Program Majlis Taklim Ar-rasyid

pernikahan. Walaupun belum semua peserta bisa melakukan usaha tersebut, tetapi sebagian mereka menggunakan ilmu-ilmu mereka untuk pengembangan diri mereka. 6 Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, pemberdayaan yang dilakukan yayasan Ar-rasyid terhadap peserta Sekolah Komunitas Ibu, yaitu selain dalam bidang pendidikan seperti baca, tulis, dan berhitung, mereka juga mengajarkan keterampilan, sehingga peserta dapat mengembangkannya untuk meningkatkan ekonomi mereka.

c. Program Majlis Taklim Ar-rasyid

Majlis Taklim merupakan salah satu kegiatan yang dibina secara intensif oleh yayasan Ar-rasyid terutama di bawah pengasuh bapak Saifudin. Adapun materi yang diberikan dalam rangka menjalankan progam pemberdayaan melalui majlis taklim, yaitu: 1. Pelajaran Akhlak 2. Pelajaran Aqidah atau keimanan 3. Pelajaran Sejarah Dan Peradaban Islam Salah satu materi dalam Majlis Taklim ini, yaitu seni baca Al-qur’an. Kegiatan seni baca Al-qur’an ini dilaksanakn seminggu sekali, dengan pengajar dari luar yayasan Ar-rasyid. Adapun tujuan dari seni baca Al-qur’an adalah: • Menumbuhkan minat untuk mengkaji Al-qur’an • Agar dapat membaca Al-qur’an dengan baik dan benar 6 Ibu Pupung, tutor Sekolah Komunitas Ibu, wawancara pribadi, Sawangan Depok, 6 mei 2009. • Agar mempunyai kemampuan olah suara dalam membaca Al-qur’an dan dapat membaca dengan menggunakan kaidah-kaidah yang ada. - Analisis mengenai Pelaksanaan Program Yayasan Ar-Rasyid Dalam Program Majlis taklim Ar-rasyid Dalam perjalanannya yayasan Ar-rasyid tidak hanya melakukan pemberdayan atau pengembangan melalui pendidikan saja, akan tetapi juga melaksanakan kegiatan keagamaan melalui program Majlis Taklim. Dari program Majlis Taklim ini diharapkan akan membentuk sebuah masyarakat yang baik untuk diawali terciptanya keluarga-keluarga yang damai dan bahagia. Materi yang diberikan dalam rangka menjalankan progam pemberdayaan melalui majlis taklim, yaitu: 1. Pelajaran Akhlak Pelajaran Akhlak adalah menyangkut masalah prilaku dan tindakan sehari- hari serta tingkah laku terhadap lingkungannya. Seperti hormat kepada suami, tolong-menolong terhadap tetangga, berperilaku rendah hati, sederhana, dan selalu menjaga tali silaturahmi. Dari pelajaran akhlak ini, jamaah sedikit demi sedikit dapat merubah prilaku yang tidak baik. 2. Pelajaran Aqidah atau keimanan Aqidah atau keimanan menekankan pada aspek penghayatan. Jama’ah Majlis Taklim Ar-rasyid diarahkan pada keimanan, dengan dibarengi oleh rukun iman. Setelah itu dikenalkan dan mencoba untuk dihafal sebagai dasar dari pemahaman. Proses tersebut diajarkan oleh guru dai luar yayasan. Jama’ah Majlis taklim Ar-Rasyid diperkenalkan keimanan atau keyakinan kepada Allah, melalui perkenalannya dengan sifat-sifat wajib bagi Allah, serta keimanan kepada malaikat, nama malaikat, serta tugas malaikat. 3. Pelajaran Sejarah Dan Peradaban Islam Jama’ah Majlis Taklim Ar-rasyid dijelaskan aspek sejarah dengan diperkenalkannya berbagai peristiwa masa lalu atau sejarah, yakni berkenaan dengan kisah para Nabi. Dalam kasus sejarah, para jamaah mendapat kisah yang diperhatikan baik alur cerita, tetapi tidak kalah penting adalah bagaimana mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Proses yang mengambil pelajaran atau hikmah yang terkandung didalam sejarah itulah yang disebut sebagai pemahaman atau memahami. Untuk memberikan gambaran tentang sistem dan pola pelajaran dan orientasi yang dicita-citakan dari pengadaan pengajian tersebut, berikut ini paparan dari pengasuh yayasan Ar-rasyid yaitu bapak Saipudin “Pengajian- pengajian yang dilaksanakan oleh yayasan yaitu pengajian yang ditujukan untuk ibu-ibu dengan maksud agar mereka dapat menjadi istri yang sholehah, ibu yang mempunyai ilmu yang dapat di ajarkan kepada anak-anaknya. Dengan begitu terciptalah keharmonisan dalam keluarga”. 7 Dari paparan singkat ini harapan pengasuh dari keberadaan Majlis Taklim ini bagi pola dan sikap pengembangan keberagamaan masyarakat setempat. Majlis 7 Saifudin, Ketua Yayasan Ar-rasyid, wawancara pribadi, Sawangan Depok, 16 april 2009. Taklim ini mendapat sambutan dari masyarakat sekitar yayasan Ar-rasyid Sawangan depok, ini artinya bahwa berbagai kegiatan bernuansa keagamaan yang diselenggarakan oleh yayasan Ar-rasyid bener-benar memberi manfaat positif bagi masyarakat. Hal ini karena masyarakat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan dapat menyelesaikan masalah sehari- hari. Kegiatan pengajian ini diharapkan ibu-ibu mempunyai bekal pengetahuan dan pemahaman keagamaan yang memadai. Hal ini tidak mengherankan karena memang pemahaman keagamaan yang tidak kuat dianggap menjadi salah satu penyebab kemerosotan moral. Menurut Soerjono Soekanto, Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Disinilah peran yang dijalankan oleh yayasan Ar-rasyid Sawangan Depok, dalam pemberdayaan kaum dhua’fa berupa perbaikan moral dan memberikan pembelajaran dan pemahaman mengenai agama Islam. C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pemberdayaan Kaum Dhua’fa Di Yayasan Ar-rasyid Sawangan Depok a. Factor Pendukung 1. Faktor pengelola. Faktor pengelola adalah masalah yang sangat penting, pengelola yayasan harus nmemiliki keterampilan dan keahlian hkusus dalam mengelola organisasi, hal ini yang terjadi di yayasan Ar-rasyid yang dikelola dan dibina oleh orang-orang yang berpengalaman dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi, sehingga mampu menjalankan segala program kegiatannya. 2. Kerjasama antar lembaga. Karena yayasan ini bersifat sosial maka yayasan membutuhkan adanya kerja sama yang baik dengan pemerintah, serti Dinas Pendidikan, Departemen Agama, serta perusahaan-perusahaan. 3. Adanya kerjasama disetiap kelurahan dengan kecamatan dan Departemen Sosial sehingga memudahkan pihak yayasan dalam menjalankan kegiatan- kegitannya. 4. Proses pelaksanaan program Sekolah Komunitas Ibu SKI, Majlis Taklim, dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, berjalan dengan lancar dan disambut antusias, karena memang tujuan program ini adalah untuk memberdayakan kaum dhua’fa yang menjadi bagian dari masyarakat disekitar yayasan Ar-rasyid Sawangan Depok. 5. Tersedianya dana donator tetap dalam membiayai pelaksanaan program Sekolah Komunitaas Ibu SKI, majlis Taklim, dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. b. Faktor Penghambat 1. Kurangnya guru atau tutor dalam pelaksanaan program Sekolah Komunitaas Ibu SKI, Majlis Taklim, dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. 2. Belum tersedianya ruangan atau kelas khusus untuk pelaksanaan program Sekolah Komunitas Ibu SKI. 3. Keterbatasan modal yang menjadi kendala bagi peserta Sekolah Komunitas Ibu SKI untuk membuka atau mengembangkan usahanya setelah program selesai dilaksanakan. - Analisis Terhadap Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan di Yayasan Ar-rasyid Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, yayasan Ar-rasyid mempunyai kualitas yang relatif baik dalam upayanya untuk melaksanakan program kegiatan pemberdayaan dan pengembangan kaum dhua’fa. Dalam pelaksanaanya program kegiatan untuk pemberdayaan kaum dhua’afa selengkapnya apapun faktor pendukung dan penghambat yang ada tidak berpengaruh besar bagi jalannya program kegiatan di yayasan Ar-rasyid. Hal ini dikarnakan banyak dukungan dari pihak-pihak bersangkutan yang memberikan bantuan dan menjadi donator tetap, dan apapun yang menjadi pendukung itu dijadikan pegangan oleh yayasan Ar-rasyid dalam menjalankan segala bantuan yang diberikan. Adanya faktor penghambat tersebut dijadikan pelajaran yang berharga dan contoh untuk mencoba berupaya keluar dari hambatan tersebut walaupun memang tidak mudah.

D. Analisis Mengenai Hasil Pemberdayaan Yang Dilakukan Yayasan Ar- rasyid Sawangan Depok