Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan bidang kesejahteraan rakyat, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia telah menunjukan kemajuan. Hal ini tercermin dari membaiknya berbagai kinerja seperti di bidang kependudukan, keluarga berencana dan lingkungan hidup. Di samping itu yang perlu terus diupayakan peningkatan kualitas SDM, dan masalah yang berkaitan dengan pembangunan bidang kesejahteraan rakyat lainnya. Permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi saat ini akan menentukan agenda, sasaran serta program pembangunan. Krisis keuangan di Indonesia cukup berat mengatasinya, nilai tukar rupiah yang melemah dan pengangguran yang cenderung bertambah banyak. Tidak mengherankan jika rakyat Indonesia bersifat pesimis terhadap pemerintah dalam mengatasi permasalahan krisis ini, kebijakan-kebijakan publik yang dihasilkan belum mengenai sasaran, kaum dhu’afa yang terkena imbasnya. Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. 1 Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan baik para akademisi maupun para praktisi. Persoalan yang serius yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah perekonomian yang lemah. 2 Secara langsung dan tidak langsung masalah krisis ekonomi yang terjadi pada suatu keluarga berimbas pada sang anak. Mereka kehilangan masa kanak- kanaknya dan masa depan pendidikannya, padahal pendidikan sangatlah penting bagi mereka terutama untuk perbaikan kondisi perekonomian keluarga. Kemiskinan bukan karena mereka tidak rasional, atau karena mereka memang mempunyai kebudayaan miskin, atau karena mereka kurang motivasi berprestasi dan kewiraswastaan, atau bahkan karena etos kerja yang lemah. 3 Anak-anak dhu’afa dan kaum miskin yang ada di Indonesia, merupakan bagian dari komponen masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan komponen masyarakat yang lainnya yang tidak boleh dimarjinalkan. Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat tumbuh dan berkembang serta menjadi pribadi yang mandiri. Untuk mencapai harapan itu anak-anak memerlukan sarana pendidikan dan pelatihan, bagi masa depannya karena pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyiapkan generasi muda menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien. 1 Edi Suharto, Menbangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Bandung: PT Refika Aditama, 2005.h. 131. 2 Adyaksa Dault, Islam dan Nasionalisme Jakarta: Yadaul, 2003.hal: 84. 3 Azyumardi Azra, Bederma Untuk Semua, Jakarta: Teraju, 2003 h. 9. 1 Kenyataan menunjukan bahwa masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan, mengikutimelanjutkan pendidikan. Selain pendidikan secara formal, mereka juga diharapkan mendapatkan pendidikan keterampilan agar mampu bersaing dengan anak-anak yang lebih beruntung dari mereka. Yayasan adalah salah satu sarana yang sangat efektif dalam menjawab permasalahan yang terjadi. Yayasan dapat mengadakan kegiatan yang mengarah pada bentuk bimbingan keagamaan, pendidikan dan keterampilan seperti mengaji, diskusi serta program yang mengaju pada pendidikan dan keterampilan. Program pemberdayaan yang diberikan yayasan salah satunya yaitu Sekolah Komunitas Ibu dan Majlis Taklim , sebagai upaya untuk memberantas buta aksara dan memberikan keterampilan kepada para ibu di lingkungan sekitar Yayasan Ar- Rasyid. Membaca merupakan kunci pemberdayaan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Membaca sebagai pembuka pintu cakrawala pengetahuan dan wawasan yang sangat luas. Dengan membaca dapat memperkaya dan membekali diri dalam menjalankan dan menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Memperhatikan hal tersebut, sudah semestinya berbagai upaya harus dilakukan agar masyarakat terbebas dari kebodohan, sehingga masyarakat terutama perempuan menjadi berdaya. Pemberantasan buta aksara dapat dilakukan melalui pendidikan atau pembentukan kelompok belajar. Dari kegiatan ini diharapkan masyarakat perempuan mampu membaca, menulis, berhitung, juga merealisasikan keterampilan yang sudah diberikan dalam kehidupan sehari hari, dan juga bisa membantu menambah Income Generating meningkatkan penghasilan mereka. Yayasan merupakan lembaga sosial, dan bukan komersial yang membantu memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi kaum dhuafa dalam memenuhi kebutuhannya. Bimbingan, pembinaan serta pendidikan bagi kaum dhua’fa sangat diperlukan, sehingga mereka bisa tetap mendapatkan sesuatu yang memang dibutuhkan dalam mencapai cita citanya di kemudian hari. Pendidikan, di samping sebagai sarana transformasi pengetahuan dalam rangka peningkatan kualitas agama, tidak kalah pentingnya sebagai langkah awal dalam rangka mengembangkan masyarakat di bidang pendidikan, bagi kaum dhua’fa yang memiliki keterbatasan biaya. Keluarga adalah pokok utama yang mempengaruhi manusia dalam kepribadiannya termasuk tingkah laku, budi pekerti, opini, dan lain-lain. Lembaga keluarga adalah lembaga yang sangat kuat berdiri di tengah masyarakat, di seluruh dunia sejak zaman dulu hingga kini. Di tengah masyarakat kita ada sebagian anak yang hidupnya masih tidak menentu, terkadang mereka harus mencari nafkah sendiri untuk dapat bertahan hidup tanpa memikirkan pendidikan dan masa depan mereka. Melalui kegiatan sosial, menyantuni anak-anak yang memiliki kondisi yang tidak mampu dan kehilangan orang tua, yayasan Ar-Rasyid bekerja sama dengan para pendidik yang berada di lingkungan yayasan tersebut. Yayasan ini mencoba untuk meningkatkan kehidupan mereka, serta memberikan pendidikan baik yang bersifat umum maupun agama. Namun di dalam masyarakat terdapat pula anak-anak yang mengalami hambatan dalam perkembangannya, baik disebabkan orang tuannya sudah tiada tidak diketahui keberedaannya, atau nyata-nyata tidak mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sehingga tidak terwujud kesejahteraan bagi anak-anak tersebut. Anak-anak semacam inilah yang perlu mendapat perhatian, perawaan, dan binaan serta bantuan dari masyarakat dan lembaga sosial, termasuk anak-anak kaum dhuafa yang berada di lingkungan yayasan. Untuk lebih mengetahui seberapa jauh peranan Yayasan Ar-Rasyid dalam program pemberdayaan kaum dhuafa, maka penulis menuangkan bahasan ini dalam sebuah skripsi dengan judul: Peran Yayasan Yatim Piatu Ar-Rasyid dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa di Sawangan Depok.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah