individu dan individu itu pun merencanakan pengalamannya secara berbeda-beda pula sampai akhirnya terbentuklah dalam dirinya suatu
struktur kepribadian yang tetap. Dalam pengertian kepribadian ada yang disebut ekspresi kepribadian.
Kepribadian seseorang itu diekspresikan ke dalam beberapa karakteristik. Menurut Sarlito W. Sarwono dalam bukunya Pengantar
Umum Psikologi beranggapan bahwa karakteristik yang terpenting untuk mengenali kepribadian adalah penampilan fisik, temperamen,
kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai, sikap sosial, kecenderungan dalam motivasinya, cara-cara
pembawaan diri, dan kecenderungan patologis.
C. Anak
1.
Pengertian Anak
Berbicara mengenai anak selalu dikaitkan dengan batasan umur itu sendiri. Dalam hal ini para ahli berbeda pendapat mengenai menentukan
batasan umur seorang anak yang dihubungkan dengan kecakapannya, di bawah ini terdapat beberapa pendapat tentang pengertian anak:
a. J.P Chaplin dalam kamus lengkap psikologi terjemahan Kartini
Kartono; child anak adalah seorang anak yang belum mencapai tingkat kedewasaan. Bergantung pada sifat referensinya, istilah
tersebut bisa berarti seorang individu di antara kelahiran dan masa
pubertas, atau seorang individu di antara kanak-kanak masa pertumbuhan, masa kecil dan masa pubertas.
b. W.J.S. Purwadarminta, dalam kamus umum bahasa Indonesia
berpendapat bahwa anak merupakan “turunan kedua”, turunan yang dilahirkan dari sepasang pria dan wanita dalam sebuah ikatan
perkawinan dan menyatakan bahwa anak, manusia yang masih kecil; misalnya anak itu baru berumur enam tahun.
c. M. Noor HS., dalam himpunan psikologi; anak merupakan masa
periode perkembangan dari masa bayi hingga menjelang masa pubertas.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI anak diartikan sebagai: 1 Keturunan yang kedua; 2 Manusia yang masih
kecil.
31
Anak, dalam uraian dikatakan bahwa “anak-anak” yang menunjuk pada pengertian anak yang masih kanak-kanak. Masa kanak-kanak dimulai
setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas
tahun untuk perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki. Setelah anak matang secara seksual maka ia disebut sebagai remaja.
32
31
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. ke-10, h. 35-37.
32
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1980, edisi ke-5, h. 8.
2. Aspek-aspek Kepribadian Anak Menurut Ludwig Klagen bahwa kepribadian terdiri atas tiga aspek:
1. Materi atau bahan
2. Struktur
3. Kualitas sistem dorong-dorongan.
33
Lebih jelasnya penulis akan memaparkan aspek-aspek kepribadian tersebut di atas sebagai berikut:
1. Materi atau bahan Merupakan salah satu aspek daripada kepribadian berisikan
semua kemampuan daya pembawaan beserta talenta-talentanya. Materi merupakan aspek pertama yang disediakan oleh kodrat untuk
dipergunakan dan dipertimbangkan oleh manusia. 2. Struktur
Mengenai struktur ini, Klagen bermula dengan memberikan pengertian tentang istilah struktur. Istilah ini adalah sebagai pelengkap
daripada istilah materi. Bila dipandang sebagai sifat-sifat isi bahan maka struktur dipandang bentuknya atau sifat-sifat formulanya.
Menurut Klagen, terjadinya perbedaan tingkah laku seseorang itu harus ditinjau dari sudut adanya dua kekuatan yang saling
berhadapan satu sama lain. Dua kekuatan itu adalah kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Pertimbangan antara kedua
33
Sumardi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali Press, 1990, cet. ke-5, h. 114.
kekuatan inilah yang menentukan tingkah laku seseorang. Menurutnya pula ada tiga bagian dalam struktur ini:
a. Temperamen, yaitu sebagai sifat daripada struktur. Karena itu
perbedaan-perbedaan temperamen berakar pada perimbangan antara kedua kekuatan itu, yaitu kekuatan pendorong dan
penghambat. b.
Perasaaan, tiap-tiap perasaan mempunyai dua sifat pokok, yaitu: 1
Di dalam tiap perasaan terletak kegiatan batin, yaitu daya untuk membedakan keinginan yang terkandung dalam perasaan.
2 Di dalam tiap perasaan terdapat corak perasaan, yaitu taraf-
taraf kejelasannya c. Daya ekspresi, manusia mempunyai dorongan-dorongan nafsu.
Dorongan nafsu ini adalah proses jiwa; dorongan-dorongan itu baru dapat disaksikan kalau telah menampakkan diri dalam proses-
proses jasmaniah seperti; perubahan detak jantung, perubahan pernapasan dan sebagainya. Pernyataan proses-proses kejiwaan ini
disebut secara teknis ”ekspresi”. Ekspresi ini pun sebagai sifat struktur tergantung kepada kedua kekuatan yang saling
berlawanan, yaitu keadaan perangsang dan hambatan untuk ekspresi.
3. Kualitas sistem dorong-dorongan Antara kemauan dan perasaan terjadilah perlawanan atau
kebaikan yang sedalam-dalamnya. Perlawanan antagonisme inilah
yang menjadi dasar daripada sistem dorong-dorongan. Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba, aspek-aspek kepribadian itu
digolongkan tiga hal, yaitu: 1.
Aspek-aspek jasmaniah, meliputi tingkah laku yang nampak dari luar, misalnya: cara berbicara.
2. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak dapat
segera dilihat dari luar, misalnya: cara berpikir, sikap, minat dan sebagainya.
3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek
kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
34
Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat penulis pahami bahwa kepribadian seseorang bisa dilihat dari cara orang itu berbuat, berpikir dan
sikap yang ditampakkannya dalam kehidupan sehari-hari, di samping hal- hal yang hanya dirasakan oleh pribadi orang itu sendiri.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Anak. Pribadi manusia itu dapat berubah-ubah, berarti bahwa manusia itu
mudah atau dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian itu meliputi:
1. Faktor Biologis
2. Faktor Sosial
3. Faktor kebudayaan.
35
34
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Ma’arif, 1986, cet. ke-7, h. 66.
Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian anak.
1. Faktor Biologis, yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani atau sering kali disebut faktor fisiologi. Faktor ini mengenai masalah konstitusi tubuh yang meliputi tentang besar, tinggi, berat
badan dan lain sebagainya. Keadaan jasmani setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan dan ada pula yang merupakan pembawaan
anakorang itu masing-masing. Keadaan fisik atau konstitusi tubuh yang berlainan itu menyebabkan sikap, sifat-sifat serta tempramen
yang berbeda-beda pula. 2.
Faktor sosial, yang dimaksud faktor sosial adalah masyarakat, yakni manusia-manusia lain di sekitar individu yang mempengaruhi individu
tersebut. Termasuk ke dalam faktor ini adalah adat istiadat, norma- norma atau kaidah-kaidah sosial dan agama.
3. Faktor kebudayaan, beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi kepribadian anak antara lain: a.
Nilai-nilai di dalam masyarakat terdapat nilai-nilai hidup dan kebudayaan yang harus dijunjung tinggi oleh manusia-manusia
yang hidup di dalam masyarakat tersebut. b.
Pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya.
35
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1955, cet. ke-15, h.160.
c. Bahasa, di samping faktor-faktor kebudayaan tersebut, bahasa yang
merupakan aspek kebudayaan juga merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari satu kebudayaan. Adapun
hubungan yang erat antara bahasa dan kepribadian manusia disebabkan karena:
Bahasa merupakan alat komunikasi antara individu yang sangat penting.
Bahasa adalah alat berfikir bagi manusia. Sedangkan Agus Sujanto dan kawan-kawan mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian itu ada dua, yaitu: faktor dasar dan lingkungan.
36
Faktor dasar di sini dimaksudkan sebagai faktor pembawaan sejak lahir alias faktor biologis. Anak yang lahir menurut faham ini telah
membawa sifat bawaan yang diperoleh ibu ketika mengandung anaknya. Makanya, sebagian orang tua meyakini bahwa anak yang tinggi IQ nya
memang karena orang tuanya pula yang memiliki IQ yang tinggi, sebaliknya anak yang sedang atau lambat IQ nya, maka karena orang tua
pula yang memiliki IQ yang demikian. Sedangkan faktor lingkungan di sini dimaksudkan sebagai faktor
yang mempengaruhi anak di luar dirinya. Anak yang lahir dan berkembang, secara tidak langsung dipengaruji oleh lingkungan di
36
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. ke-5, h. 3.
sekitarnya mereka berkembang. Oleh karena itu, lingkungan menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk kepribadian anak.
Sejak dahulu memang sudah disepakati bahwa pribadi setiap orang tumbuh atas dua kekuatan, yaitu kekuatan dari dalam yang dibawa sejak
lahir yang sering disebut dengan kemampuan-kemampuan dasar dan kekuatan dari faktor luar lingkungan atau yang oleh Ki Hajar Dewantara
disebut faktor “ajar”. Maksudnya proses belajar terjadi dalam kondisi lingkungan seperti ini. Terjadi interaksi anak dengan lingkungannya, baik
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat sekitarnya.
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat