mencatat, emas sebagai komoditi memiliki harga yang stabil. Dalam perjalanannya harga emas dalam satuan mata uang mana pun


(27)

selalu bergerak meningkat, hal ini disebabkan karena mata uang yang menjadi satuan hitung atas emas berkurang nilai tukarnya. Maka pantaslah, jika emas tidak sekedar dijadikan komoditi dalam bentuk perhiasan, namun juga digunakan sebagai instrumen moneter dalam melakukan transaksi ekonomi (sebagai mata uang Dinar), dalam hal ini sebagai premi asuransi syari’ah.

Dengan dijadikannya Dinar sebagai alat pembayaran premi asuransi syari’ah, nilai manfaat asuransi akan terjaga dari laju inflasi dan gejolak ekonomi. Hal ini disebabkan Dinar yang berbahan dasar emas memiliki nilai instrinsik didalamnya, hal yang tidak terdapat pada mata uang fiat, yang mengandalkan kepercayaan masyarakatnya karena telah diundang-undangkan oleh pemerintah.

G. Kerangka Pemikiran

Ada banyak risiko finansial yang pasti akan dialami oleh manusia sebagai bagian dari ujian dari Allah SWT kepada makhluk-Nya. Misalnya, setiap orang akan mengalami masa yang tidak produktif (masa pensiun). Karena itu, perlu menyiapkan diri untuk menghadapi risiko finansial tersebut, dengan cara membeli produk dana pensiun pada asuransi. Demikian juga dengan risiko meninggal dunia, resiko mengalami cacat, resiko kesehatan dan pada asuransi kerugian misalnya mengantisipasi terjadinya risiko kebakaran, kecelakaan kendaraan, kecelakaan akibat bencana alam, dan lain sebagainya.


(28)

Asuransi berfungsi sebagai pertanggungan baik untuk perorangan, masyarakat maupun perusahaan bertujuan untuk memperkecil kerugian (loss) yang terjadi akibat resiko. Asuransi ialah a social device for eliminate or

reducing the cost to society of certain types of risk.3

Sekilas kita melihat praktek oprasional asuransi saat ini masih memberikan pertanggungan yang menjanjikan pada masyarakat, namun jika dikaji lebih dalam pembelian produk asuransi sangatlah sia-sia, tidak memberikan pertanggungan yang bernilai ekonomis (mampu menutupi resiko finansial yang terjadi). Sementara jika saja masyarakat mengalihkan dana tersebut dengan menginvestasikan pada instrumen emas, dipastikan pengembangan dana tersebut akan lebih bernilai ekonomis.

Dengan kondisi di atas, upaya untuk menciptakan pertanggungan yang adil dan dapat dipercaya adalah gagasan utama dalam penulisan skripsi ini. Hal tersebut diawali dengan mengukur tingkat stabilitas nilai tukar emas (Dinar) terhadap minyak mentah dunia pada waktu priode sesudah Bretton

Wood System (September 1971 s/d Desember 2009) dan dibandingkan dengan

tingkat stabilitas nilai tukar Dolar AS terhadap minyak mentah dunia pada periode yang sama, kemudian hasilnya akan dijadikan bahan remomendasi alat pembayaran premi asuransi syari’ah.

3 . Salim, Abbas, Asuransi & Manajemen Resiko (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


(29)

Penetapan waktu dalam mengukuran tingkat stabilitas harga emas terhadap minyak dunia pada periode sesudah Bretton Wood System didasari karena sejak saat itulah secara defacto dan deyure sistem moneter dunia menggunakan mata uang kertas (fiat) yang nilai tukarnya merujuk pada nilai tukar mata uang besar yakni Dolar Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan peredaran uang tidak di-back up oleh emas, sehingga uang bebas beredar dalam jumlah berapapun. Kondisi seperti ini tidak terjadi pada periode sebelum atau saat berlakunya Bretton Wood System.

Selanjutnya, penelitian ini akan menyajikan beberapa peluang dan tantangan dalam pengaplikasian Dinar sebagai premi asuransi, berikut juga hal-hal yang memperngaruhi nilai tukar Dinar.


(30)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Harga minyak dalam Dolar (sesudah Bretton Wood System)

Harga minyak dalam Dinar (sesudah Bretton Wood System)

Uji volalitas Uji volalitas Tidak

Tidak

Ya Ya

Pembayaran Premi Asuransi Jangka Panjang

Gunakan Uang Fiat (Rupiah / Dolar AS) Meningkatkan Resiko

Kerugian (Finansial)

Bunga (Riba)

Dilarang Gunakan Dinar sebagai

Alternatif Premi

Tantangan dan Peluang sebagai Premi Asuransi Faktor-faktor yang

memperngaruhi nilai tukar Dinar

Tidak


(31)

H. Hipotesis

Berdasarkan tujuan di atas, maka beberapa hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesa untuk melihat tingkat stabilitas Dinar pada waktu periode sesudah Bretton Wood system.

H0 : Harga minyak mentah dunia dalam Dinar pada waktu sesudah

Bretton Wood system menunjukan Dinar lebih stabil

dibandingkan Dolar Amerika Serikta.

H1 : Harga minyak mentah dunia dalam Dolar AS pada waktu

sesudah Bretton Wood system menunuukan Dolar AS lebih stabil dibandingkan Dinar.

I. Metode Penulisan

Adapun penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

J. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review terdahulu, kerangka teori, kerangka pemikiran, hipotesis, metode


(32)

penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori

Pada bab ini pembahasan terfokus pada landasan teoritis mengenai, konsep uang dalam ekonomi Islam yang terdiri dari fungsi uang dalam Islam, permasalahan uang kertas, dan keunggulan Dinar. Kemudian mengenai konsep stabilitas uang, stabilitas nilai tukar dan prinsip-prinsip secara Islam, prospek emas sebagai nilai tukar dalam kegiatan asuransi syari’ah, perkembangan harga emas dunia, Dinar sebagai instrumen lindung nilai. Disamping itu juga pembahasan landasan teori mengenai asuransi dalam perspektif Islam, yang mencangkupi definisi asuransi, sejarah dan dasar pelaksanaan asuransi syari’ah. BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini akan dibahas metode penelitian. Bab ini terbagi pada tiga sub bab, pertama mengenai data dan sumber data yang berisi tentang: data, sumber data, identifikasi variabel, variabel dan definisi oprasional. Kedua mengenai desain model analisis penelitian yang terdiri dari perhitungan return, uji stasioneritas, uji normalitas dan distribusi data, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji white heteroskedastisitas, model ARCH(p), model GARCH(p,q), GARCH(p,q) in mean, pemodelan


(33)

persamaan mean, pemodelan variansi, dan perhitungan volatilitas. BAB IV Analisis Data

Berisikan pengolahan data yang terbagi menjadi lima sub bab. Pertama mengenai data. Kedua mengenai volatilitas Dolar terhadap minyak mentah dunia yang terdiri dari tahap menstasionerkan data, pemodelan mean, dan pemodelan variansi. Ketiga pembahasan mengenai volatilitas Dinar terhadap minyak mentah dunia yang terdiri dari tahap menstasionerkan data, pemodelan mean, dan pemodelan Varian. Keempat berisikan tentang perhitungan tingkat volatilitas Dinar dan Dolar. Kelima adalah pembahasan mengenai peluang dan tantangan asuransi syari’ah dalam penerapan Dinar sebagai alat pembayaran premi.

BAB V Penutup

Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh rangkain pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: kesimpulan dan saran-saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Uang dalam Ekonomi Islam

1. Fungsi Uang dalam Islam

Dalam ekonomi konvensional, uang mempunyai tiga fungsi, yakni sebagai satuan pengukur nilai, sebagai alat tukar dan sebagai alat penimbun kekayaan1. Sebenarnya fungsi uang yang utama adalah sebagai alat tukar (medium of

exchange). Dari fungsi utama ini, diturunkan fungsi lain seperti uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), store of value (penyimpan kekayaan), unit of account (satuan penghitungan), dan standard of deffered payment (pembakuan

pembayaran tangguh). Sedangkan dalam ekonomi Islam, fungsi uang hanya sebagai alat pertukaran (medium of exchange for transaction) dan satuan nilai (unit of account)2.

Dalam Islam fungsi uang hanya sebagai medium of exchange dan bukan suatu komoditas yang bisa dijualbelikan dengan mengambil keuntungan secara

on the spot maupun bukan. Suatu karakteristik uang yang terpenting adalah

bahwa uang bukan untuk dikonsumsi, dia tidak diperlakukan untuk dirinya sendiri, tapi merupakan sarana yang diperlukan untuk membeli barang untuk

1 . Nopirin, Ekonomi Moneter. Buku 1, BPFE, Yogyakarta, 2000. (Pesenti & Tille: 2003), h.

43.


(35)

memenuhi kebutuhan manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ghazali bahwa emas dan perak hanyalah logam yang di dalam substansinya (zatnya itu sendiri) tidak ada manfaatnya atau tujuan-tujuannya. Menurut beliau, “kedua-duanya tidak memiliki apa-apa tetapi keduannya berarti segalanya”. Ke“kedua-duanya ibarat cermin, ia tidak memiliki warna namun ia bisa mencerminkan semua warna.3

Menurut Ibnu Miskawaih (1020M) yang disebut uang itu harus memenuhi syarat-syarat: (1) tahan lama (durability); (2) mudah (convenience) dibawa; (3) tidak dapat dikorup (incorruptibility); (4) dikehendaki semua orang (disirability) semua orang; dan (5) orang senang melihatnya. Dari berbagai bentuk “uang” yang disebutkan diatas hanya emas dan peraklah yang memenuhi kelima syarat uang yang dirumuskan Ibn Miskawaih.

Menurut Hamidi (2003) mata uang harus memenuhi syarat sebagaimana berikut:4

Petama, mata uang harus relatif stabil nilainya. Stabil dalam arti tidak mengalami fluktuasi (naik turun) harga yang tinggi di pasar spot, sehingga penggunaanya akan relatif terjaga dari resiko pergerakan kurs yang liar.

3 . Ibid.

4. Hamidi, M. Lutfi, Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,


(36)

Kedua, mata uang itu tahan dari inflasi. Mata uang yang stabil akan memiliki tingkat inflansi yang rendah, dan tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk jangka panjang.

Ketiga, mata uang itu bisa menjamin dirinya sendiri. Artinya, ia tetap bernilai dimana pun dia, bahkan dalam kondisi yang telah rusak sekalipun (terbakar maupun sobek). Mata uang ini akan memiliki nilai yang kurang lebih sama ketika dipakai di New York, Jerman, Mesir dan Indonesia.

Keempat, mata uang ini mudah dipakainya, praktis, tidak menyulitkan untuk menyimpannya, dan harus aman.

Untuk melihat apakah mata uang kertas (fiat money) yang umum dipakai saat ini memenuhi kreteria fungsi uang. Kita simulasikan Dolar (notabene mata uang besar), dalam jangka pendek relatif stabil namun dalam jangka panjang Dolar AS mengalami inflasi yang signifikan. Pada tahun 1972 (sistem Bretton

Wood) harga tiap ounce emas setara dengan 35 Dolar AS akan tetapi pada tahun

2001 harga emas telah mencapai 274 Dolar. Berarti, selama 30 tahun Dolar AS mengalami inflasi terhadap emas sebesar 800 persen.

Untuk itu uang emas mejadi pilihan sebagai alat tukar disebabkan emas mempunyai nilai melekat pada zatnya (nilai intrinsik) sama dengan nilai riilnya dan berlaku diseluruh dunia selama berabad-abad lamanya.


(37)

2. Permasalahan Uang Kertas

Sejak pertama uang kertas tidak di-back up dengan emas terlihat berbagai fenomena dalam sistem keuangan global. Berbagai krisis terjadi yang menunjukan tanda-tanda keruntuhan ekonomi. Keputusan negara-negara melepaskan jaminan penompang uang kertas dengan emas secara total, membuat uang kertas bebas diterbitkan. Negara dapat mencetak uang kertas berapa pun ia mau sesuai dengan keperluan tanpa syarat yang mengontrol proses penerbitan. Akibatnya muncul kekurangan-kekurangan dari penggunaan uang kertas tersebut. Menurut Hasan kekurangan yang dimiliki uang kertas sebagai berikut:5 a. Risiko kekacauan dalam kegiatan keuangan dan kegiatan internasional. Sistem

uang kertas tidak menjamin stabilitas nilai tukar seperti yang ada pada sistem uang emas yang memiliki nilai tukar tetap. Dari sana tidak terealisasikan kondisi dimana stabilitas uang terjaga dalam kegiatan keuangan dan kegiatan internasional.

b. Risiko penerbitan yang berlebihan dan akibatnya seperti inflasi keuangan yang menyebabkan kenaikan harga-harga dan kekacauan kondisi masyarakat.

Profesor Maurice Allais Peraih hadiah Nobel untuk bidang ekonomi tahun 1988 berkata:

“Dengan pengalaman 2 abad kekacauan yang beragam yang menyertai turun naiknya perekonomian, dan silih bergantinya masa-masa peningkatan dan kemunduran, semestinya kita tau bahwa dua faktor yang sudah menjadi besar, walaupun bukan penyebab kekacauan ini. Keduanya

5. Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,


(38)

pada satu sisi yaitu: menerbitkan uang dari tidak ada dengan media kredit

dan pembiayaan imvestasi-investasi jangka panjang (long-term

investement) dengan pinjaman-pinjaman jangka pendek. Dan pada sisi lain, tidak adanya unit uang hitungan yang tetap (fixed unit of currency) yang memberikan kesempatan untuk merealisasikan kompetensi hitungan perekonomian dalam menuju masa depan, sebagaimana memberikan kesempatan untuk merealisasikan penyelesaian utang-utang dalam kontrak-kontrak keuangan antara pihak kreditor dan pihak debitor”.

Selain itu Rab (2002) dalam bukunya Money “Problem Created by the Fiat

Money, Islamic Dinar and Other Available Alternatif” menyebutkan bahwa uang

kerta adalah sebuah alat pembayaran yang sah yang mana nilainya ditentukan oleh kekuatan ekonomi dan modal pemilik uang yang mendukungnya. Manusia menerima uang kertas dalam pertukaran barang dan jasa disebabkan karena mereka dapat membeli barang dan jasa disebabkan terbatasnya pilihan dan penggunaan sarana alat tukar lainnya, dan disebabkan karena mereka dapat membeli barang-barang lain dengan uang kertas. Hasil yang kurang baik sebagai alat penyimpan nilai (stor of value) karena biaya penciptaan uang yang hampir nol menyebabkan nilainya jatuh dengan cepat ketika penawaran uang meningkat melebihi kebutuhan-kebutuhan riil ekonomi.

Dampak lain yang ditimbulkan akibat penciptaan uang yang berlebihan adalah terciptanya instabilitas uang. Banyak pengamat mengemukakan bahwa volatilitas yang tinggi (mata uang yang tidak stabil) memiliki pengaruh negatif terhadap perdangan. Ibnu Taimiyah menyebut beberapa dampak instabilitas uang sebagai berikut: (1) perdagangan uang akan memicu inflasi; (2) hilangnya kepercayaan orang akan stabilitas uang nilai uang akan mencegah orang


(39)

melakukan kontrak jangka panjang dan mendholimi golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap sebagai pegawai; (3) perdagangan domestik akan turun karena kekhawatiran stabilitas nilai uang, dan (4) perdagangan internasional akan turun.

Mengingat situasi bisnis dunia yang semakin berkembang, sangat diperlukan alternatif penggunaan mata uang bagi kegiatan ekonomi, terkait dalam hal cadangan devisa negara. Menurut Lutfi Hamidi (2007 hal 40)6, mata uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan resiko eksternal dan resiko perubahan kurs.

3. Keunggulan Dinar

Upaya untuk menjadikan Dinar Emas sebagai mata uang global terus dilakukan. Hal ini disebabkan nilai nominal Dinar itu sendiri sama dengan nilai intrinsiknya dan kesetabilan nilainya sepanjang waktu. Berbeda halnya dengan uang hampa (fiat money), uang kertas dan logam yang dipakai saat ini yang mengandalkan nilainya pada kepercayaan dan pengakuan otoritas negara, Dinar dan Dirham adalah uang nyata yang dijamin oleh dirinya sendiri sebagai logam mulia.

6 . Hamidi, Lutfi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta:


(40)

Menurut Saidi. Dinar memiliki beberapa keunggulan dibanding valuta asing manapun, yaitu:7

a. Dinar memiliki nilai nominal yang sesuai dengan nilai intrinsiknya. Berbeda dengan uang kertas (fiat) nilai nominal yang dibubuhi tidak sesuai dengan nilai intrinsiknya.

b. Dinar dan Dirham merupakan mata uang tak berbangsa. Maka, sebagai 'valas' Dinar dan Dirham dapat dipertukarkan secara langsung dengan valas lain, tanpa melalui valas 'perantara' yang mengakibatkan kerugian bertingkat akibat perbedaan kurs berjenjang.

c. Sebagai alat pembayaran internasional Dinar dan Dirham terfasilitasi dengan sistem on line yang efisien dan sangat murah. Biaya transaksi melalui sistem

e-dinar sebagaimana berlaku saat ini sangat murah, ditetapkan satu persen

per transaksi emas kepada pembayar, dengan nilai maksimum 50 sen Dolar AS. Bandingkan dengan biaya transfer valas uang kertas yang saat ini sekitar enam Dolar Amerika Serikat dan dikenakan pada pembayar maupun penerima (total sekitar 12 Dolar AS). Bahkan dibandingkan dengan

transaction cost melalui kartu kredit pun transaksi dalam Dinar masih jauh

lebih murah.

d. Dinar dan Dirham tidak mengenal cost of money, terbebas dari inflasi, dan karenanya Dinar dan Dirham merupakan alat hedging yang mumpuni. Telah disebutkan di atas Dinar dan Dirham tak pernah terdepresiasi dalam kurun


(41)

waktu ribuan tahun lamanya. Di negeri mana pun emas terbukti stabil dari segala krisis moneter.

Beberapa bukti sejarah sangat bisa diandalkan karena diungkapkan dalam al-Qur’an dan Hadist, dapat dipakai untuk menguatkan teori bahwa harga emas (Dinar) dan Perak (Dirham) adalah tetap, sedangkan mata uang lainnya tidak memiliki nilai intrinsik dan mengalami penurunan daya beli.

Mengenai daya beli uang Emas Dinar dapat dilihat pada Hadist berikut:

“Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata ‘Saya mendengar penduduk bercerita tentang ‘Urwah, bahwa Nabi SAW memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau. Lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi SAW mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debupun, ia pasti beruntung.” (HR Bukhari).

Dari Hadist tersebut kita mengetauhi bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebih. Fakta kedua adalah bahwa ketika ‘Urwah menjual satu ekor kambing yang dibelinya, ia pun menjualnya dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua ekor kambing dengan harga satu Dinar, hal tersebut karena kepandaiannya dalam berdagang, sehingga dalam hadist tersebut ia dido’akan secara khusus oleh Rasulullah SAW. Pada riwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai dua Dinar, hal ini mungkin-mungkin saja


(42)

terjadi karena di pasar manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang dan besar. Kalau dianggap harga kambing yang sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar dan yang besar dua Dinar (asumsi satu Dinar = Rp. 1.171.725,00) kita bisa membeli seekor kambing di manapun di seluruh dunia. Artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap.8

Contoh lain antara minyak dan emas. Jika dilihat dari harga minyak mentah Indonesia dalam lima tahun terakhir, dari US$ 37.58/barel (2004) menjadi US$ 53.4/barel (2005), menjadi US$ 64.29/barel (2006), menjadi US$ 72.36/barel (2007), dan pada tahun 2008 menjadi US$ 95.62/barel. Kenaikannya adalah 154% (dari US$ 37,58/barel menjadi US$ 95.62/barel). Secara flat kenaikan rata-rata harga minyak mentah Indonesia per tahunnya (dalam DollarAS) adalah 38.5%.

Sementara itu, kurs Dinar itu sendiri dari tahun ke tahun juga terus naik. Pada tahun 2004 satu Dinar adalah US$ 54, menjadi US$ 60 (2005), berikutnya (2006) menjadi US$ 85, lalu US$ 95 (2007), dan 2008 menjadi US$ 127. Jadi Dinar sendiri mengalami apresiasi cukup besar, meskipun cukup rendah dari kenaikan harga minyak mentah, yaitu 135% (dari US$ 54/Dinar menjadi US$ 117/Dinar). Rata-rata apresiasi Dinar per tahun, dalam priode ini adalah 29.16% terpaut 9% dari rata-rata kenaikan harga minyak mentah Indonesia.


(43)

Jika dilihat harga minyak mentah dalam priode yang sama dalam Dinar, pada tahun 2004 harga minyak mentah Indonesia adalah 0.7 Dinar/barel, yang sudah mengalami kenaikan lumayan tinggi setahun kemudian (2005) yakni 28% menjadi 0.9 Dinar/barel, kembali turun 11% setahun kemudian (2006) menjadi 0.76 Dinar barel. Dalam kurun tiga tahun terkahir (2006-2008), ketika situasi sangat tidak stabil, yang selalu ditampilkan sebagai ‘krisis’, harga minyak dalam Dinar justru sangat stabil, tidak beranjak dari 0.76 Dinar/barel. Dalam periode ini harga minyak mentah dalam Dolar AS naik secara drastis sekitar 49% (dari US$ 64.29/barel menjadi US$ 95.62/barel), sedang dalam Dinar tidak berubah kenaikannya, dengan kata lain kenaikannya 0%.9

Jadi jelaslah di sini bahwa sepanjang zaman bukan harga komoditas yang naik, melainkan uang kertas yang terus merosot. Dengan menggunakan Dinar kita melepaskan kaitan antara komoditas dan uang kerta. Dinar mengembalikan hubungan fitrah antar komoditas.

Hadist Rasullulah SAW di atas telah dibuktikan juga oleh Prof. Roy Jastram, dalam bukunya The Golden Constan, bahwa sekitar 500 tahun (1560-1997) nilai tukar emas atas komoditas adalah konstan. Perubahan yang signifikan terhadap nilai emas dan mata uang lainnya dalam hal ini disebabkan karena perubahan yang signifikan terhadap nilai Dolar AS yang menjadi dasar ukuran emas dan mata uang lainnya. Untuk menganalisis kestabilan harga emas ini, secara


(44)

kontekstual saat ini dibandingkan dengan nilai tukar Rupiah, namun karena nilai tukar Rupiah yang terus terdepresi sehingga harga emas terapresiasi. Sebenarnya, harga emas tetap stabi nilai Rupiahnya yang menurun.

Muhaimin Iqbal menjelaskan bahwa emas lebih terjaga daya belinya dibandingkan daya beli uang kertas adalah karena hal berikut:10

a. Ketersediaan emas di seluruh dunia yang terakumulasi sejak pertama kali manusia menggunakannya sampai sekarang diperkirakan hanya sekitar 130.000 sampai 150.00 ton. Peningkatan per tahun hanya berkisar antara 1.5%-2.00%. Ini cukup dan tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia di seluruh dunia yang jumlah penduduknya timbuh sekitar 1.2% per tahun.

b. Emas tidak bisa rusak atau dirusak. Emas memang bisa dirubah bentuknya dari keping emas menjadi perhiasan yang dicampur bahan lain (seperti perak, tembaga, dan sebagainya), namun apabila dilebur perhiasan tersebut dan dipisahkan campurannya maka akan didapatkan kembali emas yang asli dalam jumlah yang sama.

c. Kepadatan yang tinggi sehingga mudah disimpan. Seluruh emas di dunia yang seberat 150.000 ton itu dapat disimpan dalam satu kolam renang yang besar.

10 . Iqbal, Muhaimin. Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham


(45)

d. Emas mudah dibentuk, dibagi dan dipecah kecil-kecil sehingga memudahkan untuk menggunakannya sebagai alat tukar dengan cara yang palin primitif sekalipun.

B. Stabilitas Uang

Stabilitas mata uang dapat dilihat dari dua sisi internal (closed economy) maupun eksternal (open economy) (mishkin, 2001 ; 456-457). Dari sisi closed

economy, stabilitas nilai mata uang diukur dari fluktuasi nilai uang terhadap

harga barang dan jasa, yang lebih jauh akan direfleksikan oleh inflasi dan deflasi. Kedua, dari sisi open economy stabilitas mata uang dapat diukur dari fluktuasi nilai uang tersebut terhadap nilai mata uang negara lain yang lebih lanjut akan direfleksikan oleh apresiasi dan depresiasi (Habib Ahmad, 2002).

Stabilitas mata uang dari sisi closed economy menggunakan pendekatan

Quantity Theory of Money, sedangkan stabilitas mata uang dari sisi open

economy menggunakan pendekatan Monetery Model.

C. Stabilitas Nilai Tukar dan Prinsip-prinsip Secara Islam

Pada zaman Rasulullah saw dikenal dua jenis mata uang yaitu mata uang yang berupa logam dan koin yang berasal dari kekaisaran Roma (Byzantine). Dua logam yang digunakan adalah emas (Dinar) dan perak (Dirham). Logam tembaga juga digunakan secara terbatas dan tidak sepenuhnya dihukumi sebagai uang, yang disebut sebagai fals atau jamaknya fulus.


(46)

Dalam sejarah perekonomian Islam, mata uang Islam sudah mulai dikenal di awal kekhalifahan. Hal itu bisa kita lihat ketika masa khalifah Umar dan Utsman r.a, mata uang Islam telah dicetak dengan mengikuti gaya Dirham Persia, dengan perubahan pada tulisan yang tercantum dimata uang tersebut. Meskipun pada masa awal pemerintahan khalifah Umar r.a pernah timbul ide untuk mencetak mata uang dari kulit, namun akhirnya dibatalkan karena tidak disetujui oleh para sahabat. Mata uang khilafah Islam yang mempunyai ciri khusus baru dicetak pada masa pemerintahan Ali r.a meskipun peredarannya masa terbatas.

Dalam hal ini, emas dan perak yang digunakan sebagai mata uang Islam merupakan alat tukar paling stabil yang pernah dikenal manusia. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai dari mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini, secara mengejutkan sangat stabil. Perbandingan antara emas dan perak pada masa bimetalik sepanjang sejarah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan Harga Emas dan Perak pada Masa Bimetalik

Periode Waktu Rasio

Dinar (Emas) Dirham (Perak)

Bimatelik 1 10

Ummayah (41/662 – 132/750) 1 12

Abbasyyah (132/750 – 656/1258) 1 15

Al-Maqrizi (d.845 – 1442) 1 35

Al-Asadi (d.854 – 1450) 1 50


(47)

Rasio pada saat bimetalik secara umum dapat dikatakan stabil dalam kurun waktu yang lama dan terus berlangsung selama beberapa waktu. Selanjutnya pada massa hampir saparuh kekhalifahan Ummayyah rasio menjadi 1:12, masa Abbasiyyah mencapai 1:15 atau kurang. Rasio perbandingan terus melebar dan berlangsung pada waktu yang cukup lama. Perbandingan Dinar dan Dirham berfluktuasi dan terus melebar berdasarkan tempat dan waktu.

Rasio perbandingan terus melebar dan akhirnya mencapai rasio 1:50. Berdasarkan al-Maqrizi dan al-Asadi, ketidakstabilan mampu membuat uang buruk mendorong uang bagus keluar dari peredaran. Fenomena yang terjadi menjadi rujukan Hukum Gresham pada abad ke 16, (Chapra, 1996: 1-2).

D. Prospek Emas sebagai Nilai Tukar dalam Kegiatan Asuransi Syari’ah

Untuk melindungi harta kekayaan kaum muslim dari kerugian yang ditimbulkan karena fluktuasi nilai tukar dalam kegiatan muamalah pilihan untuk menggunakan emas sudah menjadi alternatif. Banyak kajian yang sudah dilakukan untuk mewujudkannya dan membuktikan keunggulan menggunakan emas sebagai alat pembayaran. Penggunaan Dinar bisa dipakai sebagai alat pembayaran premi asuransi syari’ah.

Pandangan dan wacana untuk kembali menggunakan Dinar telah menjadi topik berdebatan yang berkesinambungan diantara para ahli ekonomi Islam. Kepercayaan menggunakan Dinar merupakan suatu kebenaran dalam menggantikan penggunaan uang kertas. Kegagalan fiat money telah memberikan


(48)

0 200 400 600 800 1000

1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005

Gold Price

dampak tidak menguntungkan terhadap sistem keuangan. Terjadinya krisis finansial beberapa tahun yang lalu merupakan bentuk dari kelemahan sistem saat ini.

E. Perkembangan Harga Emas Dunia

Pada priode Bretton Wood System emas dihitung berdasarkan beratnya, misalnya 1 troy ounce disetarakan dengan 35 Dolar Amerika Serikat, dengan demikian emas sendiri tidak ada harganya. Sejak emas tidak lagi menjadi standar alat pembayaran yang sah dan digantikan dengan Dolar Amerika maka harga emas jika dihitung dalam Dolar Amerika Serikat terus meningkat dari waktu ke waktu.

Sebagai gambaran perkembangan harga emas jika dinilai dalam Dolar Amerika Serikat dari September 1971 sampai dengan Desember 2009 dapat dilihat dalam grafik di bawah. (sumber: www.kitco.com).

Gambar 2.1 Pergerakan Harga Emas dalam Kurun Waktu September 1971 sampai dengan Desember 2009


(49)

F. Dinar sebagai Instrumen Lindung Nilai

Bentuk transaksi asuransi di Indonesia pada umumnya menggunakan uang kertas (Rupiah dan Dolar). Maka resiko kerugian yang timbul karena fluktuasi nilai tukar dapat terjadi setiap saat. Kerugian karena fluktuasi tidak akan terjad jika nilai tukar mata uang yang digunakan tersebut nilainya tetap (selalu sama) terhadap mata uang domestik. Namun demikian, layaknya harga barang maka mata uang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.

Berdasarkan press released dari Word Gold Council pada tanggal 22 September 2004 mengumumkan bahwa dari 3 penelitian yang dilakukan terhadap kemungkinan emas dijadikan sebagai hedge instrument menunjukan bahwa emas dalam jangka panjang memberikan proteksi yang konsisten dalam menghadapi fluktuasi Dolar Amerika Serikat atau mata uang utama lainnya.

Dinar sebagai hedge intrument dapat meminimalisir praktek-praktek yang tidak diperkenankan dalam Islam (riba, maisyir, dan gharar).

G. Asuransi dalam Perspektif Islam

1. Definisi Asuransi

Awalnya, wacana tentantg asuransi syari’ah termasuk dalam hukum Islam kontemporer. Pada zaman awal Islam, yaitu zaman Nabi Muhammad SAW dan periode Islam berikutnya belum dikenal institusi keuangan bernama asuransi. Tidak ada nash al-Qur’an atau Hadits Nabi yang menjelaskan tentang teori dan praktek operasional asuransi yang difahami seperti saat ini. Namun ayat


(50)

al-Qur’an yang meminta agar setiap manusia memperhatikan hari esok, menyiapkan anak keturunan yang berkualitas, berinvestasi untuk masa depan, dan lain-lain yang semua itu merupakan falsafah dasar asuransi.

Sebagaimana firman Allah SAW dalam al-Qur’an:

$pκš‰r'‾≈tƒ

š

Ï ©$#

(

#θãΖtΒ#u

(

#θà)®?$#

©

!$#

ö

ÝàΖtFø9uρ

Ó

§ø tΡ $¨Β

ô

MtΒ£‰s%

7

‰tóÏ9

(

(

#θà)¨?$#uρ

©

!$#

4

¨

βÎ)

©

!$#

7

ŽÎ7yz $yϑÎ/

t

βθè=yϑ÷ès? ∩⊇∇∪

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendak setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Q.S. Al-Hasyr/ 59: 18)

Asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance,11 yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan di adobsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan padanan kata ”pertanggungan”.12 Echols dan Shadily memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan.13

Istilah asuransi pun kita jumpai pada bahasa Belanda yakni assuradeur, yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. Dari

11. John M. Echols dan Hassan Syadilly, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia,

1990, h. 326.

12 . Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, h. 63. 13 . John M. Echols dan Hassan Syadilly, Loc. Cit.


(51)

peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan

geassureerde bagi tertanggung.14

Banyak definisi tentang asuransi secara umum. Robert I. Mehr menyatakan asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proposional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.15

Muhammad Muslehuddin dalam bukunya Insurance and Islamic Law mengadopsi pengertian asuransi dari Encyclopaedia Britanica sebagai suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelopok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok.16

Dalam Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa asuransi syari’ah (Ar:

at-ta’min) adalah transaksi perjanjian antara dua belah pihak; pihak yang satu

14 . Yafie, KH Ali, Asuransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial,

Bandung: Mizan, 1994, h. 205-206. Lihat juga Emmy P Simanjuntak, Hukum Pertanggungan, Yogyakarta: UGM, 1982, h. 7.

15 . Robert I Mejr, Life Insurance Theory and Practice, 1985.

16. Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law, (Terj. Oleh Burhan

Wirasubrata), Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternative baru dalam perspektif hukum Islam, (Jakarta: Lentera, 1999), Cet. Ke-1, h. 3. Lihat juga dalam Ecyclopaedia Britanica (Elevent Edition), (Cambridge, 1910, h. 656.


(52)

berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.17

Secara baku, definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, ”Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti; atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”18

Asuransi dari karakteristik aplikasinya dapat dipadankan dengan konsep takaful yang dimiliki Islam. Kata dasar takaful adalah kafala yang berarti menjamin, menjaga atau memelihara. Dan karena takaful merupakan kata yang berasal dari kata kerja takafala, maka ia berarti saling menjamin, saling menjaga atau saling memelihara.19

Dalam al-Qur’an beberapa ayat memberikan penjelasan mengenai kata takaful ini, di antaranya:

17

. Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, h. 138.

18 . Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, Edisi 2003, DAI, h. 2-3.

19. Azman bin Ismail, Aplikasi Takaful dalam Pengurusan Resiko Instrumen Kewangan


(53)

$yγn=¬6s)tFsù $yγš/u‘

@

Αθç7s)Î/

9

|¡ym $yγtFt7/Ρr&uρ $—?$t6tΡ $YΖ|¡ym $yγn=¤ x.uρ $−ƒÌx.y—

...(

∩⊂∠∪

Artinya:

”Maka tuhannya menerima ia sebagai nazar dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan

Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya (penjaganya) ... ” (Q.S.

Ali-Imron / 3: 37)

$oΨøΒ§ymuρ

Ï ø‹n=tã

y

ìÅÊ#tyϑø9$# ÏΒ

ã

≅ö6s%

ô

Ms9$s)sù

ö

≅yδ

ö ä3—9ߊr&

#

’n?tã

È

≅÷δr&

;

MøŠt/ …ç tΡθè=à õ3tƒ

ö

Νà6s9

ö

Νèδuρ …ç s9

š

χθßsÅÁ≈tΡ ∩⊇⊄∪

Artinya:

”Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: Maukah kamu aku tunjukan kepada mu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat

berlaku baik kepadanya?” (Q.S. Al-Qasas/ 28: 12)

Dasar pijak asuransi adalah mewujudkan hubungan manusia yang islami di antara para pesertanya yang sepakat untuk menanggung bersama di antara mereka, atas resiko yang diakibatkan musibah yang diderita oleh peserta. Semangat asuransi adalah menekankan kepada kepentingan bersama atas dasar rasa persaudaraan di antara peserta. Persaudaraan di sini meliputi dua bentuk: persaudaraan berdasarkan keyakinan (ukhuwah islamiyah) dan persaudaraan berdasarkan kesamaan derajat manusia (ukhuwah insaniah).20

20 . Juhaya S. Praja, “Daya Saing Asuransi Takaful Menuju Era Liberalisasi ekonomi,”


(54)

Sebagaimana diungkapankan di atas, pada dasarkan konsep asuransi syari’ah merupakan pesan utama dalam muamalah islam. Dimana Rosulullah juga menggambarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang memberikan manfaat bagi manusia lain. Dan dapat dikatakan bahwa asuransi syari’ah ini merupakan konsep pergaulan tertinggi yang diinginkan oleh Islam berdasarkan peringkat interaksi antar manusia. Allah SWT, memerintahkan agar dalam kehidupan bermasyarakat ditegakkan nilai saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagimana firman-Nya,

(

#θçΡuρ$yès?uρ ’n?tã

Îh

ŽÉ9ø9$#

3

“uθø)−G9$#uρ

(

Ÿ

ωuρ

(

#θçΡuρ$yès? ’n?tã

É

ΟøOM}$#

È

β≡uρô‰ãèø9$#uρ

…4

∩⊄∪

Artinya:

”... Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan

...” (Q.S. Al-Maaidah/ 5: 2)

Islam memandang ”pertanggungan” sebagai fenomena sosial yang dibentuk atas dasar saling tolong menolong dan rasa kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan pilihan kata yang dipakai oleh Mohd. Ma’sum Billah untuk mengartikan ”pertanggungan” dengan kata *C’AD, yang mempunyai arti ”shared

responsibility, shared guarantee, responsibility, assurance or surety” (saling

bertanggung jawab, saling menjamin, saling menanngung).21

21. Mohd. Ma’sum Billah, Prinsip dan Praktek Takaful dan Perusahaan Asuransi, Malaysia:


(55)

2. Akar Sejarah dan Dasar Pelaksanaan Asuransi Syari’ah

Konsep asuransi Islam bukanlah hal baru, karena sudah ada sejak zaman Rasulullah yang disebut dengan aqilah. Menurut Thomas Patrick22 dalam bukunya Dictionary of Islam, hal ini sudah menjadi kebiasaan suku Arab sejak zaman dulu bahwa jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota dari suku yang lain, pewaris korban akan dibayarkan sejumlah uang darah (diyat) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari pembunuh tersebut yang disebut aqilah, harus membayar uang darah atas nama pembunuh.

Sesuai dengan pemaknaan kata yang diberikan oleh Dr. Muhammad Muhsi Khan, bahwa kata aqilah bermakna asabah,23 yang menunjukan hubungan kekerabatan dari pihak orang tua laki-laki pembunuh. Oleh karena itu, pemikiran dasar tentang aqilah adalah menyiapkan pembayaran uang kontribusi untuk kepentingan si pembunuh sebagai pengganti kerugian untuk ahli waris korban. Kerelaan untuk melakukan pembayaran uang tersebut dapat disamakan dengan pembayaran premi pada praktik asuransi.

22. Thomas Patrick. Dalam M.M. Billah. Prinsip dan Praktek Takaful dan Perusahaan

Asuransi, Malaysia: International Islamic University Malaysia, 2001, h. 4.

23. Lihat Muhammad Muhsin Khan, The Translation of The Meaning’s of Shahih


(56)

MM Billah24 dalam desertasi doktornya mengatakan bahwa piagam (konstitusi) Madinah adalah konstitusi pertama di dunia yang dipersiapkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah. Beberapa pasalnya memuat ketentuan mengenai asuransi sosial dengan sistem aqilah. Dalam pasal 3 Konstitusi Madinah, Rasulullah membuat ketentuan mengenai penyelamatan jiwa para tawanan, yang menyatakan bahwa jiwa tawanan yang tertahan oleh musuh karena perang, harus membayar tebusan kepada musuh untuk membebaskan yang ditawan. Konstitusi ini merupakan bentuk lain dari asuransi sosial.

Selain aqilah, dalam literatur fiqih klasik didapatkan beberapa konsep yang dapat dijadikan dasar untuk menelusuri bingkai asuransi yang berdasarkan syari’at Islam, misalnya al-Muwalat, at-Tanahud, al-’Umra, dan sebagainya. Namun seiring perkembangannya teori

24 . Mohd Ma’sum Billah. Principles & Practices of Takaful and Insurance Compared.

International Islamic Universiti, dalam Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syari’ah (Life and General) Konsep dan sistem oprasional. Jakarta: Gema Insani Pres, 2004, h. 32.


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Data dan Sumber data

1. Data

Data dasar stabilitas nilai tukar emas terhadap harga minyak dunia adalah dalam bentuk Dinar. Untuk keperluan pengujian yakni mencari harga minyak mentah dunia dalam Dinar, maka harga harian emas per Ounce dalam ukuran Dolar Amerika Serikat terlebih dahulu dirata-ratakan kedalam bentuk bulanan, hal ini dimaksdukan agar series yang digunakan tidak terlalu panjang. Sementara itu, data dasar harga minyak per barel dalam bentuk Dolar Amerika Serikat yang juga dalam kurun waktu harian dirata-ratakan dalam bentuk bulanan. Selanjutnya data harga rata-rata bulanan emas dalam Dolar Amerika Serikat dikonversikan kedalam Dinar dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

(a) Data harian emas dalam Dolar Amerika Serikat dirubah menjadi data bulanan dalam bentuk rata-rata;

(b) Data harga emas secara bulanan tersebut dikonversi dalam bentuk Dinar dengan cara dikalikan 0.137469. Angka tersebut didapatkan dari pembagian jumlah gram emas untuk mendapatkan satuan Dinar (4.25 gram) dengan jumlah gram emas dalam ukuran 1 Ounce (28.35 gram). Hasil yang didapatkan masih dalam nilai emas 24 karat, sehingga perlu


(58)

dikalikan lagi dengan 0.917 untuk mengkonversi ke Dinar yang mempunyai nilai intrisik 22 karat. Hasil perkalian harga emas bulanan dengan 0.137469 merupakan harga Dinar dalam Dolar Amerika Serikat. (c) Data harga Dinar dalam Dolar tersebut kemudian menjadi pembagi harga

minyak dalam Dolar yang hasilnya merupakan harga minyak dalam Dinar.

2. Sumber Data

Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk

rasio base, yaitu mengukur tingkat stabilitas nilai tukar Dinar terhadap minyak

dunia dan tingkat stabilitas nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap minyak dunia dalam kurun waktu priode sesudah Bretton Wood System yakni pada September 1971 sampai dengan Desember 2009.

Mengukur stabilitas nilai tukar emas pada dasarnya dapat dipadankan dengan komoditas apapun yang memiliki harga. Namun untuk dapat merelevansikan kompleksitas kegiatan ekonomi yang senantiasa bergejolak, maka pada penelitian ini komoditas yang digunakan adalah minyak mentah dunia. Minyak mentah dunia secara umum telah merefleksikan kondisi ekonomi karena merupakan komoditi utama perdagangan dunia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai situs-situs resmi, institusi yang dipercaya mengeluarkan data. Data sekunder yang diperoleh dikatagorikan menjadi data kuantitatif dan literatur. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersifat runtut waktu (time


(59)

series). Sehingga diperlukan beberapa tahapan persiapan agar data tersebut

diolah lebih lanjut.

Data runtut waktu (times series) untuk harga bulanan emas dalam Dolar AS diperoleh dari website http://www.kitco.com. Sementara data runtut waktu untuk harga bulanan minyak dalam Dolar AS diperoleh dari website

http://www.worldoils.com.

Selain sumber kuantitatif dalam penelitian ini dibutuhkan pula data dalam bentuk literatur pendukung yang diperoleh dari berbagai situs resmi yang mengeluarkan publikasi berupa jurnal dan artikel ilmiah. Dan sebagian lainnya diperoleh melalui kajian pustaka buku-buku terbitan lokal dan internasional yang berkaitan dengan topik penelitian.

Dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah dalam penilitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian guna pemperoleh pengetahuan teoritis dengan cara membaca dan mencatat dari berbagai literatur, text book, artikel-artikel, buku-buku ilmiah dan materi perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dasar dalam pembahasan masalah.

3. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yang berbentuk data runtut waktu (time series) harga minya mentah dunia dalam Dinar dan harga


(60)

minyak mentah dunia dalam Dolar Amerika Serikat. Data runtut waktu ini diambil dari September 1971 s.d Desember 2009. Kedua variabel tersebut merupakan data untuk studi komparasi tingkat stabilitas (volatilitas) nilai tukar terhadap minyak mentah dunia dengan model GARCH.

4. Variabel Penelitian

a. Harga Minyak Mentah dalam Dinar

Emas merupakan komoditi yang harganya jika dinilai dalam Dolar Amerika Serikat terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama didorong oleh tingginya permintaan yang tidak diikuti dengan penigkatan produksi.

Harga Minyak mentah dalam Dinar yang digunaan dalam penelitian merupakan konversi Gold Price in Dolar yang dikalikan 0.137469 yang hasilnya menjadi pembagi dari Oil Price in Dolar. Data harga minyak dalam Dinar adalah data bulanan dari September 1971 sampai dengan Desember 2009. b. Harga Minyak mentah dalam Dolar AS

Minyak buni merupakan sumber energi utama dibanyak negara, meningkatnya permintaan akan energi dan reletif terbatasnya supply minyak bumi mepengaruhi pergerakan harga minyak tersebut. Meningkatnya harga minyak pada gilirannya akan berdampak buruk bagi perekonomian negara-negara penginpor. Hal tersebut terjadi karena minyak diperjualbelikan dengan menggunakan mata uang Dolar Amerika Serikat. Artinya apabila harga minyak bumi naik maka dibutuhkan mata uang lokal yang lebih banyak lagi untuk


(61)

membeli minyak dengan jumlah yang sama. Biasanya hal tersebut kemudian menjadi pendorong meningkatnya harga-harga barang di dalam negeri (inflasi) dan kemudian Bank Sentral negara tersebut akan mengambil langkah antisipasi terutama bagi mereka yang menetapkan inflation targerting sebagai sasaran kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga Bank Sentral.

Data harga minyak mentah dalam Dolar adalah data harga bulanan dari September 1971 sampai dengan Desember 2009 yang diambil dari webstie

http://www.worldoils.com.

5. Definisi Oprasional Penelitian

a. Times Series

Data variabel dalam penelitian ini berbentuk times series, yakni analisa yang mempelajari deretan nilai-nilai yang disusun berdasarkan waktu. Data deret waktu adalah sekumpulan hasil pengamatan statistik yang disusun dan diperoleh menurut suatu urutan kronologis, yang biasanya dalam suatu selang waktu yang sama.1

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan dari pergerakan harga minyak mentah dunia dalam Dinar dan harga minyak mentah dunia dalam Dolar Amerika Serikat dari September 1971 sampai dengan Desember 2009.

1. Mauludi AC, MA, Ali, Statististika I : Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta:


(62)

b. Return dan Volatilitas

Return merupakan selisih pendapatan yang ditunjukan dari data deret waktu. Rumusan return dapat dihitung sebagai berikut :

(3.1)

dimana Pt adalah harga minyak dunia pada periode t dan Pt-1 adalah harga

minyak dunia pada periode t-1.

Volatilitas adalah suatu ukuran dari ketidakpastian tentang nilai tukar sebuah mata uang. Volatilitas merupakan ukuran dispersi (penyebaran) yang dalam statistik diukur dengan variansi (σ2) atau standar deviasi (σ). Semakin besar nilai variansi atau deviasi standar, maka semakin tinggi tingkat volatilitasnya (semakin besar resikonya).

c. Standar Deviasi

Stabilitas merupakan interpretasi dari tingkat volatilitas. Volatilitas adalah mengukur rata-rata fluktuasi data deret waktu. Besaran yang biasa digunakan dalam pengukuran ini adalah standar deviasi. rumusan standar deviasi secara sederhana adalah :

(3.2)

Standar deviasi dapat dibentuk oleh variansi yang dihasilkan dari model GARCH maupun variansi yang dihasilkan dari first difference dari logaritma


(1)

c. Dinar memiliki daya beli yang tetap tinggi sepanjang masa, oleh karenanya Dinar sangat cocok untuk transaksi muamalah yang bersifat jangka panjang – disaat mata uang kertas tidak bisa digunakan sebagai alat transaksi yang adil karena nilainya yang terus berubah;

d. Telah berdirinya lembaga wakalah Dinar yang memberikan jasa pengelolaan Dinar berupa investasi dan saving.

Kond

Pesatnya perkembangan asuransi syari’ah di Indonesia merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan kembali sistem keuangan Islam yang berkeadilan. Keunggulan Dinar sebagai mata uang yang ditunjukan pada poin diatas merupakan peluang bagi industri asurnasi syari’ah untuk dapat mengaplikasikan sebuah perancangan produk asuransi berbasis Dinar, yang tentunya kesemua ini demi terwujudnya kesejahteraan ekonomi.

Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menghadapi kelemahan dan tantangan penerapan Dinar sebagai alat pembayaran premi asuransi syari’ah antara lain:

1. Sosialisasi dan penyebaran ide / konsep Dinar sebagai instrumen moneter yang dapat memberikan pengembalian yang adil.

2. Memperkuat elemen-elemen / komunitas penggerak ekonomi Islam dalam tataran regional maupun internasional.

3. Mensinergikan berbagai institusi Islam dalam berbagai tingkatannya dalam mengkaji, mengekplorasi dan mengeloborasi ide penerapan Dinar.


(2)

4. Membangun berbagai macam insfrastruktur untuk membuat berbagai macam spesialisasi produk asuransi berbasis Dinar.

5. Penempatan berbagai pos-pos strategis dalam kebijakan moneter.

Penerapan Dinar sebagai alat pembayaran premi bukanlah suatu utopia belaka, akan tetapi usaha mewujudkannya tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Langkah strategis awal adalah mendorong masyarakat untuk mengelola perencanaa finansial berbasis Dinar secara pribadi, termasuk proteksi diri terhadap resiko.

Dengan komitmen yang kuat dan dari berbagai lini umat Islam, insya Allah hal tersebut tidak mustahil dicapai.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat stabilitas nilai tukar Dinar terhadap minyak mentah dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System hingga bulan Desember 2009 berada pada nilai 0,010167. Artinya Dinar sebagai mata uang terhadap minyak mentah dunia memiliki kecenderungan berfluktuasi pada kisaran nilai negatif 0,010167 sampai dengan positif 0,010167.

2. Tingkat stabilitas nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap minyak mentah dunia dalam waktu priode sesudah Bretton Wood System hingga bulan Desember 2009 berada pada nilai 0,1021469. Artinya Dolar sebagai mata uang terhadap minyak mentah dunia memiliki kecenderungan berfluktuasi pada kisaran nilai negatif 0,1021469 sampai dengan positif 0,1021469.

3. Tingkat stabilitas dari sisi closed economy menunjukan bahwa Dinar memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik dengan nilai variansi sebesar 0,010167 dibandingkan dengan tingkat stabilitas Dolar dengan nilai variansi sebesar 0,1021469. Semakin tinggi nilai variansi, maka semakin volatile nilainya


(4)

4. Langkah strategis awal dalam penerpan Dinar sebagai alat pembayaran premi asuransi syari’ah adalah pengelolaan perencanaan finansial secara swakelola.

B. Saran

Berdasarkan analisa dan studi yang telah dilakukan, maka disarankan: 1. Penelitian ini hanya menggunakan data untuk memodelkan variansi

dalam menentukan tingkat volatilitas. Maka untuk penelitian selanjutnya disarankan agar mengeksplor data lebih jauh dengan melakukan peramalan (forecast) dan menghitung nilai VaR

2. Membuat pemograman yang efisien untuk perhitungan volatilitas, VaR dan peramalan (forecast).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. Analisis Statistik Untuk Bisnis Dengan Regresi, Korelasi, dan Non Parametrik. Yogyakarta: STIE YKPN, Edisi Pertama, 2000.

Cryer, J.D. Time Series Analysis. USA: PWS-KENT Publishing Company, 1986. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Gozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang, 2005.

Hamidi, M. Lutfi. Gold Dinar; Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007.

Halim Siana, dkk. Model Matematik untuk Menentukan Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar Amerika. Jurnal Teknik Industri, Vol. 1, No. 1, 1999. Hasan, Ahmad. Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami.

Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.

Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Iqbal, Muhaimin, Dinar the Real Money. Jakarta: Gema Insani, Cet. Ketiga, 2009. ____________, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham.

Jakarta: Spiritual Learning Center & DinarClub, Cet. Pertama, 2007.

Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law, (Terj. Oleh Burhan Wirasubrata), Menggugat Asuransi Modern: mengajukan suatu alternative baru dalam perspektif hukum Islam. Jakarta: Lentera, 1999.


(6)

Mauludi, Ali. Statististika I : Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial. Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006.

Marzuki. Metodologi Riset. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 1995.

Pradiepta, L, H. Perhitungan VaR dalam Investasi Saham dengan Menggunakan Model GARCH. Bandung: Matematika.

Robert I Mejr, Life Insurance Theory and Practice, 1985. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 2002.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syari’ah (Life and General): Konsep dan Sistem Oprasional. Jakarta: Gema Insani, Cet. Pertama 2004.

Website Bank Indonesia. www.geraidinar.com Website Bank Indonesia. www.statistik4life.com Website Bank Indonesia. www.kitco.com

Website Bank Indonesia. www.worldoils.com

Winarno, W. W. Analisis Ekonimetrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, Edisi Pertama.

Yafie, Ali, Asuransi dalam Pandangan Syariat Islam, Menggagas Fiqih Sosial. Bandung: Mizan, 1994.