Kepribadian Metode Bimbingan Kepribadian Islami Anak Dalam Keluarga Studi Kasus Pada Keluarga Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya. 23

B. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian Kepribadian berasal dari kata personality yang diambil dari kata persona bahasa latin yang berarti kedok atau topeng. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak. 24 Pengertian ini mengandung arti bahwa kepribadian itu adalah keseluruhan hidup manusia lahir dan batin, yang merupakan corak wataknya dalam amal perbuatan atau tingkah laku sehari-hari. Sementara itu Drs. Ahmad D. Marimba memberikan batasan sebagai berikut: kepribadian lebih luas artinya, meliputi kualitas keseluruhan seseorang. Kualitas itu akan tampak dalam cara-caranya berbuat, cara-caranya berfikir, cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta kepercayaannya. 25 23 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,Yogyakarta: UII Press, 2001, cet. ke-2, h. 37. 24 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, cet.ke-11, h. 768. 25 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’rif, 1986 cet. ke-6, h. 67. Menurut Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa kepribadian adalah merupakan suatu kesatuan aspek-aspek jiwa dan badan yang menyebabkan adanya kesatuan dalam tingkah laku serta tindakan seseorang. 26 Kedua pengertian di atas yang dikatakan oleh Drs. Ahmad D. Marimba dan Drs. Singgih D. Gunarsa, lebih menekankan pengertian kepribadian tersebut kepada perilaku dan perbuatan seseorang. Sedangkan menurut Allport sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto, “Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system psychophysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar”. 27 Dari keempat definisi di atas, terlihat jelas bahwa kepribadian itu adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang, mempunyai sifat yang stabil di dalam nilai kebaikan pada diri seseorang yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tipe-Tipe Kepribadian Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun dalam beberapa hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu keluarga biasanya memiliki persamaan dalam kepribadiannya, demikian pula dengan orang yang satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam kepribadiannya. Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian atau 26 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia,1988, cet. ke-4, h. 71. 27 Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h. 94. penggolongan kepribadian manusia bermacam-macam tipe. Beberapa macam pembagiannya ialah: a. Menurut Galenus Galenus seorang dokter bangsa Romawi 129-199 M membagi temperamen manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia. Pembagian tersebut adalah: 1. Cholericus: Empedu kuning Chole yang paling berpengaruh. Orang ini besar dan kuat tubuhnya, penaik darah, sukar mengendalikan diri. 2. Sanguinicus: Darah Sanguis yang lebih besar pengaruhnya. Orang ini wajahnya selalu berseri-seri, periang, dan berjiwa kekanak- kanakan. 3. Flegmatiscus: Lendis Flegma yang paling berpengaruh. Orang ini pembawaannya tenang, pemalas, pesimis, dan wajahnya selalu pucat. 4. Melancholicus: Empedu hitam Melanchole yang lebih berpengaruh. Orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung dan mudah menaruh syak curiga. 28 b. Menurut Heymans Gerart Heymans, seorang professor bangsa Belanda 1857- 1930 membagi temperamen manusia berdasarkan pada tiga unsursifat penting yang dimiliki manusia yaitu: 28 Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke- 2, h. 124. Emosionalitas : Kepekaan perasaan Aktivitas : Kemampuan bertindak spontan Fungsi Sekunder : Kemampuan memproduksi tanggapan-tanggapan Heymans membagi tipe watak manusia berdasarkan kuat lemahnya ketiga unsur di atas dalam diri setiap orang, yaitu: 1. Gapasioneerden orang hebat: Orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat. Orang ini selalu bersikap keras, emosional, gila kuasa, egois, suka mengecam. Mereka ini adalah patriot yang baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, dan suka menolong orang yang lemah. 2. Cholerici orang garang: Orang yang aktif dan emosional, tetapi fungsi sekundernya lemah. Orang ini lincah, rajin bekerja, periang, pemberani, optimis, suka pada hal-hal yang factual. Mereka suka kemewahan, pemboros, sering bertindak ceroboh tanpa pikir panjang. 3. Sentimentil orang perayu: Orang yang tidak aktif, emosional, dan fungsi sekundernya kuat. Orang ini sering bersikap emosional, sering impulsive memperturutkan kata hati, pintar bicara sehingga mudah mempengaruhi orang lain, senang terhadap kehidupan alam, dan menjauhkan diri dari kebisingan dan keramaian. 4. Nervuezen orang penggugup: Orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah, tetapi emosionalnya kuat. Orang-orang tipe ini sifatnya emosional mudah naik darah tetapi cepat dingin suka memprotesmengecam orang lain, tidak sabar, tidak mau berfikir panjang, agresif, tetapi tidak dendam. 5. Flegmaciti orang tenang: Orang yang aktif dan fungsi sekunder yang kuat. Orang-orang tipe ini selalu bersikap tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur, tidak lekas putus asa, berbicara singkat tapi mantap. Mereka berpandangan luas, senang membaca dan memiliki ingatan yang baik. Orang ini rajin dan cekatan serta mampu berdiri sendiri tanpa memerlukan banyak bantuan orang lain. 6. Sanguinici orang kekanak-kanakkan: Orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat. Sifat-sifat tipe ini, antara lain sukar mengambil keputusan, kurang beraniragu-ragu bertindak, pemurung, pendiam, suka menyendiri, berpegang teguh pada pendiriannya, pendendam, tidak gila hormat dan kuasa. 7. Amorfen orang tak berbentuk: Orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi sekundernya lemah. Sifat-sifat tipe ini antara lain intelektualnya kurang, picik, tidak praktis, canggung, dan ingatannya buruk. Mereka perisau, peminum, pemboros, dan cenderung membiarkan dirinya dibimbing dan dikuasai orang lain. 29 29 Ibid., h. 125. 3. Pembentukan Kepribadian Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah inidigunakan sehari-hari. Khususnya menganai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam dua golongan: 30 a. Pengalaman yang umum Yaitu yang dialami tiap-tiap individu dalam kebudayan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan sesorang dan masyarakat. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan di mana orang itu hidup.hal ini disebabkan karena: 1 Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya orang tua, saudara, koran, dan lain-lain tidaklah sama pada setiap orang. 2 Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri. b. Pengalaman yang khusus. Yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peranan orang yang bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada setiap 30 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, h.84-86. individu dan individu itu pun merencanakan pengalamannya secara berbeda-beda pula sampai akhirnya terbentuklah dalam dirinya suatu struktur kepribadian yang tetap. Dalam pengertian kepribadian ada yang disebut ekspresi kepribadian. Kepribadian seseorang itu diekspresikan ke dalam beberapa karakteristik. Menurut Sarlito W. Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi beranggapan bahwa karakteristik yang terpenting untuk mengenali kepribadian adalah penampilan fisik, temperamen, kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai, sikap sosial, kecenderungan dalam motivasinya, cara-cara pembawaan diri, dan kecenderungan patologis.

C. Anak