penggunaan metode ini akan disertai dengan alat bantu berupa tape recorder, interview guide, dan catatan tertulis.
Teknik wawancara ini dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dengan informan dengan berpedoman pada interview guide yang telah dipersiapkan
sebelumnya untuk mendapatkan data yang konkrit yang lebih rinci dan mendalam. Perlengkapan yang digunakan pada saat wawancara adalah catatan tertulis untuk
mencatat bagian-bagian yang penting dari hasil wawancara. Selain itu, tape recorder juga digunakan untuk merekam proses wawancara dalam rangka antisipasi terhadap
keabsahan data yang diperoleh pada saat melakukan wawancara. Studi kepustakaan sebagai teknik pengumpulan data selanjutnya dimaksudkan
sebagai suatu sarana pendukung untuk mencari dan mengumpulkan data dari beberapa buku dan hasil penelitian para ahli lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian guna lebih menambah pengertian dan wawasan penulis demi kesempurnaan akhir penelitian ini.
1.8. Teknik Analisis Data
Bahwasanya dalam penelitian ini penulis berusaha untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlakukan sebagaimana adanya,
tanpa dikurangi, ditambahi, ataupun diubah, sehingga tidak akan mempengaruhi keaslian data-data tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan seluruh data yang diperoleh
ketika melakukan pengamatan dan wawancara beserta dari sumber-sumber lainnya. Kemudian data yang terkumpul dibaca dan dipelajari untuk mengetahui apakah data
yang terkumpul sudah sesuai dengan yang diharapkan ataupun kalau masih ada data yang kurang dapat dilakukan wawancara selanjutnya.
Langkah berikutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan untuk kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan
yang lain dan harus saling berhubungan. Dengan cara ini diharapkan akan ditemukan jawaban yang akan menjelaskan permasalahan-permasalahan yang diteliti, sehingga
menghasilkan sebuah laporan yang tersusun secara sistematis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Sekilas Gambaran Kota Medan
2.1.1. Kota Medan dalam Dimensi Sejarah
Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi historis yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru
Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh.
Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan Ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis ke Kota Medan pada tahun 1887, sebelum
akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli
dan Sungai Babura serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai pusat
perdagangan ekspor-impor sejak masa lalu. Sedang dijadikannya Kota Medan sebagai Ibukota Deli juga telah mendorong Kota Medan berkembang menjadi pusat
pemerintahan. Sampai saat ini, di samping merupakan salah satu wilayah kota, juga sekaligus Ibukota Propinsi Sumatera Utara
http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Kota Medan secara Geografis
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota
atau kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada
3°30-3°43 Lintang Utara dan 98°35-98°44 Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas
permukaan laut.
Luas wilayah Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada tahun 1951 Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 Tanggal 29
September 1951 yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 hektar, meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul
keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU Tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973, Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 hektar, meliputi 11
kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan luas wilayah yang sama, maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD Tanggal 5
Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I
Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 Tanggal 30 September 1996 dan
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1992, Kota
Medan dimekarkan kembali, meliputi 21 kecamatan dengan 151 kelurahan.
Wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah Barat, Selatan, dan Timur. Sebelah Utaranya
berbatasan langsung dengan Selat Malaka yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah
yang kaya dengan sumber daya alam, khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya
sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur Selat Malaka,
maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri
ekspor-impor. Letak geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat
Kota Medan saat ini http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Kota Medan secara Demografis
Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan di mana tingkat kelahiran dan
kematian tinggi ke keadaan di mana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
perubahan pola berpikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan pada tingkat
kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun. Pada
akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak
berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.
TABEL 1 Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan
Tahun 2001-2007 Tahun
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk Luas Wilayah
KM² Kepadatan Penduduk
JiwaKM²
2001 1.926.052
1,17 265,10
7.267 2002
1.963.086 1,94
265,10 7.408
2003 1.993.060
1,51 265,10
7.520
Universitas Sumatera Utara
2004 2.006.014
0,63 265,10
7.567 2005
2.036.018 1,50
265,10 7.681
2006 2.067.288
1,53 265,10
7.798 2007
2.083.156 0,77
265,10 7.858
Indikator Satuan
Tahun
2006 2007
Jumlah Penduduk Jiwa
2.067.288 2.083.156
Laju Pertumbuhan Penduduk
Persen 1,53
0,77
Luas Wilayah KM²
265,10 265,10
Kepadatan Penduduk JiwaKM²
7.798 7.858
Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : Angka Sementara
TABEL 2 Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun
2007 Golongan
Umur Laki-Laki
Perempuan Jumlah
Jiwa Persen
Jiwa Persen
Jiwa Persen
0-4 89.206
8,62 92.853
8,86 182.059
8,74
Universitas Sumatera Utara
5-9 96.559
9,33 91.885
8,76 188.444
9,05 10-14
98.519 9,52
100.590 9,59
199.109 9,56
16-19 111.263
10,75 105.426
10,06 216.689
10,40 20-24
116.164 11,23
121.385 11,58
237.549 11,40
25-29 99.499
9,62 102.041
9,73 201.540
9,67 30-34
83.325 8,05
75.926 7,24
159.251 7,64
35-39 75.482
7,30 83.180
7,93 158.662
7,62 40-44
70.091 6,77
75.926 7,24
146.017 7,01
45-49 57.837
5,59 53.680
5,12 111.517
5,35 50-54
47.054 4,55
47.393 4,52
94.447 4,53
55-59 30.879
2,98 31.434
3,00 62.313
2,99 60-64
26.468 2,56
22.246 2,12
48.714 2,34
65+ 32.350
3,13 44.495
4,24 76.845
3,69
Jumlah 1.034.696
100,00 1.048.460
100,00 2.083.156
100,00
Sumber : BPS Kota Medan
Berdasarkan tabel-tabel diatas diketahui bahwa ada kecenderungan peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari 2.067.288 jiwa pada tahun 2006
menjadi 2.083.156 jiwa pada tahun 2007. Laju pertumbuhan penduduk berkisar 1,53 pada tahun 2006 dan 0,77 pada tahun 2007. Walaupun meningkat namun
tidak terlalu mencolok, bahkan laju pertumbuhan penduduk cenderung lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Faktor alami yang diperkirakan mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk adalah seperti tingkat kelahiran dan
kematian. Upaya-upaya pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana KB perlu terus dipertahankan untuk menekan angka kelahiran.
Bertambahnya jumlah penduduk dari 7.798 jiwakm² pada tahun 2006 menjadi 7.858 jiwakm² pada tahun 2007 merupakan salah satu permasalahan yang
harus diantisipasi, apalagi dengan luas wilayah yang relatif terbatas berpeluang terjadi ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada.
Faktor lain yang juga secara berarti mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk adalah meningkatnya arus urbanisasi dan komuter serta kaum pencari kerja
ke Kota Medan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, faktor utama yang menyebabkan komutasi ke Kota Medan adalah adanya pandangan bahwa : 1 bekerja
di kota lebih bergengsi, 2 di kota lebih gampang mencari pekerjaan, 3 tidak ada lagi yang dapat diolah dikerjakan di daerah asalnya, dan 4 upaya mencari nafkah
yang lebih baik. Faktor lain yang secara umum mempengaruhi semakin menurunnya angka pertumbuhan penduduk pada periode 2006-2007 adalah peningkatan derajat
pendidikan masyarakat Kota Medan. Adanya anggapan mengenai jumlah anggota keluarga yang tidak besar akan memudahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga karena beban ekonomi yang harus dipikul menjadi lebih ringan. Mendorong Pasangan Usia Subur PUS mengikuti konsep Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera NKKBS, bahkan sudah ada sebagian PUS memilih untuk menunda
Universitas Sumatera Utara
kelahiran karena alasan ekonomi dan psikologis http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php.
2.1.4. Fungsi Kota Medan
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri yakni sebagai kota yang mengemban fungsi
yang luas dan besar serta sebagai salah satu dari tiga kota metropolitan terbesar di Indonesia http:www.scbdp.netwebhelpscrKota20Medan.htm. Realitasnya,
Kota Medan kini berfungsi : 1.
Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan
perwakilan atau konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, keuangan di
Sumatera Utara. 2.
Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat Sumatera Utara, seperti rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI,
RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan.
3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan
jasa secara regional maupun internasional.
Universitas Sumatera Utara
4. Sebagai pintu gerbang regional atau internasional atau kepariwisataan
untuk kawasan Indonesia bagian barat.
2.2. Sekilas Gambaran Kecamatan Medan Petisah
Kecamatan Medan Petisah terletak di Pusat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia
o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru
o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat
Luas wilayah Kecamatan Medan Petisah 13,16 km². Kecamatan Medan Petisah
adalah daerah pusat perdagangan Kota Medan. Di Kecamatan Medan Petisah ini
terdapat :
- Museum Bukit Barisan yang terletak di Jalan K.H. Zainul Arifin
merupakan museum yang menyimpan benda-benda sejarah perjuangan ABRI dan rakyat di Sumatera Utara, seperti senjata, obat-obatan,
seragam, dan pakaian pada waktu perang kemerdekaan Indonesia -
Hotel Best Western Bintang Empat -
Tempat Rekreasi Taman Ria
Universitas Sumatera Utara
- Lapangan Benteng
- Stadion Sepak Bola Kebun Bunga
Kantor Walikota Medan juga terletak di Kecamatan Medan Petisah ini. Kecamatan Medan Petisah memiliki 7 kelurahan yaitu: Kelurahan Sekip, Kelurahan
Petisah Tengah, Kelurahan Sei Sikambing D, Kelurahan Sei Putih Barat, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kelurahan Sei Putih Timur I, dan Kelurahan Sei Putih Timur II. Di
Kecamatan Medan Petisah ini terdapat tiga unit pasar tradisional, dua unit plaza, sepuluh unit rumah sakit, dan tiga unit puskesmas. Oleh-oleh dari Kota Medan yang
sudah sangat terkenal yaitu Bika Ambon juga terdapat di Kecamatan Medan Petisah tepatnya di Jalan Majapahit http:www.pemkomedan.go.idmdnpet.php.
2.3. Sekilas Gambaran Kelurahan Petisah Tengah