Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Preservasi Perawatan Koleksi Tercetak

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Preservasi dan Konservasi Koleksi Tercetak Buku di Museum Pusaka Karo”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana kegiatan preservasi dan konservasi yang dilakukan oleh Museum Pusaka Karo ? 2. Apa saja faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi tercetak pada Museum Pusaka Karo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan preservasi dan konservasi yang dilakukan oleh Museum Pusaka Karo. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan koleksi tercetak buku di Museum Pusaka Karo

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi: 1. Museum Pusaka Karo, penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam menetapkan kebijakan dalam proses preservasi dan konservasi koleksi tercetak buku yang dimiliki Museum Pusaka Karo. Universitas Sumatera Utara 2. Pengelola Museum Pusaka Karo, diharapkan dapat memberikan masukan mengenai cara melakukan preservasi dan konservasi koleksi tercetak buku. 3. Peneliti lanjutan, sebagai referensi dalam mengkaji koleksi tercetak buku pada topik yang sama, aspek yang berbeda. 4. Peneliti, penelitian menambah wawasan dan pengetahuan mengenai preservasi dan konservasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah: 1.Koleksi , 2. Perawatan, 3. Pelestarian Universitas Sumatera Utara 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Museum

Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional. Pengertian museum dalam Direktorat Museum 2008, 15 yaitu: Sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Definisi menurut ICOM International Council of Museum Organisasi Permuseuman Internasional dibawah UNESCO museum merupakan suatu badan yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Magetsari 2009, 8 berpendapat bahwa koleksi museum dipandang sebagai representasi dari identitas dan akar budaya, sehingga ahli museologi harus terlebih Universitas Sumatera Utara dahulu mengungkapkan identitas, akar budaya, dan makna koleksi. Pendapat lain dalam ICOM code ethics for museum juga menyatakan bahwa: museum collections reflect the cultural and natural heritage of the communities from which they have been derived. As such, they have a character beyond that of ordinary property, which may include strong affinities with national, regional, local, ethnic, religious or political identity. It is important therefore that museum policy is responsive to this situation ICOM, 2006: 9. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa museum merupakan cerminan budaya yang memiliki karakter dan kekhasan tersendiri, koleksi museum mencerminkan warisan budaya dan alam masyarakat dari mana mereka berasal, yang mungkin termasuk afinitas yang kuat dengan identitas nasional, regional, lokal, etnis, agama atau politik. Koleksi museum menurut ICOM juga harus merefleksikan warisan budaya dan alam suatu komunitas yang dilayaninya. Koleksi tersebut dapat memperkuat identitas nasional, regional, lokal, etnik, religi, dan politik. Ali Akbar 2010 memberikan definisi tentang museum yaitu tempat menyimpan koleksi baik alam maupun budaya dan aktivitas yang bertujuan untuk dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat umum, maka terkandung makna pemanfaatan museum dapat digunakan untuk aktivitas penelitian yang dilakukan di museum, baik terhadap koleksi benda museum, pengunjungnya, masyarakat di sekitar museum, maupun terhadap aktivitas pengelolaannya yang meliputi organisasi, kepemimpinan, sarana dan prasarana, pameran, dan lainnya. Lebih lanjut Ali Akbar menjelaskan bahwa museum dapat berupa ruangan, anjungan, keraton, istana, benteng, kompleks makam, rumah adat, rumah pribadi, tempat bersejarah, monument, laboratorium pusat atau unit atau tempat apapun sepanjang pengelola menyebutnya sebagai museum. Tempat-tempat tersebut dapat saja berbadan hukum ataupun tidak dan dapat saja dikelola oleh pemerintah, ataupun perusahaan, perorangan, organisasi resmi, perkumpulan mandiri, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara Pendapat tersebut jelas menyatakan bahwa museum suatu tempat dimana koleksi budaya milik manusia dari suatu masa dan wilayah disimpan, dipamerkan dan dirawat keberadaannya untuk berbagai kepentingan aktivitas masyarakat seperti pendidikan, rekreasi dan kesenangan semata, ditambahkan dengan aktivitas penelitian baik yang dilakukan oleh intern museum sendiri maupun masyakarat khususnya pengunjung yang datang untuk penelitian. Museum mempunyai peranan yang cukup penting dalam rangka kegiatan kerjasama kebudayaan. Untuk menangani berbagai hal mengenai museum, maka didirikanlah ICOM International Council Of Museum yang antara lain bertujuan: 1. Membantu museum-museum. 2. Menyelenggarakan kerjasama antar museum dan antar-anggota profesi permuseuman. 3. Mendorong pentingnya peranan museum dan profesi permuseuman dalam tiap paguyuban hidup dan memajukan pengetahuan dan saling pengertian antar bangsa yang makin luas. ICOM telah merumuskan definisi atau batasan museum sebagai suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Adapun batasan museum: 1. Museum merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan harus terbuka untuk umum. 2. Museum merupakan lembaga yang melayani masyarakat untük kepentingan perkembangannya. 3. Museum memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian tentang manusia dan lingkungannya. Universitas Sumatera Utara 4. Museum memelihara dan mengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung. 5. Kegiatan-kegiatan museum di belakang layar dan kegiatan yang kelihatan oleh umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan kesemuanya itu adalah untuk studi, pendidikan dan kesenangan.

2.1.1 Fungsi Museum

Fungsi museum dalam musyawarah umum ke-11 11th General Assembley International Council of Museum pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya. 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah. 3. Konservasi dan preservasi. 4. Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum. 5. Pengenalan dan penghayatan kesenian. 6. Pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa. 7. Visualisai warisan alam dan budaya. 8. Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia. 9. Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.2 Tugas Museum

Museum sebuah lembaga yang memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan . Adapun tugas yang dijalankan oleh sebuah museum, yakni: 1. Pengumpulan atau penggandaan Tidak semua benda dapat dimasukkan ke dalam koleksi museum, hanyalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu, yakni: a. Harus mempunyai nilai budaya, ilmiah dan nilai estetika. b. Harus dapat diidentifikasi mengenai wujud, asal, tipe, gaya dan sebagainya. c. Harus dapat dianggap sebagai dokumen. 2. Pemeliharaan Tugas pemeliharaan ada 2 aspek, yakni: Universitas Sumatera Utara a. Aspek Teknis Benda-benda materi koleksi harus dipelihara dan diawetkan serta dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan kerusakan. b. Aspek Administrasi Benda-benda materi koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang menjadikan benda-benda koleksi tersebut bersifat monumental. 3. Konservasi Merupakan usaha pemeliharaan, perawatan, perbaikan, pencegahan dan penjagaan benda-benda koleksi dari penyebab kerusakan. 4. Penelitian Bentuk penelitian ada 2 macam, yakni: a. Penelitian Intern Penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan museum yang bersangkutan. b. Penelitian Ekstern Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari luar, seperti mahasiswa, pelajar, umum dan laian-lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi, dan lain-lain. 5. Pendidikan Kegiatan disini lebih ditekankan pada pengenalan benda-benda materi koleksi yang dipamerkan: a. Pendidikan Formal Berupa seminar-seminar, diskusi, ceramah dan sebagainya. b. Pendidikan Non formal Berupa kegiatan pameran, pemutaran film, slide , dan lain-lain. 6. Rekreasi Sifat pameran yang mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati, yang merupakan kegiatan rekreasi segar, tidak diperlukan konsentrasi yang akan menimbulkan keletihan dan kebosanan.

2.2 Preservasi Perawatan Koleksi Tercetak

Museum tidak berhenti sekadar menjadi situs preservasi, tetapi harus menjadi pusat transformasi kebudayaan. Benda-benda di dalam museum terus-menerus harus dikaji sebagai artefak yang mengontekskan masa lalu dengan masa kini. Dalam Universitas Sumatera Utara konteks kebudayaan, Museum Zoologicum Bogoriense MZB merupakan tempat menyimpan informasi mengenai serangga bukan saja dari disiplin ilmu dasar biologi tetapi juga dari sudut pandang budaya melalui pemaknaan baru. Menurut Magetsari 2009: 8 koleksi diperlakukan sebagai representasi dari identitas, dari akar budaya atau mengandung makna-makna lain. Museum tidak hanya melestarikan kemudian memamerkan koleksinya, namun berubah menjadi bagaimana koleksi itu dapat bermakna bagi masyarakat, bagaimana koleksi itu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, bagaimana koleksi itu dapat memberi identitas masyarakat, dan bagaimana masyarakat dapat menemukan kembali akar budayanya. Jadi koleksi museum mengabadikan serta melestarikan sejarah yang terkandung di setiap unitnya yang harus dijaga dan dirawat agar tidak berkurang nilai estetika dan nilai historisnya. Menurut Darmono 2001: 71 preservasi mencakup unsur-unsur pengelolaan dan keuangan, termasuk cara menyimpan dan alat-alat bantunya, tingkat dan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang diterapkan untuk melestarikan bahan-bahan pustaka dan arsip serta informasi yang dikandungnya. Dari batasan tersebut kegiatan preservasi mencakup kegiatan yang lebih luas termasuk aspek keputusan dan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tertentu yang berkaitan dengan pelestarian. Preservasi merupakan bagian dari konservasi, preservasi merupakan perawatan yang dilakukan terhadap setiap koleksi tercetak buku yang berkelanjutan sehingga koleksi tercetak buku terpelihara konservasi. Sedangkan preservasi menurut IFLA International Federation of Library Association mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka,keuangan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanannya. Jadi preservasi dilakukan agar Universitas Sumatera Utara koleksi tercetak buku tidak mengalami kerusakan, mengingat bahan pustaka yang harganya mahal agar dapat digunakan lebih lama dan menjangkau lebih banyak pembaca bahan pustaka. Jadi yang dimaksud dengan preservasi dari beberapa uraian diatas yaitu kegiatan ataupun tindakan-tindakan yang dilakukan untuk merawat buku-buku agar tidak mengalami kerusakan serta mencegah kerusakan dengan alat bantu, teknik serta metode sehingga buku dapat digunakan untuk waktu yang lebih lama. Indikator dari preservasi yaitu perawatan yang dilakukan terhadap koleksi tercetak.

2.3 Konservasi PelestarianPemeliharaan Koleksi Tercetak