Fungsi Preservasi dan Konservasi Koleksi Tercetak Buku

pengawetan Balai Pustaka, 2000:589. Sedangkan menurut Darmono 2001:71 konservasi merupakan kebijaksanaan dan cara tertentu yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dan arsip dari kerusakan dan kehancuran, termasuk metode dan teknik yang diterapkan oleh petugas teknis. Menurut Adishakti 2007 istilah ini biasanya digunakan para arsitek mengacu pada piagam dari International Council of Monuments and Site ICOMOS tahun 1981, piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter. Dalam Burra Charter konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang dirumuskan pada Piagam tersebut, yaitu konsep proses pengolahan suatu tempat atau ruang ataupun obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Jadi yang dimaksud dengan konservasi pelestarianpemeliharaan dari uraian diatas yaitu pelestarian yang didapatkan dari proses perawatan koleksi sehingga koleksi terhindar kerusakan dan kehancuran sehingga nilai informasi didalamnya terlindungi. Indikator dari konservasi yaitu pelestarianpemeliharaan yang dilakukan terhadap koleksi tercetak.

2.4 Fungsi Preservasi dan Konservasi Koleksi Tercetak Buku

Tugas pemeliharaan, perawatan, dan pelestarian koleksi tercetak buku bukanlah tugas yang mudah. Sejak zaman dahulu pusat informasi seperti perpustakaan lembaga informasi dan museum telah berusaha untuk mencegah dan mengatasi kerusakan koleksi tercetak buku yang disebabkan oleh faktor alam, serangga, dan manusia. Universitas Sumatera Utara Manusia sebagai pemustaka juga turut andil sebagai faktor perusak koleksi tercetak buku, maka perlu perhatian khusus bagi pengelola agar pemustaka tidak lagi menjadi perusak koleksi tercetak buku dan harus diberdayakan sebagai pihak yang ikut serta dalam pemeliharaan koleksi tercetak buku. Menurut Martoatmodjo kegiatan pemeliharaan bahan pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain: 1. Fungsi Melindungi Bahan pustaka dilindungi dari serangga dan binatang kecil tidak akan dmenyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara di perpustakaan akan mudah dikontrol. 2. Fungsi Pengawetan Dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat menggunakan bahan pustaka tersebut. 3. Fungsi Kesehatan Dengan pelestarian yang baik dan bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan. 4. Fungsi Pendidikan Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman kedalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan. Mendidik pemakai serta pustakawan untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan. 5. Fungsi Kesabaran Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 6. Fungsi Sosial Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka. 7. Fungsi Ekonomi Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka. 8. Fungsi Keindahan Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan tampak menjadi makin indah, sehinggan menambah daya tarik kepada pembacanya.

2.5 Tujuan Preservasi dan Konservasi Koleksi Tercetak Buku