agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya.
23
B. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian Kepribadian berasal dari kata personality yang diambil dari kata
persona bahasa latin yang berarti kedok atau topeng. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa kepribadian adalah keadaan
manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak.
24
Pengertian ini mengandung arti bahwa kepribadian itu adalah keseluruhan hidup manusia lahir dan batin, yang merupakan corak
wataknya dalam amal perbuatan atau tingkah laku sehari-hari. Sementara itu Drs. Ahmad D. Marimba memberikan batasan
sebagai berikut: kepribadian lebih luas artinya, meliputi kualitas keseluruhan seseorang. Kualitas itu akan tampak dalam cara-caranya
berbuat, cara-caranya berfikir, cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta kepercayaannya.
25
23
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,Yogyakarta: UII Press, 2001, cet. ke-2, h. 37.
24
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, cet.ke-11, h. 768.
25
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’rif, 1986 cet. ke-6, h. 67.
Menurut Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa kepribadian adalah merupakan suatu kesatuan aspek-aspek jiwa dan badan yang menyebabkan
adanya kesatuan dalam tingkah laku serta tindakan seseorang.
26
Kedua pengertian di atas yang dikatakan oleh Drs. Ahmad D. Marimba dan Drs. Singgih D. Gunarsa, lebih menekankan pengertian
kepribadian tersebut kepada perilaku dan perbuatan seseorang. Sedangkan menurut Allport sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto, “Kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system psychophysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
sekitar”.
27
Dari keempat definisi di atas, terlihat jelas bahwa kepribadian itu adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang,
mempunyai sifat yang stabil di dalam nilai kebaikan pada diri seseorang yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tipe-Tipe Kepribadian Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun dalam
beberapa hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu keluarga biasanya memiliki persamaan dalam kepribadiannya, demikian
pula dengan orang yang satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam kepribadiannya. Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada
sejumlah orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian atau
26
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia,1988, cet. ke-4, h. 71.
27
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h. 94.
penggolongan kepribadian manusia bermacam-macam tipe. Beberapa macam pembagiannya ialah:
a. Menurut Galenus Galenus seorang dokter bangsa Romawi 129-199 M membagi
temperamen manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia. Pembagian tersebut adalah:
1. Cholericus: Empedu kuning Chole yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, penaik darah, sukar
mengendalikan diri. 2. Sanguinicus: Darah Sanguis yang lebih besar pengaruhnya. Orang
ini wajahnya selalu berseri-seri, periang, dan berjiwa kekanak- kanakan.
3. Flegmatiscus: Lendis Flegma yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang, pemalas, pesimis, dan wajahnya selalu
pucat. 4. Melancholicus:
Empedu hitam
Melanchole yang
lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung
dan mudah menaruh syak curiga.
28
b. Menurut Heymans Gerart Heymans, seorang professor bangsa Belanda 1857-
1930 membagi temperamen manusia berdasarkan pada tiga unsursifat penting yang dimiliki manusia yaitu:
28
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke- 2, h. 124.
Emosionalitas : Kepekaan perasaan
Aktivitas : Kemampuan bertindak spontan
Fungsi Sekunder : Kemampuan memproduksi tanggapan-tanggapan Heymans membagi tipe watak manusia berdasarkan kuat
lemahnya ketiga unsur di atas dalam diri setiap orang, yaitu: 1. Gapasioneerden orang hebat: Orang yang aktif dan emosional
serta fungsi sekundernya kuat. Orang ini selalu bersikap keras, emosional, gila kuasa, egois, suka mengecam. Mereka ini adalah
patriot yang baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, dan suka menolong orang yang lemah.
2. Cholerici orang garang: Orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya lemah. Orang ini lincah, rajin bekerja, periang,
pemberani, optimis, suka pada hal-hal yang factual. Mereka suka kemewahan, pemboros, sering bertindak ceroboh tanpa pikir
panjang. 3. Sentimentil orang perayu: Orang yang tidak aktif, emosional, dan
fungsi sekundernya kuat. Orang ini sering bersikap emosional, sering impulsive memperturutkan kata hati, pintar bicara
sehingga mudah mempengaruhi orang lain, senang terhadap kehidupan alam, dan menjauhkan diri dari kebisingan dan
keramaian. 4. Nervuezen orang penggugup: Orang yang tidak aktif dan fungsi
sekundernya lemah, tetapi emosionalnya kuat. Orang-orang tipe ini
sifatnya emosional mudah naik darah tetapi cepat dingin suka memprotesmengecam orang lain, tidak sabar, tidak mau berfikir
panjang, agresif, tetapi tidak dendam. 5. Flegmaciti orang tenang: Orang yang aktif dan fungsi sekunder
yang kuat. Orang-orang tipe ini selalu bersikap tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur, tidak lekas putus asa, berbicara singkat tapi
mantap. Mereka berpandangan luas, senang membaca dan memiliki ingatan yang baik. Orang ini rajin dan cekatan serta
mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan banyak bantuan orang lain.
6. Sanguinici orang kekanak-kanakkan: Orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat. Sifat-sifat tipe ini,
antara lain sukar mengambil keputusan, kurang beraniragu-ragu bertindak, pemurung, pendiam, suka menyendiri, berpegang teguh
pada pendiriannya, pendendam, tidak gila hormat dan kuasa. 7. Amorfen orang tak berbentuk: Orang-orang yang tidak aktif, tidak
emosional dan fungsi sekundernya lemah. Sifat-sifat tipe ini antara lain intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, canggung, dan
ingatannya buruk. Mereka perisau, peminum, pemboros, dan cenderung membiarkan dirinya dibimbing dan dikuasai orang
lain.
29
29
Ibid., h. 125.
3. Pembentukan Kepribadian Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti
dalam psikologi, meskipun istilah inidigunakan sehari-hari. Khususnya menganai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita
dapat membedakannya dalam dua golongan:
30
a. Pengalaman yang umum
Yaitu yang dialami tiap-tiap individu dalam kebudayan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan
sesorang dan masyarakat. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan
pengetahuan tentang struktur kebudayaan di mana orang itu hidup.hal ini disebabkan karena:
1 Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena
medianya orang tua, saudara, koran, dan lain-lain tidaklah sama pada setiap orang.
2 Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus,
yang terjadi pada dirinya sendiri. b.
Pengalaman yang khusus. Yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini
tidak tergantung pada status dan peranan orang yang bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman umum maupun yang
khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada setiap
30
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, h.84-86.
individu dan individu itu pun merencanakan pengalamannya secara berbeda-beda pula sampai akhirnya terbentuklah dalam dirinya suatu
struktur kepribadian yang tetap. Dalam pengertian kepribadian ada yang disebut ekspresi kepribadian.
Kepribadian seseorang itu diekspresikan ke dalam beberapa karakteristik. Menurut Sarlito W. Sarwono dalam bukunya Pengantar
Umum Psikologi beranggapan bahwa karakteristik yang terpenting untuk mengenali kepribadian adalah penampilan fisik, temperamen,
kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai, sikap sosial, kecenderungan dalam motivasinya, cara-cara
pembawaan diri, dan kecenderungan patologis.
C. Anak