BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Menurut KBBI 2003: 588 konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
lain. Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa konsep yaitu konsep campur kode dan remaja di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Penelitian ini berfokus pada campur
kode unsur leksikal dalam sebuah kalimat.
2.1.1 Campur Kode
Campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu kedalam bahasa lain secara konsisten. Campur kode terjadi
apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Menurut Chaer dan Agustina 2004: 116
campur kode itu dapat berupa serpihan kata, frase, dan klausa suatu bahasa di dalam bahasa lain yang digunakan. Intinya, ada satu bahasa yang digunakan, tetapi di dalamnya terdapat
serpihan-serpihan dari bahasa lain. Hal ini biasanya berhubungan dengan karekteristik penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan maupun rasa keagamaan.
2.1.2 Remaja Usia remaja dapat dikelompokkan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang berusia dua belas tahun sampai dua puluh satu tahun. Remaja berada
Universitas Sumatera Utara
diantara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
2.1.3 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah
Pesantren adalah salah satu model pendidikan yang sudah lama didirikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pesantren sering disebut dengan pondok yaitu sekolah
Islam yang berasrama. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan mempelajari bahasa Arab.
Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan salah satu pesantren yang modern yang berada di jalan Jamin Ginting, Paya Bundung Medan. Santri dan santriwati pesantren Ar-
Raudhatul Hasanah dididik dengan baik oleh para ustadz ‘guru laki-laki’ dan ustadzah ‘guru perempuan’ dan para santri harus mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ditentukan, baik
dari cara berpakaian, perilaku maupun berbahasa.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Bilingualisme