6. Teknik Analisa Data Yang dimaksud dengan teknik analisa data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
14
Setelah peneliti memperoleh data-data melalui observasi dan wawancara, kemudian data tersebut dianalisa atau diolah untuk
mendapatkan informasi yang lebih jelas. Analisa data dilaksanakan terus menerus sejak awal penelitian sampai akhir penelitian dilakukan dengan
bentuk penalaran induktif. Dikatakan induktif, karena peneliti tidak memaksakan diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima
atau menolak dugaan-dugaannya yang melainkan mencoba memahami sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri.
15
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi Universitas Islam Negeri UIN
Syarif Hidayatullah Cetakan I, Januari 2007. Selanjutnya, untuk mempermudah penulisan dan memahami isi skripsi
ini, penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:
14
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3 ES, 1995, h. 263.
15
E. Kristi Porwadi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta: LP3 ES, 1998, cet. ke-1, h. 31.
Bab I Pendahuluan; terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis: terdiri dari bimbingan Islam, perkembangan,
kepribadian, teori dan aspek khusus perkembangan anak, serta bimbingan Islam terhadap pekembangan kepribadian anak.
Bab III Gambaran Umum Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdiri dari sejarah singkat, visi dan misi, tujuan,
struktur organisasi, susunan organisasi dan uraian tugas. BAB IV Hasil Analisa Bimbingan Islam Dosen Psikologi Terhadap
Perkembangan Kepribadian Anak Studi Pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bab ini merupakan hasil analisa
mengenai Upaya-upaya bimbingan Islam dan cara-cara pendekatan bimbingan Islam.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini adalah bab terakhir yang menguraikan kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Islam
1. Pengertian Bimbingan Islam Secara
etimologi kata
bimbingan adalah
menunjukkan, memberikan jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang
bermanfaat bagi kehidupan di masa kini dan di masa yang akan datang. Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance”
yang berasal dari kata “to guide” yang berarti menunjukkan.
16
Menurut H. M. Umar dkk, kata “guidance” selain diartikan bimbingan, bantuan juga diartikan pimpinan, arahan, pedoman dan
petunjuk. Kata “guidance” berasal dari kata “to guide” yaitu menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan.
17
Pengertian bimbingan secara terminologi dapat dilihat dari beberapa definisi tentang bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa
orang pakar terkemuka di antaranya di bawah ini. Menurut Crow Crow yang dikutip oleh H. M. Umar dan Sartono
menyebutkan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memilki pribadi
16
H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT. Golden Press, 1998, cet. ke-6, h. 9.
17
H. M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998 , cet. ke-1, h. 9.
15
yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.
18
Dalam istilah Stoops menyatakan bahwa arti bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu
untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat
yang sebesar-besarnya,
baik bagi
dirinya maupun
masyarakatnya.
19
Menurut Rohman Natawidjaja oleh Dewa ketut sukardi menyatakan sebagai berikut:
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar individu
tersebut memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan keadaan
sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk sosial.
20
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis pahami tentang arti bimbingan, yaitu bimbingan merupakan proses pemberian bantuan secara
terus menerus dan sistematis oleh pembimbing kepada seseorang individu atau kelompok agar mereka menjadi pribadi yang mandiri.
18
Ibid, h. 9.
19
Ibid, h. 10.
20
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000 , cet. ke-3, h. 79.
Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT melalui rasulnya yaitu Muhammad SAW untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia agar
mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Secara etimologi, kata “Islam” berarti penyerahan diri kepada Allah SWT.
Sedangkan dalam buku Eksiklopedia Islam disebutkan bahwasanya Islam diartikan dengan tunduk dan patuh kepada ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW.
21
Islam menurut Harun Nasution adalah agama yang ajaran- ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad
SAW sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari
kehidupan manusia dan sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu adalah al-Qur’an dan al-Hadits.
22
Dapat dipahami bahwa bimbingan Islam adalah segala usaha dan tindakan yang menunjukkan kegiatan dalam membentuk, memelihara,
serta meningkatkan kondisi atas segala keadaan seseorang terhadap penghayatan serta pengamalan agama Islam sebagai acuan untuk
menghadapi berbagai persoalan hidupnya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
21
Depag RI, Ensiklopedia Al-Qur’an, Jakarta: Rineka Cipta, h. 442.
22
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI-Press, 1985, cet. ke-5 h. 24.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam Secara khusus bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan
Islam adalah meningkatkan perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya, agar dapat menyesuaikan dirinya
pada lingkungan dan menjalankan tuntunan ajaran Islam. Tujuan umum dari bimbingan Islam adalah membantu klien agar
memiliki pengetahuan tentang posisi dirinya dan memiliki keberanian mengambil keputusan untuk melakukan perbuatan yang dipandang baik,
benar dan manfaat untuk kehidupannya di dunia dan untuk kepentingan akhiratnya.
Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan Islam di atas, dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan Islam, yakni sebagai
berikut: a.
Fungsi Preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
b. Fungsi KuratifKorektif, yakni membantu individu menjaga agar
situasi dan kondisi yang semula tidak baik mengandung masalah menjadi baik terpecahkan dan kebaikan itu bertahan lama in state of
good. c.
Fungsi DevelopmentPengembangan, yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik
agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.
23
B. Kepribadian