4. Reksa Dana Saham Equity Fund
Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari portofolio yang dikelolanya ke dalam
efek bersifat ekuitas saham. Manajer investasi yang melakukan pembelian pada instrumen saham ini biasanya selalu melakukan seleksi
pada saham blue chip. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti obligasi, di mana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek
saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain dan deviden.
2.1.5 Sifat-Sifat Reksa Dana
Dilihat dari sifatnya, Reksa Dana terdiri dari : 1.
Reksa Dana Tertutup Close End Fund Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat membeli
kembali sertifikat reksa dana yang telah dijual kepada investor. Dengan kata lain, pemegang sertifikat reksa dana tidak dapat menjual kembali
sertifikatnya kepada Manajer Investasi. Apabila pemilik sertifikat reksa dana hendak menjual kembali sertifikatnya, hal ini harus dilaksanakan
melalui Bursa Efek tempat sertifikat reksa dana tersebut dicatatkan. Harga pasar dari sertifikat reksa dana tertutup ini berubah dipengaruhi oleh
kekuatan permintaan dan penawaran.
Universitas Sumatera Utara
2. Reksa Dana Terbuka Open-End Fund
Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang menawarkan dan membeli kembali sertifikat reksa dana yang telah diterbitkan kepada investor
sampai sejauh modal yang sudah dikeluarkan . Pemegang sertifikat reksa dana yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali sertifikatunit
penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Menurut peraturan, pembayaran atas penjualan kembali redemption
harus dilakukan sesegera mungkin dan tidak boleh lama dari 7 hari bursa sejak diminta penjualan kembali oleh investor pemegang sertifikatunit
penyertaan.
2.1.6 Keuntungan dan Risiko Reksa Dana
Berinvestasi melalui reksa dana memiliki berbagai keuntungan bagi investornya, di antaranya :
1. Diversifikasi Investasi dan Risiko Rendah Reksa dana melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai
instrumen efek. Jadi, sasaran investasinya tidak tergantung pada satu atau beberapa instrumen saja, sehingga dapat memperkecil risiko karena
tersebar di mana-mana. 2. Jumlah Dana yang Dibutuhkan Tidak Terlalu Besar
Masyarakat dapat melakukan investasi melalui reksa dana walaupun dana yang dimiliki sangat kecil, karena reksa dana memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
investor dengan modal yang kecil untuk ikut serta dalam investasi portofolio yang dikelola secara profesional.
3. Biaya Rendah Biaya transaksi di reksa dana relatif kecil bila dibandingkan dengan
apabila investor mengelola sendiri dananya misalnya biaya untuk mendapatkan informasi maka biaya akan jauh lebih besar.
4. Dikelola oleh Manajemen Profesional Manajer investasi memiliki peran yang sangat penting dalam
pengelolaan portofolio di reksa dana. Dengan demikian, mereka diharuskan memiliki keahlian khusus dalam hal pengelolaan dana.
Seorang manajer investasi harus selalu dapat melakukan riset, analisis, dan evaluasi secara terus-menerus dalam menganalisis harga efek. Hal ini
tidak bisa dilakukan oleh investor secara individual mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimilikinya.
5. Transparansi informasi Informasi apa pun yang berkaitan dengan perkembangan portofolio,
biaya maupun harga harus disampaikan secara terus menerus oleh pihak reksa dana. Sehingga para pemegang unit penyertaan UP atau investor
dapat mengetahui dan memantau keuntungan, biaya dan risikonya. 6. Likuiditas
Berinvestasi di reksa dana juga memberikan kemudahan bagi investor dalam mencairkan saham atau unit penyertaannya setiap saat, sesuai
dengan ketetapan yang dibuat oleh masing-masing reksa dana.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, Reksa Dana memiliki beberapa risiko yang akan dihadapi apabila berinvestasi. Risiko itu adalah :
1. Risiko likuiditas
Pemilik reksa dana yang akan menjual kembali unit penyertaannya diharapkan dapat menerima uang tunai secepat mungkin untuk
keperluannya. Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang unit penyertaan reksa dana pada salah satu manajer investasi
tertentu ternyata melakukan penarikan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama rush.
Penundaan pembayaran atau kesulitan likuiditas dapat dialami oleh pihak manajer investasi apabila belum terdapat dana yang cukup pada hari
penarikan dana secara besar – besaran tersebut. Hal ini bisa terjadi apabila pemegang unit penyertaan reksa dana melakukan penjualan kembali
kepada satu manajer investasi dalam jumlah yang cukup besar. 2.
Risiko pasar Risiko pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi
mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar
sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasinya lainnya mengalami penurunan harga yang sangat
drastis.
Universitas Sumatera Utara
3. Risiko default Jenis risiko default ini termasuk kategori risiko yang paling fatal.
Risiko default terjadi misalnya jika pihak manajer investasi tersebut membeli obligasi yang emitennya mengalami kesulitan keuangan
sehingga tidak mampu membayar bunga atau pokok obligasi tersebut. Padahal, beberapa waktu sebelumnya kinerja keuangan perusahaan
tersebut masih baik-baik saja, tetapi karena ada kejadian krisis keuangan internal, pihak emiten tersebut terpaksa tidak bisa membayar kewajiban
pembayaran bunga hutangnya.
2.1.7 Nilai Aktiva Bersih NAB