Sekilas Gambaran Menuju Lokasi Penelitian Sejarah Karaoke

2.4. Sekilas Gambaran Menuju Lokasi Penelitian

Gambar 1: Kuil Shri Mariamman Gambar 2 : Tempat Parkir Kenderaan Roda Dua Universitas Sumatera Utara Gambar 3 : Rumah Sakit MATERNA Penelitian ini dilakukan di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah. Untuk menuju lokasi penelitian, peneliti biasanya melewati Sun Plaza, lalu melewati jalan yang ada di sebelah Kuil Shri Mariamman searah menuju Rumah Sakit Materna. Dari Sumber USU Universitas Sumatera Utara menuju lokasi penelitian dapat menggunakan angkutan umum nomor 12, 13, 61, yang pintunya menghadap kebelakang dan angkutan umum nomor 10, 60, yang pintunya menghadap kesamping, akan tetapi hanya dapat diantar sampai di depan Sun Plaza saja, untuk selanjutnya dapat berjalan kaki menuju lokasi penelitian karena jaraknya sudah dekat. Di Happy Puppy Karaoke Keluarga ini juga disediakan tempat parkir khusus kenderaan roda dua yaitu tepatnya di depan pintu masuk Happy Puppy Karaoke Keluarga, sedangkan kenderaan roda empat dapat di parkir di mana saja sebab tidak ada parkiran khusus yang disediakan untuk kenderaan roda empat. Universitas Sumatera Utara BAB III HAPPY PUPPY KARAOKE KELUARGA

3.1. Sejarah Karaoke

Andai saja sang gitaris band yang biasa manggung di sebuah bar di Kota Kobe kala itu tidak berhalangan, awal 1970-an, maka kita mungkin tidak akan mengenal salah satu ikon perkembangan dunia musik yang disebut karaoke. Suatu malam diawal 1970-an, sebuah band yang biasanya mengisi pertunjukan di sebuah bar di Kota Kobe Jepang kelabakan. Pasalnya, saat akan mentas sang gitaris tidak juga muncul, padahal para pengunjung sudah tidak sabar untuk menikmati hiburan. Akhirnya, setelah berembuk dengan pemilik bar muncullah sebuah ide. Mereka tetap menghibur para pengunjung dengan bernyanyi, akan tetapi diiringi oleh musik yang sebelumnya pernah mereka rekam. Di luar dugaan, hal itu mendapatkan antusiasme yang besar dari para pengunjung karena para pengunjung selanjutnya bisa secara bergantian bernyanyi tanpa harus membuat para personil band lelah memainkan musik secara berulang-ulang http:soranalala.multiply.comjournalitem5. Di Jepang sendiri, awal perkembangan karaoke secara tidak langsung didukung oleh gaya hidup orang Jepang yang senang mengadakan pesta. Selain itu, kehidupan sehari-hari mereka yang penuh persaingan dan stres yang membuat mereka mencari hiburan untuk mengalihkan mereka sejenak dari pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Perkembangan teknologi juga turut mengambil bagian dalam mendukung perkembangan karaoke. Mulai dari bentuk rekaman kaset berkembang kemudian dalam bentuk CD, LD, dan DVD. Bahkan, dengan adanya teknologi home karaoke set, aktivitas bernyanyi ini tidak hanya bisa dinikmati di tempat-tempat tertentu, akan tetapi juga di rumah. Kalaupun belum memiliki piranti tersebut, kini banyak dijual tape khusus karaoke yang menyajikan musik dan vokal penyanyi aslinya secara terpisah. Jadi, lagu yang baru munculpun bisa dipelajari dengan panduan suara penyanyi aslinya. Akan tetapi, kemudian muncul masalah. Bentuk rumah masyarakat Jepang yang sebagian besar materialnya terbuat dari kayu tentunya tidak kedap suara dan jaraknya yang dekat-dekat membuat para keluarga tidak leluasa berkaraoke, terutama pada malam hari. Masalah ini kemudian malah melahirkan ide baru yang membuat karaoke makin ngetop yaitu karaoke box. Kemunculan karaoke box pertama kali diperkenalkan tahun 1984 di sebuah daerah pinggiran Okayama. Karaoke box pertama dibuat dari mobil box yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang yang kemudian dimodifikasi sehingga kedap suara dan bisa dipakai untuk bernyanyi. Pada perkembangan selanjutnya, karaoke box terdiri atas sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, yang bisa menampung 2-10 orang, berisi peralatan untuk berkaraoke seperti layar monitor. Layar monitor inilah yang menampilkan video musik beserta lirik lagu yang dimainkan. Kemudian karaoke box mulai merebak di mana-mana dan dapat ditemui di berbagai tempat seperti di mall, di pusat perkantoran, dan di taman-taman hiburan. Universitas Sumatera Utara Kehadiran karaoke ini disambut baik oleh keluarga-keluarga Jepang karena dengan mengunjungi karaoke box mereka bisa menghabiskan waktu bersama dengan keluarga. Hubungan antar anggota keluarga menjadi kian erat dan harmonis dengan seringnya mereka menghabiskan waktu bersama. Namun, di lain pihak tidak urung kehadiran karaoke box juga menuai hujan kritik. Ruangan tertutup yang tidak begitu luas ini disinyalir dapat digunakan untuk berbuat maksiat, terutama oleh anak-anak muda. Karaoke box lalu menyebar ke negara-negara Asia lainnya, terutama di negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Di setiap negara, karaoke box mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Di Cina, termasuk Taiwan, sebutan karaoke box adalah KTV alias Karaoke Television, merujuk pada MTV yaitu Music Television. Di Filipina, karaoke box terkenal dengan sebutan Videoke, sedangkan di Korea Selatan sebutan yang dipakai adalah Noraebang. Istilah karaoke box selain di Jepang juga dipakai di Hongkong. Di beberapa negara seperti di Taiwan dan Cina kehadiran KTV nyatanya bukan hanya berkisar pada masalah hiburan, akan tetapi juga menyangkut urusan bisnis. Para pelaku usaha banyak menggunakan KTV sebagai tempat untuk melakukan kesepakatan bisnis. Di Hongkong lain lagi, di restoran-restoran tradisional Cina mereka menyediakan ruang karaoke yang disebut mahjong karaoke, di mana di ruangan tersebut juga terdapat tempat untuk bermain mahjong, sehingga saat para orang tua asyik bermain mahjong anak-anak mereka dapat berkaraoke tanpa mengganggu orang tua mereka. Selain sebagai hiburan, karaoke juga digunakan Universitas Sumatera Utara untuk proses belajar. Dengan menyanyikan lagu terutama lagu yang berbahasa Inggris yang disertai teks dapat memperlancar kemampuan berbahasa Inggris mereka.

3.2. Karaoke Konsep Keluarga