dengan  bertambahnya  data,  maka  kesimpulan  itu  lebih  berkembang.  Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Pada
penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara terhadap  informan,  kemudian  untuk  lebih  menguji  kebenaran  dari  data
tersebut, maka data tersebut di verifikasi sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat dan interpretasi data yang jelas.
3.8 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data
Validity of data
Untuk  menjaga  keabsahan  data  dalam  penelitian  ini,  maka  peneliti menggunakan  beberapa  metode  triangulasi,  yaitu  teknik  yang  dilakukan  dengan
meminta  penjelasan  lebih  lanjut.  Menurut  Pawito  2007,  99-100  jenis  teknik triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode wawancara dan observasi. 2.
Triangulasi Antar Peneliti Jenis triangulasi antar peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih
dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Orang atau sumber yang  dari  penelitian  ini  yaitu  kepala  dan  staf  pengelola  koleksi  tercetak
Museum Karo yang berjumlah dua orang.
Universitas Sumatera Utara
3. Triangulasi Sumber Data
Menggunakan  berbagai  sumber  data  seperti  hasil  wawancara  dan  hasil observasi. Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan yakni pengelola
koleksi di Museum Pusaka Karo serta para pegawai fungsional di Museum tersebut  untuk  mendapatkan  data  yang  lebih  lengkap  disertai  oleh
observasi  dan  dokumentasi  yang  dilakukan  oleh  penulis  pada  Museum Pusaka Karo.
4. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai  teori  yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang  dikumpulkan  sudah  memasuki  syarat.  Pada  penelitian  ini,  berbagai
teori  telah  dijelaskan  pada  bab  II  untuk  dipergunakan  dan  menguji terkumpulnya  data  tersebut  serta  diperkuat  dengan  artikel,  jurnal,  dan
buku yang mengulas tentang preservasi dan konservasi koleksi tercetak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan  dalam  penelitian  ini  adalah  Kepala  dan  staf  Pengelola  Koleksi Tercetak di Museum Pusaka Karo. Adapun karakteristik dari para informan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 : Karakteristik Informan Informan  pertama  I
1
adalah  responden  yang  berhasil  diwawancarai  dengan perkenalan  pendekatan  terlebih  dahulu,  begitu  juga  dengan  responden  I
2
.  Kemudian diminta  waktu  dan  kesediaannya  untuk  diwawancarai,  dengan  menjelaskan  terlebih
dahulu  maksud  dan  tujuan  pada  penelitian  dan  yang  dilakukan  melalui  wawancara. Setelah perkenalan barulah dilakukan wawancara.
Wawancara  berlangsung  secara  informal,  dimana  wawancara  dilakukan dengan pedoman wawancara dan wawancara secara mendalam. Suasana dan kondisi
wawancara bersifat alamiah artinya apa adanya dan tidak dibuat-buat atau tidak diatur sedemikian  rupa  untuk  tujuan  tertentu.  Begitu  juga  dengan  bahasa  yang  digunakan
tidak formal informal. Wawancara dilakukan berulang jika peneliti merasa ada yang perlu  ditambahi  atau  kurang  jelas  dari  wawancara  sebelumnya.  Untuk  informan
Kode Status
I
1
Kepala Pengelola I
2
Staf
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya,  peneliti  terus  berusaha  untuk  mencari  keterangan  yang  lebih  jelas  dan lengkap.
4.2 Kategori