Metode dan Teknik Analisis Data

SW: Keadaan pesantren baik-baik saja PN : Bagaimanakah peraturan di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah? SW: Peraturan di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah wajib menggunakan pakaian muslimah, bersikap yang santun dengan sesamanya. PN : Bahasa apakah yang digunakan di pesantren? Jawaban SW: Bahasa yang digunakan adalah [allughotularobiyatu] ‘bahasa Arab’ dan bahasa Inggris. PN : Bagaimanakah pelajaran [fii] pesantren? Bagaimanakah pelajaran ‘di’ pesantren? Jawaban SW: Pelajarannya [so’bun] ‘susah’ [jiddan] ‘sangat’ Pelajarannya ‘sangat susah’

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian akan dianalisis dengan teknik atau metode yang sesuai. Dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan yaitu dengan metode padan yaitu alat penentunya di luar atau terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode padan dapat dilakukan dengan metode pilah. Campur kode yang terjadi pada remaja akan diketahui berkat daya pilah yang akan digunakan oleh peneliti. Dalam hal ini bahasa Indonesia sebagai bahasa dasar dan bahasa Arab sebagai bahasa yang dipadankan yang berupa serpihan-serpihan pieces. Dengan metode padan maka campur kode antara bahasa Indonesia B1 dengan bahasa Arab B2 dapat dipadankan dalam satu kalimat. Teknik dasar yang digunakan penelitian ini adalah teknik pilah. Disebut demikian karena setiap kata yang telah dipandankan tersebut dipilah-pilah dari bahasa pertamanya. Universitas Sumatera Utara Daya pilah sebagai pembeda referen digunakan untuk membagi satuan lingual kata menjadi berbagai jenis, maka perbedaan referen yang ditunjuk oleh kata itu harus diketahui lebih dahulu. Untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh setiap peneliti harus digunakan. Dengan daya pilah itu, dapat diketahui bahwa referen itu ada yang berupa kata benda, kerja, dan sifat. Demikian juga dalam penentuan jenis frase ataupun kalimat. Berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, Suwito 1985: 78 membedakan campur kode menjadi enam macam, ditambah dengan unsur serpihan yang dicampurkan dalam bahasa Arab yang didapat berdasarkan atas data lapangan sekaligus menjawab pertanyaan 1 dan 2 pada masalah penelitian adalah sebagai berikut: 2. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Kata dapat dibagi atas empat bagian yaitu : 2. Kata benda atau nomina Contoh: Saya membaca [kitaabun] ‘buku’ Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur kata benda. Kata tersebut adalah [kitaabun] ‘buku’. 2. Kata kerja atau verba Contoh : Dia [yata’allamu] ‘belajar’ Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur kata kerja. Kata tersebut adalah [yata’allamu] ‘belajar’. 3. Kata sifat atau adjektiva Contoh : Wanita itu [jamiilatun] ‘cantik’ Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur kata sifat. Kata tersebut adalah [jamiilatun] ‘cantik’. Universitas Sumatera Utara 4. Kata tugas Contoh : Toni adalah siswa yang bodoh [laakin] ‘tetapi’ dia sangat rajin Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur kata tugas. Kata tersebut adalah [laakin] ‘tetapi’. 3. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa Ramlan, 1995: 151. Berdasarkan jenis atau kategori frase dibagi menjadi: 4. Frase nominal Contoh : Rani masuk[ baru] pada hari senin Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur frase nomina. Kata tersebut adalah [madrasatunh] yang artinya ‘sekolah’, jadi frase nomina pada contoh di atas adalah [madrasatunh] baru ‘sekolah baru’. Pola frase nominal yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah nomina bahasa Arab, jadi polanya berbentuk nomina bahasa Arab + adjektiva bahasa Indonesia. 2. Frase verbal Contoh : Andi [ baik] dalam mengerjakan persoalan Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur frase verba. Kata tersebut adalah [aklun] yang artinya ‘berpikir’, jadi frase verba pada contoh di atas adalah [aklun] baik ‘berpikir baik’. Pola frase verbal yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah verba bahasa Arab, jadi polanya berbentuk verba bahasa Arab + adjektiva bahasa Indonesia. 3. Frase adjektival Contoh : Guru bahasa Arab di sekolah [sangat ] dalam mengajar Universitas Sumatera Utara Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur frase adjektiva. Kata tersebut adalah [hasanun] yang artinya ‘baik’, jadi frase adjektiva pada contoh di atas adalah sangat [hasanun] ‘sangat baik’. Pola frase adjektival yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah adjektiva bahasa Arab, jadi pola tersebut berbentuk penjelas bahasa Indonesia + adjektiva bahasa Arab. 4. Frase preposisi Contoh : Lusi adalah murid pindahan [ sekolah Darma Agung] Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur frase preposisi. Frase tersebut adalah [min] yang artinya ‘dari’. Pola frase preposisi yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah preposisi bahasa Arab, jadi pola tersebut berbentuk preposisi bahasa Arab + nomina bahasa Indonesia. 3. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster artinya penyisipan bentuk baster Hybrid atau kata campuran menjadi serpihan dari kata yang dimasukinya. Contoh : Feny mengerjakan laporan dengan [se nya] Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur berbentuk baster. Kata tersebut adalah [hasanun] yang artinya ‘sebaiknya’. Pola berwujud baster yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah adjektiva bahasa Arab, jadi polanya berbentuk konfiks se-nya bahasa Indonesia + adjektiva bahasa Arab. 4. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata. Penyisipan unsur yang berwujud perulangan kata maksudnya penyisipan perulangan kata ke dalam bahasa inti atau bahasa utama dari suatu kalimat. Contoh : Surya menggunakan [mobil - Universitas Sumatera Utara Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur perulangan kata. Kata tersebut adalah - [mahlan-mahlan] yang artinya ‘pelan-pelan’. Pola perulangan kata yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah perulangan adjektiva bahasa Arab, jadi polanya berbentuk nomina bahasa Indonesia + perulangan adjektiva bahasa Arab. 5. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom yaitu penyisipan kata-kata kiasan dari suatu bahasa menjadi serpihan dari bahasa inti yang dimasukinya. Contoh: [ sampai ke negeri China] Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur ungkapan atau idiom. Kata tersebut adalah [utlubul ilma] yang artinya ‘tuntutlah ilmu’. Pola ungkapan yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah verba bahasa Arab + preposisi bahasa Indonesia. 6. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa. Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari subjek dan predikat baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak. Contoh : [Ibu nasi] Dalam contoh di atas terdapat campur kode yang berupa penyisipan unsur-unsur klausa. Kata tersebut adalah [tatbakhu] yang artinya ‘memasak’. Pola klausa yang disisipkan kedalam kalimat di atas adalah verba bahasa Arab, jadi polanya berbentuk nomina bahasa Indonesia + verba bahasa Arab + nomina bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara Poplack 1980 dalam Dani 2007: 200 memanfaatkan data dari percakapan penutur- penutur dwibahasa Spanyol-Inggris di Amerika Serikat yang sejalan dengan pendapat Suwito. Contoh dari kajian Poplack 1980: 615 sebagai berikut: 1I went to the chiquita house. 2I went to la casa chiquita. Saya telah pergi ke rumah yang kecil itu Menurut Poplack 1980, pada contoh pertama salah karena kata adjektiva chiquita memisahkan unit sintaksis pada contoh yaitu berpola FN + FN. Peraturan pola FN +FN, kata adjektiva bahasa Spanyol chiquita tidak boleh hadir dengan kata nomina house dalam bahasa Inggris. Frase nomina pada contoh pertama diganti dengan frase nomina bahasa Spanyol seperti contoh kedua. Pfaff 1979 dalam Dani 2007: 201 mengatakan bahwa kata adjektiva dan kata nomina yang hibrid harus sepadan dengan susunan stuktur permukaan pada contoh bahasa yang utama. Untuk pencampuran kode seperti dalam contoh pertama, Pfaff dalam Dani 2007: 201 menambah unsur frase dalam campur kode bahasa Spanyol-Inggris. Contoh kedua menggunakan frase la casa chiquita yang gramatikal. Berdasarkan bentuk campur kode yang dikemukakan oleh Suwito ditambah data lapangan campur kode bahasa Arab dapat dipaparkan pola sebagai berikut: 1. Nomina bahasa Arab + Adjektiva bahasa Indonesia. 2. Verba bahasa Arab + Adjektiva bahasa Indonesia. 3. Penjelas bahasa Indonesia + Adjektiva bahasa Arab. 4. Preposisi bahasa Arab + Nomina bahasa Indonesia. 5. Se-nya bahasa Indonesia + Adjektiva bahasa Arab. 6. Nomina bahasa Indonesia + Perulangan Adjektiva bahasa Arab. 7. Ungkapan dalam bentuk frase verba bahasa Arab + Preposisi bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara 8. Klausa → Nomina bahasa Indonesia + Verba bah asa Arab + Nomina bahasa Indonesia. Suwito 1985: 78; Dani 2007: 200 Universitas Sumatera Utara

BAB IV CAMPUR KODE PADA REMAJA

DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH PAYA BUNDUNG MEDAN

4.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode

Campur kode pada remaja di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan berupa unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing outercode mixing, yaitu campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab. Berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, Suwito 1985: 78 membedakan campur kode menjadi enam macam, ditambah dengan unsur serpihan yang dicampurkan dalam bahasa Arab yang didapat berdasarkan atas data lapangan adalah sebagai berikut:

4.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata

Dalam penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata ini, sebuah kata dari bahasa asing yakni bahasa Arab menyisip ke dalam bahasa inti yaitu bahasa Indonesia. Jenis kata yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kata benda nomina, kata kerja verba, kata sifat adjektiva. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata tersebut dapat dilihat pada kata di bawah ini: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SANTRI PADA ORGANISASI PELAJAR RAUDHATUL HASANAH (OPRH) DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH PAYA BUNDUNG MEDAN.

0 4 35

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 4

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 8

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 30

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 13

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

1 29 68

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 4

Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di Madrsah Aliyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 3