selanjutnya,  peneliti  terus  berusaha  untuk  mencari  keterangan  yang  lebih  jelas  dan lengkap.
4.2 Kategori
Setelah  melakukan  wawancara  peneliti  menyusun  kerangka  awal  analisis sebagai  acuan  dan  pedoman  dalam  melakukan  coding,  memilih  data  yang  relevan
dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori sebagai berikut:
4.2.1  Kondisi Koleksi Tercetak Buku
Untuk  mengetahui  kondisi  koleksi  tercetak  buku  maka  peneliti mewawancarai  informan  I
1
dan  I
2
.  Berikut  adalah  petikan  wawancara  mengenai kondisi koleksi tercetak buku:
Pertanyaan: bagaimana kondisi tercetak buku di Museum Pusaka Karo? “kondisi  koleksi  tercetak  atau  buku
-buku  yang  ada  di  ruang  baca sebagian  ada  yang  mengalami  kerusakan,  mulai  dari  kerusakan  ringan
seperti  adanya  coretan  di  halaman-halaman  buku  sampai  kerusakan  yang berat seperti tulang buku yang sudah rusak dan lem di punggung buku sudah
terkelupas sehingga sulit untuk membacanya serta beberapa buku yang tidak memiliki sampul, disamping itu sebagian buku masih dalam keadaan baik dan
layak baca” “kondisi  koleksi  tercetak  dalam  hal  pengklasifikasiannya  masih
sangat sederhana, kami  belum dapat membuat nomor kelas seperti yang  ada di perpustakaan yang menggunakan standar yang telah ada, jadi kami susun
di rak menurut subjeknya saja”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  kondisi  koleksi tercetak sebagian mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat kerusakan mulai dari
kerusakan ringan sampai kerusakan berat dan sebagian lagi masih dalam kondisi baik, belum mengalami kerusakan.
4.2.2  Preservasi dan Konservasi
Preservasi  dan  konservasi  terhadap  koleksi  tercetak  buku  yang  dilakukan oleh  pengelola  koleksi  tercetak  di  Museum  Pusaka  karo  dapat  dikutip  melalui  hasil
wawancara dengan informan I
1
dan I
2
sebagai berikut: Pertanyaan:  Bagaimana  kegiatan  preservasi  dan  konservasi  koleksi  tercetak
buku? “preservasi  ataupun  perawatan  yang  kami  lakukan  untuk  menjaga  kondisi
fisik  buku-buku  yaitu  dengan  menjaga  kebersihan  ruangan  dan  menegaskan
kepada pengunjung agar bekerjasama dalam perawatan koleksi tercetak” “perawatan  atau  preservasi  dan  pemeliharaan  atau  konservasi  yang  kami
lakukan  untuk  menjaga  kondisi  fisik  buku  serta  infomasi  yang  terkandung  di dalamnya  masih  sangat  sederhana  hanya  menaruh  kapur  barus  untuk
mencegah kerusakan buku-buku, karena belum mengetahui berbagai tindakan
yang lebih intens mengenai hal tersebut terhadap koleksi tercetak” Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  dikatakan  bahwa  preservasi  dan
konservasi  terhadap  koleksi  tercetak  buku  masih  sangat  sederhana  yaitu menghimbau  pengunjung  agar  turut  menjaga  kondisi  fisik  buku  serta  menaburkan
kapur  barus  di  rak  penyimpanan  buku  agar  tidak  dimakan  rayap  serta  pihak  terkait
Universitas Sumatera Utara
belum mengetahui beberapa tindakan preventif dan kuratif lainnya dalam preservasi dan konservasi koleksi tercetak.
4.2.3  Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Koleksi Tercetak buku